Apakah Anda sedang panik? Atau Anda sedang
sedih? Karena, sebentar lagi saya akan menceritakan kepada Anda, pengalaman
saya melakukan proses Tele-Therapy
(Terapi via phone & chat, tanpa harus bertatap muka) dengan seorang
teman yang menanyakan, bagaimana cara mengatasi sedih dan panik?
Jumaat sore, sekitar jam 17.00 wib. Saya
mendapat sms dari seorang yang ingin menbuat janji, tele-terapi. “Mas, kapan waktu yang pas terapi untuk saya
ya…?” Kemudian, saya cek agenda saya untuk hari sabtu. Waktu yang pas dan
memungkinkan jam 10.00 pagi. Maka saya membalas “Jam 10.00 besok pagi”. Beberapa saat kemudian, calon klien tersebut
menyatakan “Oke”.
Keesokan harinya, jam 10.20 wib, Setelah
saya selesai melakukan terapi untuk seorang teman via chat BBM (baca Bagaimana
membangun rasa saling percaya?) beliau menghubungi saya.
Proses
terapi
Klien :
Assalamu,’alaikum
Mind-Therapy : Wa’alaikumsalam
Selanjutnya, Klien saya singkat menjadi K,
dan saya Mind-Therapist menjadi MT.
Client Centre Method
K :Mas Rahmad, ini saya Hadi (nama samaran).
Begini mas. Saya baru saja mengalami kecelakaan 2 bulan yang lalu. Dan sekarang
saya dalam masa penyembuhan. Masalahnya, dalam kecelakaan itu, ibu saya menjadi
korban, meninggal dunia. Saya sekarang terus merasa sedih. Kalau lagi duduk
bersama teman atau keluarga, tiba-tiba saya jadi diam karena teringat ibu saya.
Itu yang pertama. Kemudian yang kedua, saya agak takut kalau berpergian jauh,
di tambah lagi setelah ibu meninggal. Kalau dulu, kalau perjalanan luar kota, saya ditemani
oleh ibu saya.
MT :Apa yang pak Hadi inginkan?
K :Saya mau kembali kekondisi normal
mas. Tidak merasa sedih berkepanjangan dan panik kalau berpergian jauh.
MT :Oke, Pak Hadi, saya bantu untuk rasa takut
terlebih dahulu ya. Sebelumnya, ingin saya sampaikan. Yang namanya rasa takut
itu, seuatu yang belum kita alami kan? Jadi, seuatu yang akan terjadi itu, bisa
seperti kita pikirkan atau sebaliknya. Karena ketakutan itu akibat imajinasi
kita, maka, kita sendiri yang bisa menyelesaikannya, iya kan?
K :Iya.
MT :Sekarang saya membantu menggali imajinasi
pak Hadi, sampai kedasarnya. Sehingga, pak Hadi bisa menyikapi dengan bijak
ketakutan itu. Dan, saya mohon bantuannya, Pak Hadi hanya fokus kepada pikiran
dan perasaan yang muncul, tidak perlu menolak atau bapak menghindari ya.
Aplying Ladering Method
K :Oke...
MT :Apa yang bapak khawatirkan atau bapak
cemaskan?
K :Saya takut terjadi panik lagi.
MT :Bagaimana jika itu terjadi?
K :Kalau itu terjadi, maka saya bisa
masuk rumah sakit, diopname dan diobati.
MT :Apa itu artinya bagi bapak?
K :Itu semua ujian dari Allah.
MT :Apa artinya ujian bagi bapak?
K :Ujian bagi saya. Artinya, saya harus
bersabar dan ikhlas dalam menjalaninya.
MT :Kalau begitu, rasa takut itu merupakan ujian
kan? Jadi, apa yang akan bapak putuskan, terhadap hal yang bapak alami
sekarang?
K :Saya menjalaninya dengan sabar dan
ikhlas. Karena itu semua ujian dari Allah. Dan saya yakin Allah akan memberikan
yang terbaik bagi saya.
Setelah saya
memastikan, bahwa beliau sudah memiliki sudut pandang baru terhadap rasa
takutnya. Sehingga, tidak membuat bapak Hadi menjadi was-was lagi. Kemudian,
saya melanjutkan dengan persoalan pertama yang beliau alami. Merasa sedih.
Conversational Therapy Method
MT :Oke, sekarang kita ke kendala sedih yang bapak alami. Apa
yang bapak pikirkan, sehingga membuat Anda menjadi sedih?
K :Saya merasa hampa. Apapun yang saya
kerjakan, saya anggap sudah tidak ada artinya lagi. Karena orang tua saya sudah
tiada. Kan, ridho Allah ada pada Ridha orang tua. Ibu saya sudah meninggal,
jadi saya sudah tidak ada tempat lagi untuk meminta restu dan ridha-Nya.
MT :Bapak tentu tau kan? Bahwa, saat seseorang meninggal
dunia, maka segala hal terputus dengan nya. Kecuali 3 hal. Sedekah, ilmu
bermanfaat dan doa anak yang shaleh.
K :Ya...
MT :Menurut Anda, bagaimana cara supaya bisa
menjadi Anak shaleh sehingga bisa tersambung terus amalan bagi almarhumah?
K :Mena’ati perintah agama...
MT :Hal itu pasti pak. Tapi maksud saya. Apa
aktivitas lain, seandainya almarhum masih ada, maka beliau tentu akan meridhai
apa yang anda kerjakan. Sehingga, Anda mendapat ridha dari Allah.
K :Menyayangi istri dan anak-anak.
Memberikan nafkah yang layak. Itu wasiat yang sering ibu sampaikan.
MT :Apa yang bisa bapak lakukan suapaya bisa
menafkahi istri dan anak-anak?
K :Saya harus bangkit... saya harus
semangat lagi... saya harus berani..
MT :Konkritnya?
K :Kemarin saya sempat terpikir untuk
berwiraswasta buka usaha sendiri.
MT :Jenis usaha apa?
K :Belum terpikirkan sekarang.
MT :Bagaimana supaya bisa mengetahuinya?
K :Mencari tau informasinya dan tanya-tanya
kepada orang-orang yang telah berbisnis.
MT :Bagus, berarti, saat bapak menjalankan
bisnis dan berusaha, bapak telah melaksanakan wasiat orang tua. Itu artinya,
bapak akan melakukan sesuatu yang sangat bermakna bagi kehidupan bapak, iyakan?
Jadi, apa yang akan bapak Hadi putuskan sekarang?
K :Saya akan mencari tau informasi,
bertanya kepada yang memahami tentang wirausaha dan melakukannya. Agar, saya
bisa membahagiakan istri dan anak-anak saya.
MT :Bagus. Jadi, apa yang bapak alami sekarang?
K :Saya sudah merasa nyaman sekarang.
Saya tau apa yang harus saya perbuat. Saya harus berani, saya harus bangkit. Terima
kasih mas...
MT :
Assalamu’alaikum
K :
Wa’alaikumsalam
Setelah bapak
Hadi mengucapkan terima kasih dan juga salam. Tele-Therapypun juga berakhir. Saya tidak menlanjutkan lagi karena,
nada suara beliau sudah berubah dari sebelum proses terapi. Cara kalibrasi tele-therapy adalah perbandingan pada nada suara, tekanan,
dan nafas saat berbicara. Dan, kondisi bapak Hadi, saya anggap sudah (Coachable), membutuhkan Coaching. Jadi, untuk terapi sudah
mencapai outcome sesuai yang beliau inginkan. Sementara kalau beliau mau saya
coach, janjian lagi untuk sesi selanjutnya. He..he...
Ciganjur,
Sabtu, 29 November 2011
NB : Tele-Therapy
(Terapi via phone atau Chat dan tanpa harus bertatap muka) berfokus pada solusi
dan memberdayakan sumberdaya pada klien (Client
Centre Method). Cara / proses terapinya dengan Conversational Therapy.
Mari bersilaturahim @mind_therapist
Bagikan