Hidup
ini selalu dipenuhi oleh resiko dari setiap yang kita lakukan. Dan, setiap efek
yang terjadi akibat perbuatan kita, maka kita harus mempertangungjawabkannya.
#Putri
Lala
Resiko ada di mana-mana
Sudah
kita tau bersama, selama kita hidup di dunia ini, resiko selalu
membayang-bayangi kehidupan kita. Seringpula kita membaca dan mendengar, dari
buku atau pembicara, bahwa apapun aktivitas kita, ada resikonya. Bahkan, diampun
memiliki resiko. Adapun resiko yang pasti anda hadapi sekarang.
Terjedanya waktu aktivitas yang sedang Anda kerjakan, karena membaca cerita
saya ini. Kemungkinan yang lain, Anda memperoleh
pembelajaran, sama seperti saya.
Belajar Multiple
Intelligences
Bulan
agustus 2010 yang lalu. Saya mendapat kesempatan mengikuti pelatihan Multiple Intelligences selama 4 hari,
bersama Bapak Munif Chatib dan Iswoyo. Selama training, saya mempelajari
tentang sejarah, konsep, dan aplikasi dari Multiple
Intelligences System. Sebenarnya sudah lama saya ingin mengikuti kelas ini.
Alhamdulillah, di Agustus lalu terwujudkan.
Selain
menjelaskan tentang sejarah hadirnya Multiple
Intelligence, Pak Munif juga menceritakan pengalaman beliau selama hampir
10 tahun menerapkan MI di sekolah-sekolah, di mana beliau menjadi konsultan di
sana. Diantara pengalaman itu, beliau menceritakan tentang “Putri Lala dan resiko”.
Kisah Putri Lala
Pak Munif menceritakan tentang
putri Lala, saat membahas, pentingnya bagi guru mencatat seluruh aktivitas
siswa. Baik prestasi, maupun dalam hal pelanggaran aturan, yang dilakukan
siswa. Sesuai dengan kesepatakan antara siswa dengan sekolah. Seperti “Jono terlambat masuk kelas, membuang sampah
bukan pada tempatnya, tidak shalat jamaah dan hal lain sesuai aturan yang ada”.
Putri Lala seorang siswi di sekolah
penerapan MI, di Sukabumi. Putri Lala
termasuk katagori pembelajar kinesthetic.
Aktivitas yang tidak pernah dia tinggalkan adalah bermain basket. Dia menjadi
bintang di sekolah, karena keahlian nya ini. Namun, di sisi lain, Lala sudah
beberapa kali termasuk dalam buku catatan pelanggaran.
Sekolah mengluarkan Lala
Sampai
satu momen, Lala melakukan sesuatu yang tak dapat lagi dimaklumi oleh pihak
sekolah. Sehingga, Lala menghadapi resiko berupa, harus melanjutkan pendidikan
dan pembelajaran di sekolah lain. Kejadiannya, saat sedang berada di LAB komputer.
Lala melepaskan bola scroling dari mouse, kemudian melemparkan bola tersebut, hingga
mengenai layar monitor. Lemparan
tersebut memecahkan 3 unit layar monitor.
Setelah
peristiwa itu, Kepala sekolah memanggil Lala, dan menyampaikan sebuah keputusan
kepadanya. Bahwa, mulai hari itu, Lala tidak bisa lagi belajar di sekolah bersama
guru dan teman-temannya. Karena,
perbuatan dan perliku yang telah dia lakukan. Sambil menunjukkan daftar
pelanggaran yang pernah dia kerjakan, tercatat sebanyak 144. Dari pelanggaran
akhlak, sampai aturan sekolah.
Pembelajaran bagi Lala
Sebagai
orang tua, mungkin Anda dan saya akan merespon juga sama seperti orang tua
Lala. Sedih dan sulit menerima.
Namun, apapun itu, merupakan resiko dari perilakunya. Kepala sekolah
menyampaikan kepada orang tua Lala ”Hari
ini putri kita Lala belajar ilmu berharga dalam hidupnya, kehidupan penuh
dengan resiko (efek yang akan terjadi) dari setiap perbuatan dan tindakan. Dan
Lala harus mempertanggungjawabkannya”.
Tanggung jawab
| Munif Chatib, Konsultan MI |
Sementara
itu, sering dalam setiap sesi terapi, dan sharing teman-teman. Saya menemukan
pola. Sebenarnya beberapa di antara mereka, tidak meiliki persoalan yang rumit.
Seperti keluhan bingung memutuskan (sulit mengabil
keputusan). Tetapi, inti masalah sebenarnya, ketidaksiapan untuk menerima
resiko, akibat yang ditimbulkan oleh pilihan-pilihan yang akan mereka putuskan.
Sehingga, terus menghindar-menghindar dan menghindar. Padahal, apapun keputusannya, resiko itu selalu ada. Oleh
karena itu, saya sering mengajak, ”Putuskan
sekarang, karena apapun keputusanmu, ada konsekwensinya. Dan, setelah
memutuskan, maka bertangunggjawab atas keputusanmu itu”.
Undangan Wisuda kelas 3
Meskipun
dia sudah tidak tercatat sebagai siswa aktif
sekolah tersebut. Tetapi, setiap sore, Lala tetap bermain basket bersama
teman-temannya. Sampai kelulusan tiba. Dan, saat acara perpisahan. Putri Lala
dan keluarganya mendapat surat undangan wisuda kelas 3. Mereka menghadiri acara
tersebut. Tanpa sepengetahuan, Lala mendapat kesempatan untuk menyampaikan
pesan dan kesan pada moment tersebut.
Nasehat Putri Lala
Suasana
haru nan menyentuh, saat Lala berbicara di depan hadapan dewan guru, siswa
kelas 1-2 juga para orang tua. Terutama para guru dan orang tua Lala. Karena
Lala menyampaikan kebahagiaannya pernah bersekolah di tempat itu. Meskipun dia
tidak sampai lulus di sana. Tetapi, ada momen yang menjadi turning point (perubahan) bagi kehidupan Lala. Dia berpesan kepada adik-adiknya, agar tidak berperilaku
seperti dia. Karena resikonya adalah harus
bersekolah di tempat lain seperti dirinya.
”Adik-adik, jangan ikuti yang telah saya
lakukan, itu ada resikonya. Hidup ini selalu
dipenuhi oleh resiko dari setiap yang kita lakukan. Setiap efek yang terjadi
akibat perbuatan kita, maka kita harus mempertangungjawabkannya”.
Diantara
hadirin, ada yang menesteskan air mata. Air mata keharuan, atas pembelajaran
hidup, yang Lala wasiatkan buat adik-adik kelasnya. Para dewan guru mempunyai
kebanggaan tersendiri kepada Putri Lala. Dan yang paling bangga adalah orang
tua Lala. Karena, putri mereka memiliki jiwa yang kuat, dan mengambil hikmah
atas peristiwa yang pernah dia alami.
Ciganjur,
Sabtu, 29 Oktober 2011
Mari
bersilaturahim @mind_therapist
