Kamis, 31 Mei 2012

Secangkir Kopi Bersama Robin Sharma


Inspirasi bisa mendatangi saya dari berbagai pintu. Di antaranya lewat buku yang saya baca.

#NasehatDiri

Inspirasi The Greates Guide

Siapakah orang yang menemani Anda setiap minum kopi pagi? 

Beberapa hari ini, Robin Sharma berkenan meluangkan waktunya untuk menikmati secangkir White Coffee bersama saya. Oh ya, ngomong-ngomong, apakah Anda mengenal siapa Robin sharma?

Robin Sharma adalah CEO Sharma Leadership International. Perusahaan jasa yang melayani pelatihan dan Coaching. Perusahaan ini membantu organisasi untuk mengembangkan para pegawainya, supaya menemukan pontensi terbesar dalam diri mereka. 

Sehingga, saat mereka menjadi pemimpin, mereka menjadi pemimpin yang berpengaruh untuk teamnya. Robin telah menulis 8 buku. Dan dua bukunya yang fenomenal “The Monk Who Sell His Ferari” dan “The Greatest Guide”.

Secangkir kopi bersama Gandhi

Buku The Greatest Guide—penerbit BIP telah menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia—berisi tentang 101 ide bisnis dan kehidupan penuh bermakna. Nah, catatan saya sekarang, idenya, erat kaitan dengan isi buku The Greatest Guide. Karena—tema catatan saya kali ini—menyadur judul artikel pada buku tersebut. Secangkir kopi bersama Gandhi.

Robin mengatakan kepada saya—bahwa pertemanan—dengan siapa kita berkawan? Sangat mempengaruhi pola pikir dan perilaku kita. Oleh sebab itu, cara mengisi pemikiran cemerlang adalah, sering-sering duduk bareng, sambil menikmati kopi bersama orang-orang bijaksana. 

Namun, terkadang kita mempunyai kendala waktu untuk bertemu dengan orang-orang yang kita idolakan. Apalagi beberapa di antara mereka telah berpindah tempat tinggal (baca; meninggal). Terus, bagaimana cara bisa bercengkrama dengan mereka? Solusinya adalah, mengoleksi kumpulan catatan tangan mereka. Pastikan rak buku pustaka pribadi kita, terisi buku tentang mereka.

Cukup sejam sehari

Sementara itu, Robin menceritakan. Setiap hari dia meluangkan waktu satu jam untuk membaca buku. Satu jam waktu untuk berpikir. Sementara menulis, kapanpun ide datang, maka dia segera mengikatnya. Isi buku The Greatest Guide adalah kumpulan ide-ide muncul bukan hanya saat dia merenung. 

Akan tetapi, terkadang, saat makan bersama keluarga. Mengantar anaknya ke tempat olah raga. Bahkan, terkadang ketika mengguyur air ke seluruh tubuh (baca; mandi).

Kembali dengan cara mengisi pikiran hebat. Robin memberi contoh, bagaimana dia menghabiskan waktu bersama Gandhi setiap minum kopi pagi? Terkadang dia mengundang Wiliam Shakpeare. Dan tokoh-tokoh luar biasa lainnya—menurutnya orang-orang yang patut kita ikuti sejarah hidup mereka.

Siapa teman ngopi pagi Anda?

Nah, sidang pembaca. Bagaimana kalau sekarang kita luangkan waktu sejenak. Setiap hari, sedikitnya 30 menit bercengkrama dengan para tokoh-tokoh idola kita masing-masing. Kedengarannya, menyenangkan bukan? Apalagi Anda sudah mengetahui sekarang, bagaimana menghadirkan mereka ke tempat Anda? Seperti saya mengajak Robin Sharma untuk menemani saya minum kopi pagi ini.

Jawab pertanyaan saya ini ya. Siapa tamu Anda besok pagi?

Ciganjur, Senin, 7 Mei 2012
Bagikan

Rabu, 30 Mei 2012

Liputan Workshop Shortcut To English Mestery


Menyambung silaturahim

Hari minggu yang lalu. Shahabat saya Suryanto HR, mengajak saya untuk bertemu. Dia seorang pengajar dan pengkonsep belajar bahasa ingris ala otak kanan.  di kantornya, pada hari senin jam 13.00 siang. Beralamat di jalan dr. Saharjo. Persis di depan hotel Haris. Dengan tujuan menyambung silaturahim

Namun sayang, keesokan harinya. Kota Jakarta mendapat berkah dari sang ilahi. Berupa siraman hujan sang semesta. Dari semenjak pagi hari pukul 07.00, hingga 11.00. Hujannya pertama-tama agak deras. Lama kelamaan menetes perlahan-lahan. Seperti, keran yang tidak tertutup rapat. Tik..tik..tik…

Biasanya, Bila sempat hujan mengguyur lebih dari dua jam tanpa henti. Maka, di beberapa titik Jakarta, terjadi kolam renang tak beraturan. Kolam renangnya seukuran kolam khusus untuk anak-anak. Di mana, tinggi airnya sekitar 60 cm sampai 100 cm. Sehingga, yang terjadi, pengendara motor harus mendorong kuda besinya.

Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mengatur ulang pertemuan. Sungguh, rekreasi yang tak menyenangkan, menyaksikan kemacetan karena hujan, di kota pemerintahan Fauzi Bowo.

 Reschedule

Lalu, saya mengirim pesan lewat blackberry mesenger ke kontak shahabat saya, Suryanto. “Bro, bagaimana kalau pertemuan, kita undur di lain hari? Sebab di tempat ane hujan dari tadi. Biasanya, kalau hujan begini macet di mana-mana. Bahkan ada jalan yang bakalan tergenang air”. Saya menulis di kolom chating BB.

Tak lama satu menit kemudian, saya mendapat balasan “Oke Bro. Tempat ane (tanggerang) juga hujan dari tadi nih. Bagaimana kalau rabu siang saja—setelah antum pulang dari Bandung, bisakan?”.

Akhirnya, rencana silaturahim melompat ke hari rabu. Alasannya, karena hari selasa, saya berangkat ke Bandung. Typss cabang Bandung, mengundang saya untuk menjadi pembicara sesi praktek mengatasi cemas di sana. 

Rabu siang, saya berangkat ke kantor shahabat saya di Tebet. Saya tiba di sana sekitar jam 12.30. Di sana saya tidak hanya bertemu dengannya. Tetapi, teman saya ini, juga mengenalkanku dengan pemilik usaha—program pelatihan bahasa ingris. Namanya bapak Ridwan. Kami mengobrol ke sana kemari, hingga kepada sebuah kesepakatan bisnis.

Berkah Silaturahim 

Intinya, pak Ridwan dan Suryanto, mengajak saya untuk bersinergi pada program pelatihan bahasa ingris mereka. Saya mengisi khusus sesi mengatasi rasa cemas melakukan kesalahan saat berbicara (conversation) bahasa ingris. 

Sebab, selama ini, para peserta masih takut untuk berbicara. Meskipun sudah mendapat pembekalan tehnik menguasai pembelajaran bahasa ingris ala otak kanan. (Inilah berkah silaturahim).

Saya langsung mengiyakan. Karena, itu sesuai dengan kompetensi keahlianku. Yaitu mengubah paradigma. Mengganti pola pikir—dari tidak memberdayakan, seperti “takut ditertawakan”—menjadi penuh berdaya. Seperti, “para pendengar mempunyai hak untuk menyikapi setiap perilaku saya”. Dan caranya, seperti biasa. Saya mengajar tehnik terapi sederhana, yang siapapun pasti bisa melakukannya.

 Workshop STEM

Tepatnya kemarin dan hari ini, sabtu-minggu, 12-13 Mei 2012. Pelatihan STEM, belajar bahasa ingris menggunakan otak kanan, angkatan ke 22 berlangsung di gedung Bulog, kuningan timur. Jadwal saya mengisi mental block di hari terakhir. Mulai jam 13.00-17.00 wib. 

Pertama-tama saya mengajar untuk berpikir ulang kembali, apakah bahasa ingris penting bagi peserta? Karena, dengan menyadari hubungan bahasa secara personal dengan diri, maka hal itu akan menciptakan dorongan motivasi luar biasa. Menjadi triger internal motivation. Saya menggunakan cara menggali core value, yang saya pelajari dan ajarkan dalam materi NLP. 

Setelah itu, berlanjut ke pokok penghambat peserta payah mempraktekkan english (takut untuk berbicara menggunakan bahasa ingris). Lalu, saya menjelaskan cara kerja pikiran dan esensi takut itu sendiri. Kemudian, saya mengajak seorang peserta maju ke depan—sebagai contoh praktek mengubah paradigma berpikir. Hasilnya lumayan memuaskan--yang tadinya merasa takut ditertawakan--namun, selesai terapi, memutuskan untuk praktek, apapun peristiwa yang akan dia alami.

Syukur kepada ilahi. Pelatihan selama 2 hari itu, sangat bermanfaat bagi peserta. Mereka menyatakan puas di lembaran testimoninya. Bahkan, ada yang meminta agar dibuatkan program lanjutan. Kalau bisa kursus berkelanjutan. Dan jika Anda berminat mengikuti kursus ini bisa menghubungi 021-70708099.

Ciganjur, Minggu, 13 Mei 2012
Bagikan