Prinsip itu amat kuat. Seperti
paku dan palu misalnya, sejak pertama kali ditemukan, nyaris tak pernah
berubah.
#Tweet Prie GS
Hari senin sore. Saya baru saja selesai merapikan kantor
kerja saya, Mind-Talks Office di Lt.3 dentist&dentitsts. Sekaligus mempersiapkan
keperluan hal-hal yang saya butuhkan, supaya kelas Terapi Berfikir Positif
pada keesokan hari nya, berjalan dengan lancar. Saya mengecek perlengkapan
seperti; marker, flipchart, fotocopy lembaran testimoni, dan balllpen cadangan,
bila ada peserta tidak membawanya saat mengikuti kelas, mereka tetap bisa
mencatat hal-hal yang penting menurut mereka. Juga, memastikan
infokus dalam keadaan siap berperang dengan tembakan sinarnya, untuk
menvisualkan materi slide persentasi dari notebook saya.
Bertanya kepada ahlinya
15 menit mendekati maqrib.
Manager dentist&dentists naik ke lantai 3. Senang rasanya bisa bertemu
kembali, setelah sekian lama tidak bertemu. Hampir tiga minggu lebih, karena
cacar yang menyelimuti tubuhnya. Kemudian, kami duduk untuk membahas
perkembangan usaha yang sedang saya dan teman-teman jalankan. Secara cashflow, belum begitu bagus. Setelah
itu, saya pun meminta pendapat beliau, apa yang seharusnya saya lakukan. Supaya,
bisnis ini lebih maju lagi.
Beliaupun memberikan masukan
kepada saya. Bagaimana memandang bisnis secara kelembagaan bukan secara
personal. Saya menyadari, dalam konteks mengerjakan bisnis, ini pengalaman
pertama saya, secara kelembagaan (korporasi). Tetapi, kalau personal, sudah
saya jalani dari semenjak memutuskan diri sebagai pembicara perubahan mindset (Mind-Therapy) dari tahun 2007. Belajar
kepada ahlinya, merupakan cara bijak yang saya lakukan, seperti miminta saran
dari beliau.
Ilmu yang mendarah daging
Sementara itu, apakah Anda
pernah mendengar istilah ”Kamus berjalan”? Itu merupakan istilah saya dan
teman-teman gunakan dulu, semasa mengikat ilmu di ma’had Ruhul Islam Anak
Bangsa, Aceh besar. Kondisinya, buku pegangan yang saya pelajari, hampir 70%
dalam format Arab gundul. Dinamakan Arab gundul, karena tanpa ada harakatnya.
Tidak seperti yang tertulis
dalam Al-quran. Sehingga, setiap santri yang membacanya, selalu membawa kamus
Arab-Indonesia, karya M.Yunus. Terkadang, supaya tidak berat bawaan kamusnya,
saya belajar samping teman-teman yang menguasai bahasa Arab. Terutama kepada
seorang teman yang dijuluki kamus berjalan. Karena, bukan saja mengerti arti,
tetapi juga memahami stuktur bahasanya. Kalau ustaz saya sering
mengistilahkannya dengan ”ruhul ’ilmi”.
Walk to talk ; mudah difahami
Mungkin, Anda pernah bertemu,
bahkan itu adalah diri Anda sendiri. Seseorang, entah itu dosen Anda, atasan,
teman, klien, guru, bawahan, atau mungkin pasangan Anda sendiri. Tatkala mereka
menjelaskan suatu konsep yang mau Anda ketahui. Orang itu mengungkapkan kepada
Anda, dalam susunan kata-kata mengalir nyaman sekali. Langkah-langkah
penjelasannya, memudahkan pikiran Anda mengunyah kemudian menelannya. Hingga
membuat Anda menjadi kenyang. Bahkan, Anda ketagihan untuk terus menikmati,
karena nikmatnya hidangan yang mereka berikan.
Seorang teman mengambarkan
kepada saya, bagaimana kemampuan gurunya memahami ilmu yang dia pelajari. Ilmu
tersebut seolah-olah mengalir dalam darahnya. Saya pernah menceritakan kepada
Anda tentang hal yang sama dalam Andai aku
hernowo hasim. Nah, seperti itulah yang saya alami, penjelasan yang
disampaikan oleh Manager dentist&dentists tadi. Cukup sekali menjelaskan,
langsung membuat saya menjadi faham. Kenapa? Karena beliau menjelaskan sudah walk to talk. Contoh-contohnya langsung
pengalaman pribadi. Saya kira hal itu sangat-sangat wajar terjadi kepada
beliau. Sebab, selain menjabat sebagai manager di dentist, beliau juga seorang
Busness Coach.
Bila Anda melakukan sesuatu dengan inprofisasi, kemudian fokus pada hal
tersebut sampai 5000 jam. Maka, Anda akan menjadi ahli di bidang tersebut.
#Jim Rohn
Kekuatan Fokus
Pertemuan saya dengan beliau,
menabah koleksi profile orang-orang yang sudah menjadi ilmu berjalan, pada
bidangnya masing-masing. Pengamatan saya kepada mereka, ada pola yang sama. Sehingga
menjadikan mereka seperti sekarang ini. Yaitu, kekuatan fokus. Mendalami hingga
ke akar-akarnya. Dan, sangatlah wajar itu terjadi.
Alhamdulillah, setelah
mendengar penjelasan beliau, membuka wawasan saya tentang management busness.
Saya mengucapkan terima kasih banyak kepadanya. Dan sekarang, saya bersama
teman-teman mulai menjalankan bagaimana sebijaknya managemen itu. Mudah-mudahan
berjalan sebagaimana harapan. Mohon sambung doa, agar usaha saya berjalan
dengan baik, sesuai harapan saya dan Allah pun meridhoinya.
Ciganjur, Kamis, 13 oktober
2011
Mau berkomunikasi dengan saya, follow @mind_therapist
Bagikan

