Jumat, 04 November 2011

Inilah Bukti Rezeki Tidak Pernah Tertukar


Jangan mengurusi sesuatu yang sudah diurus oleh Allah.
#NasehatDiri
Liburan ke Pacitan

Liburan panjang (sekolah) tahun 2011, pada juni lalu. Saya mengisinya bersama istri dan mertua serta adik ipar, bersilaturahim dengan keluarga istri di Pacitan. Perjalanan menggunakan bis antar-kota, termasuk provinsi. Perjalanan antara Jakarta – Pacitan kurang lebih 15-17 jam. Jangan mencoba untuk merasakan dan membayangkan, betapa jauhnya perjalanan itu.

Kami berangkat dari terminal Lebak bulus, jam 11.00 dan sampai ke Pacitan jam 03.20 pagi. Dari terminal Pacitan, melanjutkan lagi perjalanan ke desa Gesingan,Tulakan. Dengan melewati jurang dan jalan terjal, yang di jaga oleh pepohonan yang tinggi. Dalam mobil yang menjemput, saya sudah mulai merasakan hawa dingin pegunungan. Sungguh, sangat dingin. Bahkan, di pagi hari, CO2 yang saya lepaskan sampai memadat, sehingga terlihat seperti asap, setiap nafas menghembus.

Orderan training

Selain itu, di Pacitan. Persisnya di tempat kelahiran ibu mertua. Ada hal yang tak dapat saya kuasai, karena itu diluar kontrol saya. Yaitu, sinyal untuk sim card yang saya gunakan, tidak berfungsi dengan baik. Di layar HP selalu tertulis, emergency. Sehingga, handphone saya tidak berdering oleh sms atau telf. Namun, HP istri saya masih berdering, karena menggunakkan sim card berbeda dengan saya.

Setelah dua hari di rumah mbah, kami juga bersilaturahim ke rumah saudara yang lain. Dalam perjalanan ke desa tulakan, sinyal tertangkap kembali oleh sim card saya, maka suara nada dering sms, berbunyi kembali. Sms yang masuk ”Mas apakah tanggal 9 juli kosong? Kami mau mengundang untuk menjadi pembicara saat rapat tahunan di Pulau Anyer”. Langsung saya balas, ”insyAllah bisa”. Kemudian saya dapat sms lanjutan ”Oke, nanti saya kabarin lagi, setelah saya pastikan tempat untuk pelatihan”.

Rencana Allah

Keesokan harinya, saya mendapat sms lagi, pada no HP saya yang satu lagi (yang dapat sinyalnya) ”Mas, apakah bisa bila kita undur tanggal 7, karena kami tidak mendapat hotel untuk tanggal 9?” saya menyatakan tidak bisa, karena masih dalam perjalanan pulang. ”Mohon maaf, tanggal tersebut saya baru sampai ke Jakarta dari Pacitan, insyAllah. Semoga kita bisa bersilaturahim di lain waktu”.

Setelah mendapat kabar, acara tanggal 9 tidak jadi ke Anyar, kemudian saya menyampaikan kepada kepada istri tentang hal tersebut. Dia langsung merespon, ”kalau memang rezeki tidak kemana kok”. Simple, dan Alhamdulillah saya benar-benar bisa menerima kondisi itu. Keesokan harinya, sesuatu hal di luar logika terjadi. Handphone saya berdering, ada sms masuk. ”Mas, apakah tanggal 9 sudah terisi jadwal? Alhamdulillah, kami mendapatkan tempat untuk pelaksanaan pelatihan dan rapat tahunan”. ”InsyAllah bisa, saya belum ada jadwal”. Saya membalas sms tersebut.

Kembali ke Jakarta

Tanggal 7 juli, kami kembali ke Jakarta. Alhamdulillah tiba dengan selamat. Dan tanggal 8 siang, saya bersama istri berangkat lagi menuju pulau Anyer, ketempat pelaksanaan training. Saya berangkat dari Pasar rebo dengan bis Armada. Saya tiba di sana Mangrib dan dijemput di terminal PCI Cilegon. Kemudian shalat bersama di mesjid raya. Setelah itu makan di salah satu rumah makan dekat mesjid Raya Cilegon.

Sambil menanti makanan yang kami pesan, saya bertanya kepada Bapak Abrar, bagaimana ceritanya, kita bisa mendapatkan Hotel? ”Begini Pak Rahmad. Tanggal 9 itu rencananya tempat yang mau kita pakai, mau di booking oleh Kementrian Hukum dan Ham. Tetapi, kemarin saat saya mengabari bapak, saya baru mendapat kabar dari pihak hotel, kalau pihak kementrian, tidak jadi menggunakan hotel tersebut. Alhamdulillah rezeki kita”.

Rezeki tidak pernah bertukar

Mendengar cerita Bapak Abrar. Dalam sini terdengar suara yang halus nan lembut membisikan ”Sungguh rezeki tidak pernah bertukar. Kalau Allah sudah menentukan (mentakdirkan), tidak ada manusia yang mampu menahannya”. Setelah makan kami menuju ke hotel, dan istirahat untuk persiapan training esok paginya.

Kejadian yang sama

Pengalaman perubahan jadwal training, pada bulan yang sama juga terjadi untuk jadwal tanggal 23 Juli. Seorang shahabat yang berkerja sebagai agen asuransi, berencana mengadakan Leadership camp untuk teamnya. Kegiatan ini, sudah teragendakan bulan sebelumnya. Sementara itu, seminggu sebelum hari H. Teman saya meminta maaf, karena tanggal yang sama, ada kegiatan kantor yang tak boleh dilewatkan oleh Agen. Sehingga, acara yang seharusnya 23, direschedule kembali.

Bukan keajaiban

Namun, tanggal 20. Saya mendapat kabar kembali. ”Pak Rahmad, Alhamdulillah saya mendapat izin dari leader saya, untuk tetap menjalankan program Leadership camp. Belum ada agendakan?”. Mendengar kabar dari teman saya ini. Saya hanya terdiam. ”Sungguh ya Allah, Engkau tidak pernah menyia-nyiakan makhlukMu di bumi. Dan apa-apa yang telah Engkau tetapkan, tidak ada manusia yang mampu membendungnya”.

Shahabat yang baik, inilah pengalaman yang saya alami. Bagaimana dengan Anda? Apakah pernah mengalami hal serupa? Let share it...

Ciganjur, 23 september 2011

Sambung silaturahim @mind_therapist


Bagikan