Allhuma thawil umurana, waumurau walidaina, waumuram ma’hadina ruhul islam
Anak bangsa.
Doa santri
Ruhul Islam
”Ya Allah panjangkan usia kami, usia orang tua kami dan usia Pesantren
kami Ruhul islam anak bangsa”. Hampir seluruh santri Ruhul Islam Anak
Bangsa, menguasai doa itu. Karena setiap shalat berjamaah lima waktu. Setiap
santri mendapat gilirannya masing-masing. Adzan, Imam dan baca doa. Dan
doa yang paling sering dibacakan adalah seperti di atas.
Doa Khairil Anwar
Sang legenda satrawan bangsa
indonesia. Almarhum Khairil Anwar menanamkan doa nya dalam goresan puisinya. ”Aku ingin hidup seribu tahun lagi”.
Seorang guru mata pelajaran bahasa dan sastra menjelaskan. Bahwa, kalimat ingin
hidup seribu tahun lagi adalah contoh kiasan. Karena untuk
usia umat sekarang mustahil bisa berusia sampai seribu tahun, kecuali umat
terdahulu. Kiasannya, Khairil berharap, untuk terus tetap berkarya. Dia
menginginkan, semangat perjuangannya tetap hidup bahkan selamanya.
Raja Cina ingin abadi
Adalah kisah seorang Raja
Cina, yang memiliki ambisi agar tetap hidup selamanya. Dia ingin abadi.
Berbagai langkahpun ditempuh. Mencari ramuan tertentu, sampai meminta kepada
para tabib di masanya, untuk menciptakan ramuan khusus, sehingga membuat nya
menjadi kekal abadi. Namun sayang, beliau hanya mampu hidup sampai usia 50
tahun. Meninggal akibat keracunan ramuan yang belum teruji itu.
Pelatihan sehat dan panjang usia
Sambil menuliskan artikel ini,
saya melihat di akun facebook saya, ada udangan dari seorang teman bertema
tentang cara sehat dan memperpanjang hidup. Pada waktu yang lain, tatkala berekreasi
ke toko buku. Beberapa penerbit menterjemahkan buku-buku dari luar, berhubungan
memperpanjang usia. Bahkan, ada juga penulis dari nusantara, menuliskan buku
yang bertujuan bisa memperlama usia.
Mata melihat, telinga ini
mendengar itu semua. Seolah ada makna, betapa kuatnya keinginan manusia agar
bertahan lama di muka bumi ini. Sungguh kerasnya hasrat manusia supaya terus
menikmati dunia, hingga hari perjanjian (kiamat) datang. Hadir pertanyaan di
dalam sini, adakah cara memperpanjang usia?
Hukum kekekalan energi
Tidak ada manusia yang mampu
menolak, sesuatu yang di atas pasti jatuh kebawah. Karena alam memiliki hukum
gravitasi. Bila benda yang mampu naik keatas, itu terjadi karena, alam
mempunyai hukum penguapan. Tahun 2005, seolah Rhonda Brain ingin memperjelaskan
akan hukum tersebut lewat buku fenomenalnya The
secret. Sehingga setelahnya terbit buku-buku yang terus membahas akan hukum
alam.
Tahun 2005-2006, saya
mengetahui akan adanya hukum kekekalan energi. Lewat kata-kata
Inspirator Bapak Jamil Azzaini dan dua, shahabatnya, buku Kubik leadership. Dalam
buku tersebut, ada kajian yang menarik, tentang kesamaan energi yang lepas dan
kita terima. Beberapa contoh kisah nyatapun lengkap tercatat di sana.
Janji Allah
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) (QS Al-Baqarah 261)
Harta, tahta, kata dan cinta
Setelah terus mengkaji,
pikiran ini seolah semakin menyadari, akan adanya beberapa puzzle yang
terkumpulkan satu persatu, sehingga memperjelas isi dari kumpulan puing-puing
tersebut. Diantaranya adalah semakin kokohnya kaki-kaki keyakinan, bahwa janji
Allah pasti benar. Karena, terbantu oleh penjelasan ilmiah hukum kekekalan
energi.
Pemahaman akan konsep
sunatullah (hukum alam). Semakin menerangi cahaya-cahaya pemahaman yang
bergumuruh di dalam sini. Kembali sejenak ke penjelasan hukum kekekalan energi.
Dalam buku kubik tersebutkan, alam ini akan selalu menyeimbangkan setiap energi
yang lepas. Sebagaimana prinsip energi tidak pernah habis, melainkan berubah
bentuk. Maka, energi yang kita lepaskan itu akan mencair menjadi (Harta, tahta,
kata dan cinta).
Ibu, I miss you so
much
Pada
September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah sakit di
Jakarta. Sudah tiga pekan para dokter belum mampu mendeteksi penyakit yang
diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan. Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu
pekan isteri saya telah terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli
kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.
Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri
saya. Dokter berkata, "Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat
ibu". Sayapun menjawab "Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan
setiap pagi saya membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta
izin saya" Dokter itu menjawab "Karena obat yang ini mahal Pak
Jamil." "Memang harganya berapa dok?" Tanya saya. Dokter itu
dengan mantap menjawab "Dua belas juta rupiah sekali suntik."
"Haahh 12 juta rupiah dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok? Dokter
itu menjawab, "Sehari tiga kali suntik pak Jamil".
Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti
satu hari tiga puluh enam juta, dok?" Saat itu butiran air bening mengalir
di pipi. Dengan suara bergetar saya berkata, "Dokter tolong usahakan
sekali lagi mencari penyakit isteriku, sementara saya akan berdoa kepada Yang
Maha Kuasa agar penyakit istri saya segera ditemukan." "Pak Jamil
kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan berbagai
laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa kami deteksi secara tepat,
kami harus sangat hati-hati memberi obat karena istri Bapak juga sedang hamil 8
bulan, baiklah kami akan coba satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami
harus mengganti obatnya, pak." jawab dokter.
Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola
kecil dekat ruang ICU. Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, "Ya
Allah Ya Tuhanku... aku mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua
hamba-Mu, akupun mengerti bahwa setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan
Engkau balas dan akupun mengerti bahwa setiap keburukan yang pernah aku lakukan
juga akan Engkau balas. Ya Tuhanku... gerangan keburukan apa yang pernah aku
lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit isteriku yang berkepanjangan,
tabunganku telah terkuras, tenaga dan pikiranku begitu lelah. Berikan aku
petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan
urat di leher nyamuk. Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku
pasrah kepada Mu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah menyembuhkan
istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini."
Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam
ingatan akan kejadian puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam
keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya sekolah
yang hanya Rp. 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu
saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu, Rp 75 saya gunakan untuk mebayar
SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan.
Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis
sambil terbata berkata, "Pokoknya yang ngambil uangku kualat... yang
ngambil uangku kualat..." Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar
hutang oleh ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak berani mengaku
bahwa sayalah yang mengambil uang itu.
Usai berdoa saya merenung, "Jangan-jangan inilah
hukum alam dan ketentuan Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka
saya akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah penyakit
isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan mengambil uang
yang ia miliki itu." Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor
telepon rumah dimana ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya.
Setelah salam dan menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya
kepada ibu saya "Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak
seratus dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?"
"Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil
duit itu Mil, duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya
tega-teganya ada yang ngambil," jawab ibu saya dari balik telepon.
Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air mata mengalir di
pipi.
Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya...
yang ngambil uang itu saya, bu... saya minta maaf sama ibu. Saya minta
maaaaf... saat nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega
sama ibu." Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik
telepon saya dengar ibu saya berkata: "Ya Tuhan pernyataanku aku cabut,
yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia. Ternyata yang ngambil adalah
anak laki-lakiku. Jamil kamu nggak usah pikirin dan doakan saja isterimu agar
cepat sembuh." Setelah memastikan bahwa ibu saya telah memaafkan saya,
maka saya akhiri percakapan dengan memohon doa darinya.
Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya
di ruangan sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata
"Selamat pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu
telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah ini kami akan operasi untuk
mengeluarkan bayi dari perut ibu." Bulu kuduk saya merinding mendengarnya,
sambil menjabat erat tangan sang dokter saya berkata. "Terima kasih
dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan dokter."
Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri sendiri "Ibu, I
miss you so much."
Jamil
Azzaini adalah Senior Trainer dan penulis buku Best Seller KUBIK LEADERSHIP;
Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.
Sedekah memanjangkan usia
Rahasia-rahasia sedekahpun
membuktikan. Aa Gym pernah menyampaikan bahwa sedekah yang kita keluarkan itu, tidak
selamanya berbalik kepada kita komplit persis, seperti uang yang keluar, tidak
selamanya uang pula yang masuk. Namun terkadang, mencair menjadi sehat,
keluarga tenang, selamat dari musibah dan lain-lainnya. Ustaz Yusuf mansurpun,
sering mengkampanyekan demikian.
Mengamati semua ini. Ada
suara-suara di dalam sini terus bergerak-gerak, seakan ingin keluar
memberitahukan. Tidaklah heran bila Nabi Muhammad masih hidup sampai sekarang.
Para shahabat, guru-guru, bahkan hitlerpun masih bersama kita hingga saat ini.
Demikianpula beberapa tokoh pahlawan nasional. Jasadnya sudah membaur dengan
tanah, tetapi samangat mereka masih bersama kita. Tidak heran, tatkala
mengendarai kendaraan, kita sering bersapa dengan mereka. Seperti Cut Mutia,
teuku Umar, Cut Nyakdhien, Wolter Monginsidi, dan tokoh-tokoh lainnya. (seorang
motivator menyemangati ”Jangan pernah tanyakan, mengapa nama saya tidak menjadi
nama jalan. Tetapi tanyakanlah, Apa yang menyebabkan nama saya di abadikan
sebagai nama jalan?”).
Cara memperpanjang usia
Lantas bagaimanakah cara kita
memanjangkan usia kita. Mengamati manusia-manusia yang tidak
dapat lagi jasadnya di sentuh. Tetapi dia selalu hidup dalam
pembicaraan manusia. Maka jelaslah. Mereka semua telah mencontohkan bagaimana
tetap hidup abadi. Semua itu sangat tergantung dari Amal perbuatan yang pernah
mereka tanam dan tersimpan dalam jagat raya ini. Di mana
energi akibat tindakan mereka itu, masih tetap terus mengalir hingga sekarang.
Bila demikian, mari kita
pantaskan doa di awal pembukaan note ini. Melalui tindakan nyata kita, sehingga
menjadi tabungan-tabungan energi pasive amal. Meskipun kita tidak
mengamalkannya lagi, tetapi tetap terus mencair kepada diri kita. Oleh
karenannya, selama alam belum tiba masa berakhirnya (kiamat), maka alam masih
menbuat kita tetap ada berasamanya (hidup selamanya).
Bukankah kita sudah mengetahui
cara itu?
“Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga
hal: Sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya, atau anak yang
shalih yang mendo’akannya” (HR, Muslim, Abu Daud, Nas’i, Attarmidzi, dan
Ahmad)
Ciganjur, 6 oktober 2011
NB :
- note ini terinspirasi, saat membaca kabar
meninggalnya sang inovator Steve Jobs.
- Untuk memahami lebih jelas mengenai konsep
Hukum Kekekalan Energi, saya merekomendasikan untuk membaca buku Kubik
Leadership.
Bagikan