Selasa, 22 Mei 2012

My Aniversary 27; Hari Ini Terasa Berbeda



Setiap hari menggenapi perjalanan usia, hingga bertemu dengan kelahiranku kembali. Bukan kado apa yang kudapatkan, menjadi pertanyaanku. Akan tetapi sebuah renungan. Apakah hidup lebih baik dari kemarin?

#Kontemplasi

Alarm pagi

dor…dor…dor… tufffh…brutttfph… dummmm” Suara dering alarm HPku. Bunyinya seperti rentetan senjata dan bom meledak. Tak ubah sedang terjadi perang. Seperti suara sahut menyahut Ak 47 dengan M 16 dan SS 1 milik TNI dengan GAM. Perang kedua tentara ini, pernah saya nikmati saat saya berusia 15 tahun. Saat itu masih kelas 1 SMA. Tanpa ada jeda, perang berlangsung selama 1 jam.

Bunyi alarm ini, membuat kedua mata terbuka secara paksa. Dan gelombang kesadaranku, secara dratis berubah arah. dari theta menuju ke alpha dan beta. Saya mengambil HP di atas meja antara tumpukan buku. Kemudian menekan tombol stop di sisi kiri, untuk mengakhiri suara gemuruh itu. 

Lalu, saya duduk sejenak untuk mengumpulkan seluruh kesadaran saya. Kalau orang Aceh bilang, sedang melakukan ritual pemanggilan nyawa. Selang satu menit, saya melihat ke dinding. Saya menatap jam Seiko berwarna putih. Arah jarum jam yang pendek, berposisi antara angka 4 dan 5. Tepat di tengah-tengah keduanya. Sementara penunjuk lebih panjang, persis menunjuk pada angka 6. 

Lalu saya melihat ke sisi sebelah kanan. Saya memperhatikan istri sedang tertidur pulas. Dengan posisi berbaring ke arah kiri. Lengan kirinya merangkul putri kami, juga sedang tertidur lenyap bersama imanjinasinya.

Dalam posisi masih duduk bersila, 10 menit kemudian saya mendengar suara azan dari corong mushola belakang rumah. Meski belakang rumah posisinya, tetapi saya harus memutar agar bisa tiba ke sana. Karena belakang rumah di padati rumah penduduk lain. Kesesakannya, tidak menyisakan celah jalan setapak sedikit pun. 

Hari ini terasa berbeda

Sungguh, hari ini saya merasakan suasana yang berbeda. Padahal, ritual setelah bangun dari alam mimpi, sudah sering saya lakukan. Namun, saat menatap wajah keaslian istri dan betuk raut manusia tak berdosa bayi 3 bulan. Rasa syukur sepertinya mengalir deras dalam setiap aliran darah saya. Apalagi saat menyadari nafas masuk dan keluar. Semakin menguat tekanan kesyukuran itu.

Dengan penuh kesigapan. Alhamdulillah, terlafazkan dari mulutku ini. Karena, hari ini, saya masih Allah izinkan untuk mengisi sejarah dalam dunia ciptaannya. Bumi yang dikhususkan untuk manusia dan makhluk lain. 

Ulang tahun yang ke 27

Saya bersyukur, hari ini usia saya telah menuntaskan perjalanan selama 27 tahun. Artinya, sudah 9720 hari saya menikmati perputaran bumi mengelilingi matahari. Dan esok, merupakan perjalanan baru memasuki rumah yang ke 28 tahun. Selain itu, saya bersyukur, karena sampai saat ini banyak sekali karunia dan nikmat yang tak mampu saya hitung satu persatu. Nikmat yang Allah amanahkan kepada saya.

Istri yang berkenan menemani, melewati, dan mengisi rumah tangga selama 1,5 tahun sudah terlewati bersama. Amanah pelipur lara, berupa seorang putri yang catik jelita. Karir semakin berkembang. Tubuh masih kuat dan sehat walafiat. Banyak bertambah saudara di sana sini. Dan pengalaman-pengalaman berharga selama hari-hari sudah saya tempuhi.

Alhamdulillah, wasyukurulillah. Semua ini atas nikmat-Mu ya Allah. 

Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada handai taulan, yang telah mengucapkan selamat dan doa keberkahan bagi saya. Mohon membuka pintu maaf, atas segala kesalahan di masa lalu. Baik dari tutur kata, maupun perilaku kurang berkenan. 

Ciganjur, Selasa, 22 Mei 2012
Bagikan