Selasa, 25 Oktober 2011

Beginilah Pribadi Ilmu Berjalan


Prinsip itu amat kuat. Seperti paku dan palu misalnya, sejak pertama kali ditemukan, nyaris tak pernah berubah.

#Tweet Prie GS

Hari senin sore. Saya baru saja selesai merapikan kantor kerja saya, Mind-Talks Office di Lt.3 dentist&dentitsts. Sekaligus mempersiapkan keperluan hal-hal yang saya butuhkan, supaya kelas Terapi Berfikir Positif pada keesokan hari nya, berjalan dengan lancar. Saya mengecek perlengkapan seperti; marker, flipchart, fotocopy lembaran testimoni, dan balllpen cadangan, bila ada peserta tidak membawanya saat mengikuti kelas, mereka tetap bisa mencatat hal-hal yang penting menurut mereka. Juga, memastikan infokus dalam keadaan siap berperang dengan tembakan sinarnya, untuk menvisualkan materi slide persentasi dari notebook saya.

Bertanya kepada ahlinya

15 menit mendekati maqrib. Manager dentist&dentists naik ke lantai 3. Senang rasanya bisa bertemu kembali, setelah sekian lama tidak bertemu. Hampir tiga minggu lebih, karena cacar yang menyelimuti tubuhnya. Kemudian, kami duduk untuk membahas perkembangan usaha yang sedang saya dan teman-teman jalankan. Secara cashflow, belum begitu bagus. Setelah itu, saya pun meminta pendapat beliau, apa yang seharusnya saya lakukan. Supaya, bisnis ini lebih maju lagi.

Beliaupun memberikan masukan kepada saya. Bagaimana memandang bisnis secara kelembagaan bukan secara personal. Saya menyadari, dalam konteks mengerjakan bisnis, ini pengalaman pertama saya, secara kelembagaan (korporasi). Tetapi, kalau personal, sudah saya jalani dari semenjak memutuskan diri sebagai pembicara perubahan mindset (Mind-Therapy) dari tahun 2007. Belajar kepada ahlinya, merupakan cara bijak yang saya lakukan, seperti miminta saran dari beliau.

Ilmu yang mendarah daging

Sementara itu, apakah Anda pernah mendengar istilah ”Kamus berjalan”? Itu merupakan istilah saya dan teman-teman gunakan dulu, semasa mengikat ilmu di ma’had Ruhul Islam Anak Bangsa, Aceh besar. Kondisinya, buku pegangan yang saya pelajari, hampir 70% dalam format Arab gundul. Dinamakan Arab gundul, karena tanpa ada harakatnya.

Tidak seperti yang tertulis dalam Al-quran. Sehingga, setiap santri yang membacanya, selalu membawa kamus Arab-Indonesia, karya M.Yunus. Terkadang, supaya tidak berat bawaan kamusnya, saya belajar samping teman-teman yang menguasai bahasa Arab. Terutama kepada seorang teman yang dijuluki kamus berjalan. Karena, bukan saja mengerti arti, tetapi juga memahami stuktur bahasanya. Kalau ustaz saya sering mengistilahkannya dengan ”ruhul ’ilmi”.

Walk to talk ; mudah difahami

Mungkin, Anda pernah bertemu, bahkan itu adalah diri Anda sendiri. Seseorang, entah itu dosen Anda, atasan, teman, klien, guru, bawahan, atau mungkin pasangan Anda sendiri. Tatkala mereka menjelaskan suatu konsep yang mau Anda ketahui. Orang itu mengungkapkan kepada Anda, dalam susunan kata-kata mengalir nyaman sekali. Langkah-langkah penjelasannya, memudahkan pikiran Anda mengunyah kemudian menelannya. Hingga membuat Anda menjadi kenyang. Bahkan, Anda ketagihan untuk terus menikmati, karena nikmatnya hidangan yang mereka berikan.

Seorang teman mengambarkan kepada saya, bagaimana kemampuan gurunya memahami ilmu yang dia pelajari. Ilmu tersebut seolah-olah mengalir dalam darahnya. Saya pernah menceritakan kepada Anda tentang hal yang sama dalam Andai aku hernowo hasim. Nah, seperti itulah yang saya alami, penjelasan yang disampaikan oleh Manager dentist&dentists tadi. Cukup sekali menjelaskan, langsung membuat saya menjadi faham. Kenapa? Karena beliau menjelaskan sudah walk to talk. Contoh-contohnya langsung pengalaman pribadi. Saya kira hal itu sangat-sangat wajar terjadi kepada beliau. Sebab, selain menjabat sebagai manager di dentist, beliau juga seorang Busness Coach.

Bila Anda melakukan sesuatu dengan inprofisasi, kemudian fokus pada hal tersebut sampai 5000 jam. Maka, Anda akan menjadi ahli di bidang tersebut.
#Jim Rohn

Kekuatan Fokus

Pertemuan saya dengan beliau, menabah koleksi profile orang-orang yang sudah menjadi ilmu berjalan, pada bidangnya masing-masing. Pengamatan saya kepada mereka, ada pola yang sama. Sehingga menjadikan mereka seperti sekarang ini. Yaitu, kekuatan fokus. Mendalami hingga ke akar-akarnya. Dan, sangatlah wajar itu terjadi.

Alhamdulillah, setelah mendengar penjelasan beliau, membuka wawasan saya tentang management busness. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepadanya. Dan sekarang, saya bersama teman-teman mulai menjalankan bagaimana sebijaknya managemen itu. Mudah-mudahan berjalan sebagaimana harapan. Mohon sambung doa, agar usaha saya berjalan dengan baik, sesuai harapan saya dan Allah pun meridhoinya.

Ciganjur, Kamis, 13 oktober 2011

Mau berkomunikasi dengan saya, follow @mind_therapist 
Bagikan