Senin, 24 Oktober 2011

Jangan Biarkan Ego Menguasai


Training Re-Born for Breakthrough
Hari selasa yang lalu, saya mendapat kesempatan untuk menghadiri kelas Re-Born for Breakthrough yang disampaikan oleh Bapak Yasir A.Utama di Agape Residen, Gadog Ciawi, Jawa Barat. Training motivasi selama 3 hari itu, sungguh menggugah peserta, karena penyampaian yang sangat-sangat atraktif, aplikatif dan sederhana. Dan proses penyampaiannya pun, sangat erat dengan pendekatan NLP.

Menyadari Ego untuk berkuasa
Saya berangkat pada hari selasa pagi, jam 09.00 dari pasar Rebo menggunakan bis Rambutan-Cianjur. Sebagaimana janji dengan Pak Yasir dan team beliau. Kami bersepakat untuk bertemu di depan hotel Priority, tepatnya mau menuju ke Taman Safari.

Selama perjalanan dari Jakarta menuju Cisarua, saya menyadari sifat-sifat manusia dalam diri saya. Apa itu? Sifat mementingkan diri sendiri. Kami janjian bertemu sekitar jam 11.30, dan saya berangkat jam 09.00 dari pasar rebo. Itu termasuk sangat-sangat cepat. Sehingga saya berharap, supaya bisnya berjalan agak lambat, dan lebih lama dalam perjalanan. Sehingga, saya sampai di depan hotel Priority jam 11.30. Jadi, saya tidak perlu lama menunggu. Tetapi, bila sesuai kondisi sebenarnya, maka cukup lumayanlah menunggu.

Sifat mementingkan diri sendiri
Saat pemikiran itu muncul, saya sempat menertawakan diri saya sendiri. Kemudian, saya belajar mengenali dan memahami sifat dalam diri manusia. Bila berangkatnya terlambat, maka berharap bisnya berjalan lebih cepat. Sementara bila lebih cepat berangkatnya, maka berharap santai dan lama-lama.

Sungguh diriku, manusia yang berego untuk berkuasa. Padahal Tuhan telah menciptakan dunia ini dengan sesempurnanya. Bahkan, setiap detik peristiwa kehidupan telah ditentukan. Kemudian fikiran saya melayang dengan memori informasi yang pernah direkam.

Seandainya aku kondektur Busway
Pertama, suatu masa saya bersama istri pulang larut malam. Hari itu, saya mendapat kesempatan untuk memberikan training motivasi kepada adik-adik SMAN 54 Kampung Melayu, dalam rangka persiapan menghadapi ujian nasional. Setelah selesai training, saya bersilaturahim ke rumah bang Har di Jatinegara. Malam itu kami pulang sekitar jam 21.30 wib dari rumah bang Har.

Kemduian, saya bersama istri memutuskan balik kerumah dengan menggunakan bus way ke Ciganjur. Jadi, kami dari jatinegara buru-buru menuju ke Matraman. Menanti busway dari Halte Matraman yang menuju Dukuh Atas. Beberapa menit kemudian, bus way dari pulo gadung sampai di Matraman. Saat naik bus way, ada harapan, semoga bus terakhir Dukuh Atas-Ragunan terlambat sampai di Dukuh Atas.

Tapi, tiba-tiba saat saya lihat sopir bus way dan kondektur yang sedang saya tumpangi, ada suara dalam diri saya. ”Mungkin bila aku menjadi sang sopir dan kondektur, berharap malam ini segera cepat berputar pada jam 22.00, sehingga bisa segera pulang bertemu dengan anak dan istri”.

Mengnolkan keinginan
Hemmm... sungguh dalam sini ada ego besar memikirkan diri sendiri. Setelah suara itu muncul, saya pun melepaskan dari keinginan dan keegoan saya. Hanya menjalani, bila memang berjodoh, saya pasti bisa dapat naik bus terakhir. Bila tidak, bisa tetap pulang dengan taksi. Dan alhamdulillah, sampai di DA, jam 21.50. bus DA-Ragunan pun baru sampai di DA sekitar 20 menit kemudian, jam 22.18 wib.

Bruce Almighty ; Pasrah
Kedua, saya jadi teringat dengan film God Almighty yang diperan kan oleh Jim Carrey. Film komedi tersebut sangat bermakna bagi saya. Karena, film ini mengandaikan, apa yang akan terjadi, bila manusia mempunyai kesempatan, seandainya semua keinginannya dapat terkabulkan? Adapun yang terjadi dalam film tersebut, dunia kacau balau. Kehidupan jadi hancur dan berantakan. Sehingga, ada moment di film tersebut, Jim Carrey mengucapkan ”Tuhan, aku menyerah. Aku pasrahkan kehidupanku padamu”. Karena itu lebih indah dan tepat bagi manusia.

Ikhlas dengan ketetatap-Nya
Kembali dengan cerita saya di dalam bis Rambutan-Cianjur. Setiap fikiran yang timbul tenggelam, yang seolah ingin mengatur alam ini, membuat saya tersenyum, berdzikir dan istiqfar. Dan mengikhlaskan diri untuk menjalani kehidupan ini sesuai dengan ketetapan-Nya. Alhamdulillah, jam 11.13 saya sampai di depan Hotel Priority. Dan beberapa menit kemudian, sayapun bertemu dengan Pak Yasir dan Teamnya. Setelah itu kami berangkat bersama-sama menuju Agape Residen.

Ciganjur, 23 maret 2010 
Bagikan