What is Trust?? Trust like the feeling that a child has, when you throw him in air and catch again, and he enjoys it...
Makhluk Langka
Bisa menjadi orang amanah
merupakan makhluk yang langka. Karena, orang yang bisa dipercaya itu, sedikit
sekali kuantitasnya di muka
bumi ini. Jangankan bisa dipercaya oleh orang lain. Terkadang, mempercayai diri
sendiri harus melewati proses keraguan yang panjang. Saya berharap Anda
termasuk orang yang bisa dipercaya.
Hal menarik menjadi orang
terpercaya adalah, Anda dapat melakukan kebohongan. Biasanya, jika Anda sudah
dipercaya, maka—sesekali melakukan hal tidak amanah—orang-orang cenderung
memberikan maklumnya. Itu sebabnya, betapa banyak suami yang dipercaya, meski
berulang kali selingkuh, selalu saja ada maaf oleh istri.
Tanda-tanda Dipercayai
Dalam konteks bisnis pun
demikian. Penyebab utama terjadinya
penipuan, karena sang penipu sangat dipercaya. Jika Anda tidak percaya,
maka boleh menelusuri jejak kehidupan yang telah lewat. Bukankah Anda merasa
ditipu oleh orang yang dulu Anda berikan kepercayaan penuh kepadanya?
Jika Anda masih belum
percaya dengan pernyataan saya ini. Boleh sesekali Anda menguji hipotesa ini.
Siapa tahu, lewat uji nyali ini, Anda menjadi lebih tau diri. Apa latihannya?
Sesekali Anda pakai sepatu seharga 50ribu, kemudian katakan kepada teman-teman
Anda, bahwa sepatu yang Anda pakai seharga 250ribu. Apakah orang sekitar Anda
percaya?
Jika mereka
percaya, maka itu menandakan Anda sudah mendapat predikat pantas untuk dipercaya. Namun, jika mereka ragu,
itulah alamat Anda termasuk orang yang masih diragukan amanahnya. Tapi ingat,
konsekwensi dari latihan ini, Anda sendiri yang menanggungnya.
Cara lain bisa
juga dalam bentuk rupiah. Cobalah meminjam uang senilai satu juta kepada
beberapa orang. Lalu, perhatikan reaksi yang mereka berikan kepada Anda. Jika
langsung meminta no rek. Bisa jadi Anda termasuk orang dipercaya. Tapi jika
jawabannya cuma bisa 500 ribu. Itu pertanda, Anda masih diragukan. Dengan
catatan, orang yang Anda minta pinjaman, mempunyai uang.
Hidup penuh kekinian
Sementara itu,
dari kenyataan ini semua. Saya menyadari, ternyata, saya mungkin dikhianati
atau dibohongi oleh kepercayaan yang saya berikan, hal itu karena, saya tidak
hidup penuh sadar. Atau bahasa lain tidak hadir seutuhnya pada saat ini.
Mari kita
menyadari kembali. Bukankah kita masih mempercayai orang yang kita anggap masih
bisa dipercaya itu, lantaran perbandingan emosi masa lalu? Contohnya saja, saya
mempercayai istri saya, berdasarkan pengalaman sudah lewat, bahwa dia amanah. Mungkin
Andapun demikian. Iyakan?
Anda masih
percaya kepada rekan bisnis Anda, karena berdasarkan transaksi sebelumnya,
klien Anda pasti membayar jika barang telah terjual. Berkat pengalaman yang
sering dilakukan oleh sang klien, Anda sudah tidak meragukan lagi. Toh sudah
amat nyata terbukti beberapa kali. Bukankah seperti itu?
Nah, saat saya
dan Anda mempercayai seseorang karena pengalaman emosi di masa lalu. Itulah
pertanda, bahwa saya tidak hidup dalam kekinian. Saya masih terbawa dengan
persepsi masa lalu tentang orang yang saya percaya. Anda pun juga demikian.
Sehingga, kita tidak lagi merespon kehidupan secara nyata. Tetapi,
itu semua hanya bentuk-bentuk ilusi semata.
Hati-hati Ilusi
Mengapa saya
mengatakan ilusi? Karena, cara kita memandang tentang diri
sendiri atau orang lain, bukan lagi secara kekinian. Tetapi, saya melihat masih
menggunakan kacamata masa lalu. Berbeda hal nya jika saya
hidup penuh kekinian. Sebab, jika saya hadir seutuhnya pada masa kini. Maka,
saya menyikapi orang dekat dengan segala kenyataan yang ada.
Lantas, apakah
kita harus curiga setiap waktu? Tidak. Bukan itu yang saya inginkan. Karena curiga pun
akan mengakibatkan kita lepas dari kesadaran. Lalu seperti apa? Saya pun tidak
bisa menjelaskan kepada Anda. Sebab pengertian dari sebuah definisi malah
mengkerangkeng kita dari khazanah pemahaman hakikat.
Namun saya bisa
bercerita kepada Anda, seperti apa saya melakukannya. Duduklah diam sejenak di
tempat waktu Anda sedang membaca materi ini. Kemudian, lihatlah sekeliling Anda
layaknya Anda sedang berada di tempat baru. Di mana Anda masih buta dengan
lingkungan sekitar Anda.
Kemudian buka
telinga Anda lebar-lebar. Izinkan setiap suara yang Anda dengar masuk ke dalam
memori Anda. Tanpa bertanya, ”Suara apakah ini?”. Demikianpula dengan perasaan
Anda. Alami setiap detik terlewati, rasakan saja setiap perasaan yang Anda
rasa. Itu saja.
Lalu apa yang
akan terjadi setelah Anda melakukan semua itu? Sungguh saya
tidak tau apa yang akan Anda alami. Jika ingin memahami, cukup melakukan saja.
Namun, bila menganalisa, sampai uban bertebaranpun, kondisi itu tidak pernah
datang.
Dipercaya Karena Enggan
Bohong
Akhirnya,
terlepas Anda dipercaya atau tidak. Atau malah sebaliknya Anda mempercayai
seseorang atau meragukannya. Namun saya mau menyatakan satu perkara. Bahwa
orang yang dipercaya itu, sekalipun mereka mempunyai kesempatan untuk berbohong.
Meskipun mereka sangat memungkinkan untuk berkhianat. Tapi entah mengapa,
mereka yang benar-benar bisa dipercaya, enggan melakukannya.
Ciganjur,
Selasa, 19 Juni 2012
Bagikan