Dibalik
perilaku manusia, pasti ada niat baik.
NLP
Presupositon
Lagi-lagi, pada catatan kali ini, saya akan bercerita
kepada Anda—hikmah kehidupan yang saya peroleh dari film Doraemon. Si kucing
ajaib yang menetap di rumah Nobita. Bergosib tentang nobita, seorang teman saya
menggambarkan contoh kisah cinta sejati dalam semesta ini. Seperti cinta Nobita
dengan Sizuka. Cintanya tidak pernah jelas hingga puluhan tahun lamanya.
Ampo kebajikan
Ceritanya, pada minggu pagi, selepas berolah raga. Saya
duduk di ruang tamu menyaksikan film yang belum pernah tamat kisahnya ini. Hari
itu, bertepatan dengan tahun baru. Sehingga, pihak program director stasiun TV
bermukim di Kebon Jeruk ini, memutarkan tema ”kantong kebajikan dan penderitaan” dari serial doraemon.
Secene ini mengisahkan budaya bagi-bagi Ampou di tahun
baru. Sebagaimana biasa, Nobita adalah sosok tokoh bermental mau kaya tanpa
usaha. Kalau orang Aceh bilang ”Kuah
belemak, U bek bekah”. Bahasa indonesianya, mau memasak sayur menggunakan
santan, tetapi enggan ada kelapa yang pecah. Kalau sekarang jaman serba instan,
kelapanya telah tergantikan dengan kara.
Saat itu, Doraemon mengeluarkan ampau berwarna merah dari
kantong ajaibnya. Ampau tersebut seukuran amplop kecil berwarna merah. Kemudian
Doraemon mengatakan kepada Nobita. ”Apabila
si pemilik ini melakukan kebajikan—berbuat baik—maka ampau ini akan terisi uang
dengan sendirinya”. Jelas nobita dengan nada suara agak mendengung.
Mendengar pejelasan Doraemon seperti itu, Nobita langsung
merebut ampau dari tangan Doraemon. Dan mulailah dia melakukan misinya. Setiap
bertemu dengan orang di jalan dia langsung menyapa dengan wajah cerianya. Bila
ada orang sedang memperbaiki mobil di jalan, maka dia langsung menawarkan
dirinya membantu mendorong. Di pasar ada ibu-ibu menyebrang jalan, dia segera
membantu menyebrangi jalan.
Selesai melaksanakan misinya, dia pulang kembali ke
rumah. Setelah masuk kamar, kemudian dia membuka ampaunya. Benar saja, ampau
dari Doraemon yang dia bawa-bawa selama membantu orang, telah terisi sejumlah
uang. Lalu, dia menceritakan kepada doraemon. Namun, Nobita merasa, uang
tersebut terlalu sedikit dibandingkan dengan usaha yang dia keluarkan. ”Tapi Doraemon, mengapa uangnya sangat
sedikit ya?”. Sanggah Nobita kepada temannya itu.
Semakin menderita semakin bertambah
Selanjutnya Sang pengeluar ampau menyampaikan kepada
Nobita ”Nobita, ampau ini bila si
pemegang melakukan kebajikan, maka dia terisi uang seperti yang kamu dapatkan
sekarang. Akan tetapi, jika sebaliknya. Si pemegang mengalami penderitaan, maka
uangnya akan bertambah 5 kali lipat”. Mendengar penjelasan Doraemon,
Nobitanya matanya berbinar-binar.
Sambil tersenyum-senyum sendiri dia berbicara kepada
dirinya sendiri ”Hemmm asyik, besok aku
bisa mendapatkan uang banyak”. Lalu terbayang olehnya cara-cara termudah
mendapatkan penderitaan. Dari kepalanya muncul kotak seperti awan berisi gambar
dia sedang dihajar oleh Giant. Dan Nobitapun menyusun strategi supaya Giant
marah. Lalu memukulnya.
Keesokan harinya, Nobita bergegas berangkat ke lapangan
tempat dia bermain bersama Giant. Di sana rupanya Giant sedang asyik bermain
dengan Suneo. Nobita melihat mereka sedang gembira bermain. Karakter usil,
spontan menjelma dalam dirinya. Di tengah-tengah asyiknya bermain, Giant dan
Suneo mendapat gangguan dari Nobita. Hingga Giant mengingatkan Nobita ”Hei Nobita, kamu jangan main-main ya, awas
kamu ya, sekali lagi mengganggu kami main, akan aku pukul kamu”. Pesan
Giant dengan wajahnya mulai memerah.
Nobita dengan tersenyum membalas ”Coba saja Giant kalau kamu berani memukul aku. Kamu ini bisanya kan,
cuma mengertak doang”. Langsung saja Giant marah dan menyerbu nobita.
Terjadilah pemukulan di sana. Dan setelah berapa lama, Giant meninggalkan
Nobita dengan tanda # di wajahnya dan lidahnya terjulur keluar.
Sambil merangkak pulang, Nobita berharap, uangnya dalam
ampau bertambah 5 kali lipat. Setibanya di rumah, dia dibantu oleh Doraemon
untuk mengobati tubuhnya efek dari penderitaan yang dia peroleh dari perlakuan
Giant.
Perilaku manusia
Saya tertawa sendiri menyaksikan film kartun yang satu
ini. Memang saya menyadari itu hanyalah hayalan sang penulis komik yang
kemudian oleh para animator membuatnya dalam bentuk animasi. Sehingga
tervisualkan seperti film sekarang ini. Akan tetapi, setelah tontonan ini
selesai, pikiran saya terbawa kepada kisah-kisah orang yang datang ke klinik
untuk saya terapi.
Saya pernah menangani sebuah kasus, di mana menurut saya,
sang klien memang memelihara permasalahannya tersebut. Para praktisi perilaku
manusia memaklumi hal ini, karena si klien memperoleh keuntungan lain dari
permasalahannya. Makanya dia tetap mempertahankan masalah tersebut.
Contoh perilaku ini pada anak-anak adalah sang anak
senang bila sakit. Karena hanya saat sakit dia bisa memperoleh keinginannya.
Atau, orang tua akan menuruti kemauan sang anak, ketika anaknya sedang sakit.
Nah, bila pada orang dewasa, rela berputar-putar dalam masalahnya, karena dengan demikian, dia akan meraih perhatian
dari orang-orang sekitarnya.
Perumpaan lainnya adalah persis seperti kisah Nobita. Dia
mengikhlaskan dirinya mengalami penderitaan akibat penyiksaan Giant terhadap
dirinya, demi sejumlah uang yang akan bertambah dalam apaunya akibat pemukulan
tersebut.
Nah, pertanyaan saya sekarang, apakah ada perilaku Anda saat
ini seperti Nobita? Bila ada saran saya segeralah mengubahnya. Karena ada
caralain yang bisa Anda tempuh, tanpa harus menderita, tapi manfaatnya tetap
Anda peroleh.
Ciganjur, Selasa, 17 April 2012
Mari bersilaturahim, follow @mind_therapist I 270fe9b7
Bagikan