Senin, 14 Mei 2012

Rela Menderita Demi Selembar Uang


Dibalik perilaku manusia, pasti ada niat baik.
NLP Presupositon

Lagi-lagi, pada catatan kali ini, saya akan bercerita kepada Anda—hikmah kehidupan yang saya peroleh dari film Doraemon. Si kucing ajaib yang menetap di rumah Nobita. Bergosib tentang nobita, seorang teman saya menggambarkan contoh kisah cinta sejati dalam semesta ini. Seperti cinta Nobita dengan Sizuka. Cintanya tidak pernah jelas hingga puluhan tahun lamanya.

Ampo kebajikan

Ceritanya, pada minggu pagi, selepas berolah raga. Saya duduk di ruang tamu menyaksikan film yang belum pernah tamat kisahnya ini. Hari itu, bertepatan dengan tahun baru. Sehingga, pihak program director stasiun TV bermukim di Kebon Jeruk ini, memutarkan tema ”kantong kebajikan dan penderitaan” dari serial doraemon.

Secene ini mengisahkan budaya bagi-bagi Ampou di tahun baru. Sebagaimana biasa, Nobita adalah sosok tokoh bermental mau kaya tanpa usaha. Kalau orang Aceh bilang ”Kuah belemak, U bek bekah”. Bahasa indonesianya, mau memasak sayur menggunakan santan, tetapi enggan ada kelapa yang pecah. Kalau sekarang jaman serba instan, kelapanya telah tergantikan dengan kara. 

Saat itu, Doraemon mengeluarkan ampau berwarna merah dari kantong ajaibnya. Ampau tersebut seukuran amplop kecil berwarna merah. Kemudian Doraemon mengatakan kepada Nobita. ”Apabila si pemilik ini melakukan kebajikan—berbuat baik—maka ampau ini akan terisi uang dengan sendirinya”. Jelas nobita dengan nada suara agak mendengung.

Mendengar pejelasan Doraemon seperti itu, Nobita langsung merebut ampau dari tangan Doraemon. Dan mulailah dia melakukan misinya. Setiap bertemu dengan orang di jalan dia langsung menyapa dengan wajah cerianya. Bila ada orang sedang memperbaiki mobil di jalan, maka dia langsung menawarkan dirinya membantu mendorong. Di pasar ada ibu-ibu menyebrang jalan, dia segera membantu menyebrangi jalan. 

Selesai melaksanakan misinya, dia pulang kembali ke rumah. Setelah masuk kamar, kemudian dia membuka ampaunya. Benar saja, ampau dari Doraemon yang dia bawa-bawa selama membantu orang, telah terisi sejumlah uang. Lalu, dia menceritakan kepada doraemon. Namun, Nobita merasa, uang tersebut terlalu sedikit dibandingkan dengan usaha yang dia keluarkan. ”Tapi Doraemon, mengapa uangnya sangat sedikit ya?”. Sanggah Nobita kepada temannya itu.

Semakin menderita semakin bertambah

Selanjutnya Sang pengeluar ampau menyampaikan kepada Nobita ”Nobita, ampau ini bila si pemegang melakukan kebajikan, maka dia terisi uang seperti yang kamu dapatkan sekarang. Akan tetapi, jika sebaliknya. Si pemegang mengalami penderitaan, maka uangnya akan bertambah 5 kali lipat”. Mendengar penjelasan Doraemon, Nobitanya matanya berbinar-binar.

Sambil tersenyum-senyum sendiri dia berbicara kepada dirinya sendiri ”Hemmm asyik, besok aku bisa mendapatkan uang banyak”. Lalu terbayang olehnya cara-cara termudah mendapatkan penderitaan. Dari kepalanya muncul kotak seperti awan berisi gambar dia sedang dihajar oleh Giant. Dan Nobitapun menyusun strategi supaya Giant marah. Lalu memukulnya.

Keesokan harinya, Nobita bergegas berangkat ke lapangan tempat dia bermain bersama Giant. Di sana rupanya Giant sedang asyik bermain dengan Suneo. Nobita melihat mereka sedang gembira bermain. Karakter usil, spontan menjelma dalam dirinya. Di tengah-tengah asyiknya bermain, Giant dan Suneo mendapat gangguan dari Nobita. Hingga Giant mengingatkan Nobita ”Hei Nobita, kamu jangan main-main ya, awas kamu ya, sekali lagi mengganggu kami main, akan aku pukul kamu”. Pesan Giant dengan wajahnya mulai memerah.

Nobita dengan tersenyum membalas ”Coba saja Giant kalau kamu berani memukul aku. Kamu ini bisanya kan, cuma mengertak doang”. Langsung saja Giant marah dan menyerbu nobita. Terjadilah pemukulan di sana. Dan setelah berapa lama, Giant meninggalkan Nobita dengan tanda # di wajahnya dan lidahnya terjulur keluar. 

Sambil merangkak pulang, Nobita berharap, uangnya dalam ampau bertambah 5 kali lipat. Setibanya di rumah, dia dibantu oleh Doraemon untuk mengobati tubuhnya efek dari penderitaan yang dia peroleh dari perlakuan Giant.

Perilaku manusia

Saya tertawa sendiri menyaksikan film kartun yang satu ini. Memang saya menyadari itu hanyalah hayalan sang penulis komik yang kemudian oleh para animator membuatnya dalam bentuk animasi. Sehingga tervisualkan seperti film sekarang ini. Akan tetapi, setelah tontonan ini selesai, pikiran saya terbawa kepada kisah-kisah orang yang datang ke klinik untuk saya terapi. 

Saya pernah menangani sebuah kasus, di mana menurut saya, sang klien memang memelihara permasalahannya tersebut. Para praktisi perilaku manusia memaklumi hal ini, karena si klien memperoleh keuntungan lain dari permasalahannya. Makanya dia tetap mempertahankan masalah tersebut.

Contoh perilaku ini pada anak-anak adalah sang anak senang bila sakit. Karena hanya saat sakit dia bisa memperoleh keinginannya. Atau, orang tua akan menuruti kemauan sang anak, ketika anaknya sedang sakit. Nah, bila pada orang dewasa, rela berputar-putar dalam masalahnya, karena  dengan demikian, dia akan meraih perhatian dari orang-orang sekitarnya.

Perumpaan lainnya adalah persis seperti kisah Nobita. Dia mengikhlaskan dirinya mengalami penderitaan akibat penyiksaan Giant terhadap dirinya, demi sejumlah uang yang akan bertambah dalam apaunya akibat pemukulan tersebut.

Nah, pertanyaan saya sekarang, apakah ada perilaku Anda saat ini seperti Nobita? Bila ada saran saya segeralah mengubahnya. Karena ada caralain yang bisa Anda tempuh, tanpa harus menderita, tapi manfaatnya tetap Anda peroleh. 

Ciganjur, Selasa, 17 April 2012 
Mari bersilaturahim, follow @mind_therapist I 270fe9b7
Bagikan