Jumat, 04 Mei 2012

Kreatifitas Senilai Rp.7000,-


Apapun aktifitasnya, kreatif itu mutlak terjadi.
#NasehatDiri

Izinkan saya bertanya kepada Anda.Selama Anda pernah menggunakan jasa kamar mandi kecil (toilet umum), berapakah jumlah tertinggi angka rupiah yang ditarifkan oleh petugas? Biasanya, di beberapa tempat umum, paling mahal untuk membuang air seni—Rp.1000,-. Akan tetapi, saya pernah mengeluarkan uang Rp.7000,- supaya bisa melepaskan sesuatu yang tak mampu saya tahan pada diri saya. Mengapa bisa sebesar itu?

Training Man Jadda wajada

Ceritanya, pada hari sabtu 14 april 2012, saya ada jadwal mengisi training motivasi—persiapan UN untuk para siswa dan siswi kelas 12—International Islamic Boarding School of Republic Indonesia, Cikarang. Ibu Julita wakil kepala sekolah IIBS, semenjak sebulan yang lalu (maret). Beliau telah mengirim surat permohonan kesediaan menjadi pembicara ke saya. Dalam rangka motivasi dan doa bersama menjelang UN. Dan saya membuat agenda di kalender blackberry.

Ini merupakan kesempatan kedua bagi saya, berbagi cerita dengan para santri di sana. Tahun kemarin, saya juga menjadi pembicara pada acara yang sama. Nah, saat janjian dengan Ust Ali (person in charge acara)—saya memohon agar bisa dijemput—seperti tahun kemarin. Karena, saya lupa lokasi sekolah dan cara menuju ke sana. Syukur beliau mengiyakan untuk mengusahakan jemputan.

Tepat 2 hari sebelum acara, Ust Ali memastikan kembali kepada saya mengenai kebutuhan perlengkapan training. Dan, di mana saya mau dijemput. “Pak Rahmad, Alhamdulillah mobil dan sopir ada, mau dijemput di mana besok sabtu?” sms ust Ali masuk ke HP saya. Langsung saya menekan menu-pilihan-jawab pada HP Nexian telah menemani selama 3 tahun. Kemudian saya mengetik “Mohon menjemput di Bekasi Barat saja, jam 07.30”.

Sebagaimana biasa, bila perjalanan jauh ke tempat pelatihan dari area tempat saya tinggal, maka saya berangkat dari rumah jam 5.30 pagi. Tujuan ke Bekasi Barat lumayan mudah aksesnya dari pasar rebo. Dan itu tidak terlalu jauh dari rumah saya menetap di Ciganjur. Seandainyapun lama, itu lantaran faktor kemacetan. 

Toilet dalam toko

Dari pasar rebo, saya  melanjutkan Bekasi Barat, dan tiba di sana jam 07.13 wib. Saya turun di depan Mall, tepat di lampu merah setelah keluar pintu tol. Pertama saya berniat menunggu di sekitar itu saja, namun apa hendak dikata. Ada yang tak mampu saya bendung—dan mengharuskan saya menunaikannya (kebelet pipis).

Dari situ saya melihat, ada pom bensin sebelah Mall Mega Bekasi. Tanpa menungu lama, saya memutuskan menganyunkan langkah kaki saya, mencari bilik inspirasi—kata orang melayu. Pom bensin yang saya tuju bukanlah berlogo pertamina. Akan tetapi, merek ternama dari Eropa. 

Pas menuju pom bensin tersebut, saya bertanya kepada petugas pengisian bensin “Mas kamar kecil ada di mana ya?” tanya saya dengan menahan hasrat terdalam. “Ooo, ada di dalam toko pak, silahkan masuk saja”. Pertama-tama, saya agak ragu, masa iya pom bensin menyediakan toilet di dalam, bukannya di luar sebagaimana lazimnya. 

Karena sudah tidak mampu lagi saya menahan, maka saya masuk dengan mendorong pintu toko yang ditunjuk. Secara spontan kedatangan saya disambut oleh kasir “Selamat datang ada yang bisa di bantu?”. Dari pintu masuk, saya bisa melihat di samping tempat kasir berdiri, ada pintu berwarna cokelat. Di sana tertulis “toilet”.

Sebenarnya, saya mau menjawab “Toiletnya ada di mana mbak?” akan tetapi, perasaan gak enakan menyelimuti diri saya. Sebab keberadaan kamar kecil tersebut sangat privasi. Saya merasa tidak elok masuk ke sana, hanya untuk melepaskan hajat saya. Tak ubahnya, saya masuk ke rumah orang, lalu minta permisi ke kamar mandi.

Biar terkesan saya pelanggan dan pantas menggunakan toilet, maka saya mencari-cari, apa yang harus saya beli, dan saya pantas memanfaatkan kamar mandi. Setelah saya melihat-lihat makanan dan minuman yang dijual di sana. Maka saya memutuskan memesan mochacino dan minum dalam toko tersebut. Sehingga saya ada alasan untuk mencapai tujuan saya. “Mbak, saya pensan kopi mochacino saja ya”. Lalu datang petugas menyiapkan pesanan saya.

Kecing Rp.7000,-

Sambil menunggu itulah, saya beranjak ke kamar mandi dan berbasa-basi—saya bertanya kepada petugas—“Toilet ini boleh dipakai?”. Sambil menyiapkan kopi untuk saya, dia menanggukkan kepalanya dan menjawab “Boleh, silahkan pak”. Jawaban dia laksana ternggorokan haus dilalui oleh air dingin bagi saya. Begitulah leganya saya melepaskan hasrat tidak bisa menahan lama itu.

Setelah keluar dari bilik inspirasi, saya melihat kopi saya sudah jadi dan terhidang di atas meja kecil. Lalu saya membayar langsung kopi yang telah saya pesan “Harganya berapa mbak” tanya saya sambil mengeluarkan dompet dan uang di dalamnya. “Kopi mochacino saja pak? Rp.7000,-“ kasir menginfokan kepada saya. Lalu saya mengeluarkan uang sepuluh ribuan dan menyerahkan kepadanya. Dan kasirpun, mengembalikan sisanya kepada saya.

Sehabis itu, saya duduk di meja tempat kopi saya pesan dihidangkan dan menikmati secangkir mocachino sambil menanti jemputan. Taklama 10 menit kemudian, pak Agus sopir IIBS menghubungi saya, bahwa beliau sudah keluar tol bekasi barat. Sayapun menjelaskan posisi saya. Setelah itu kami berangkat menuju ke sekolah IIBS.

Nah, sekarang Anda sudah taukan, bagaimana saya harus mengeluarkan Rp.7000,- untuk menggunakan toilet? Sebenarnya boleh-boleh saja saya hanya minta izin. Akan tetapi, ketidakenakan lebih besar dibandingkan tidak tau malu pada diri saya. Bahkan, saya menganggap itu suatu metode luar biasa, supaya terjadi transaksi. Bayangkan saja, setiap ada orang mencari toilet tapi merasa gak enakan, pasti membeli sesuatu dulu kan? Contohnya saya. He.. he… he…

Ciganjur, Sabtu, 14 April 2012
Bagikan