Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi
orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.
(HR. Bukhari dan
Muslim)
Inspirasi Avatar The legend of Ang
Tadi
pagi, saya menyaksikan film yang biasa saya tonton di salah satu stasiun tv
swasta, yang berkantor di Sudirman. Dulu setiap pagi jam 08.00, stasiun
tersebut memutar film Naruto, film kartun kesukaan saya. Namun, kini yang menjadi penggantinya The
Legend of Ang. Kisah Avatar bersama teman-teman nya.
Dan
tadi pagi yang saya saksikan, tentang chapter,
Earth. Pada episode ini mengisahkan tentang petualang Ang mencari bison tunggangannya,
Apha. yang sempat dicuri saat mereka masuk ke perpustakaan bawah tanah. Para
pencuri menjual Apha ke pemain sirkus. Sehingga memaksakannya untuk mengikuti
sebuah atraksi. Tapi, saat itu dia berhasil lolos. Selama masa pelarian diri
itu, Apha juga mencari-cari temannya, Ang. Sang Avatar.
Apha
terus terbang dan terbang, hingga dia memutuskan berhenti pada sebuah kuil di
atas bukit, gunung utara. Setelah Apha mendarat, ternyata di kuil itu ada
seorang petapa sedang bermeditasi. Yang nantinya menjadi guru yang mengajarkan
Ang cara mengelola energi dan membuka pintu-pintu cakra pada diri manusia.
Pembahasan tentang energi oleh petapa tersebut kepada Ang, sama persis seperti
materi kelas “Energy and Healing Paradigm”
yang pernah saya ikuti.
Karena
Apha belum mengenal sang petapa, maka dia bersikap kurang bershahabat. Sang
petapa melihat reaksi dari hewan yang besar di depannya, tidak bersikap tenang.
Maka dia berbaring saja tidak bergerak. Sementara Apha, bertahan pada
posisinya, tetap memantau, Apha khawatir sang petapa, sama juga dengan
orang-orang yang dia jumpai sebelumnya. (yang menangkap, menjual dan memaksanya
bermain sirkus).
Saya menyukai scene ini
Yang
saya suka dari scene tersebut, cara petapa menaklukkan Apha yang belum
bershahabat. Sang petapa tidak bergerak hanya diam berbaring, sambil sesekali
memperhatikan posisi Apha. Namun, Apha tetap berwajah kurang bershahabat. Hal
itu terjadi sampai 2 hari. Apha tetap berdiri, dan petapa berbaring saja.
Tetapi,
lama-kelamaan, Apha tertidur juga, karena kelelahan. Setelah tertidur, baru
sang petapa mendekati Apha. Kemudian, mendeteksi emosi bison raksasa tersebut.
Dia memahami emosi Apha, dengan menyentuh kaki hewan tersebut. Seperti para
praktisi energi, memahami kondisi emosi orang-orang yang sedang berkonsultasi
kepada mereka.
Cara menaklukkan marah
Setelah
menyaksikan reaksi petapa terhadap Apha. Bawah sadar saya mendapat ide tentang
cara menaklukkan marah. “Apa yang dilakukan sang petapa adalah esensi
dari mengelola emosi, terutama emosi marah”. Ketika ide itu hadir,
gerbang memori terbuka. Kemudian, pemahaman-pemahaman mengenai cara mengelola
emosi berterbangan satu-persatu mengisi kepala saya.
Menurut
saya. Cara sang petapa bisa kita aplikasikan kedalam segala hal. Terutama yang
berhubungan dengan emosi takut, marah, kecewa, cemas, malas dan sebagainya.
Karena, cara dia menghadapi Apha seperti yang saya ceritakan di atas, merupakan
esensi dari mengelola emosi. Apa itu?
Ini esensi mengelola emosi
Saat
melihat reaksi Apha belum bershahabat dengan nya. Sang petapa tidak melarikan diri, juga tidak melawan.
Begitu pula sewajarnya kita memperlaukan emosi yang hadir entah secara
tiba-tiba atau karena ada pemicu tertentu pada diri kita. Tidak melawan, juga tidak mengabaikannya. Apalagi berpura-pura,
seolah emosi itu tidak ada.
Sudah saya coba
Sementara
itu, Allah sungguh sangat mengerti apa kita mau ya? Setelah selesai film
avatar, dan mengkonsepkan tulisan ini. Saya berniat untuk menerapkan kepada
diri saya terlebih dahulu, baru membagikan kepada Anda. Dan, tadi sore. Allah
mengizinkan saya mengalami tehnik ini. Dengan menghadirkan peristiwa yang
membuat emosi saya tidak seimbang. Bayangkan kalau Anda sedang marah, apa yang
terpikirkan oleh Anda?
Saya
tidak tau, apakah Anda juga muncul pemikiran-pemikiran, yang akan berdampak
kurang baik bagi Anda. Seperti, entah putus hubungan kerja, pershahabatan Anda
menjadi renggang, bahkan mungkin terjadinya perceraian. Akibat hasutan di dalam
diri Anda, sehingga membuat Anda tidak mampu mengontrol diri. Tadi sore,
begitulah yang saya alami. Tetapi, saya langsung mengambil sikap, untuk
memanfaatkan momen itu, menggunakan tehnik yang saya bagikan kepada Anda ini.
Langkah sederhana
1.
Saya mengambil
posisi duduk bersila sambil menyadari sensasi rasa marah dalam diri saya.
2.
Saya berusaha
memahami, dari mana saja arah suara-suara hasutan yang muncul yang mengisi
kepala saya. Suara itu Mengajak untuk melakukan tindakan yang kurang baik bagi
diri saya.
3.
Setelah merasa
keberadaan si marah dan posisi suara-suaran hasutan itu. Saya hanya diam saja.
Saya tidak menolak atau berusaha
memindahkan rasa marah tersebut. Dan tidak mengecilkan suaranya. Juga, tidak
membantah.
4.
Saya membiarkan saja
rasa seperti tergenggam di dada saya. Dan suara-suara yang terus mendengung
mengisi kepala saya. Tetapi saya tidak mengikutinya.
5.
Saya terus berdiam
diri hingga beberapa menit. Sehingga berakibat, terdengarlah suara sang
bijaksana dalam diri. “Untuk apa aku
marah ya? Inikan, tidak ada manfaatnya?”. Setelah suara sang bijaksana
hadir, suara-suara hasutan tiba-tiba menghilang tak terdengar lagi. Kemudian,
secara spontan rasa seperti tergenggam di dada sayapun, juga ikut berubah.
Seperti orang yang membuka tangan habis mengenggam sesuatu. Sayapun menjadi
lega.
6.
Dan terakhir, saya
mengucapkan “Terima kasih, aku
mencintaimu”…
Setelah
selesai, tidak lupa saya bersyukur kepada Allah (hamdalah). Karena tanpa izin
dan Ridha dari Allah, saya tidak akan mungkin sanggup mengontrol diri. Sehingga
suasana emosi kembali stabil dan lega. Kemudian saya bangun dari tempat duduk
mengambil handuk di lemari dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri saya.
(Take bath).
Inti tehnik sederhana ini
Jadi,
inti dari cara ini adalah tidak
mengikuti juga tidak menolak, tidak menahan juga tidak melawan, tidak lari juga
tidak mengabaikannya. Tetapi, hanya menyadari saja, bahwa ia ada. Selamat
menyadari, menghayati dan melakukan sekarang.
Ciganjur,
Senin 14 November 2011 (19.30 – 20.45)
