Selasa, 01 November 2011

Jangan Mengutuk Pekerjaan

Jangan meludah sumur yg airnya kamu minum. Jangan menjelek-an perusahaan, padahal kamu masih digaji perusahaan

#Jamil Azzaini, Inspirator SusksesMulia

Beranda facebook

Apakah Anda pernah mengalami seperti yang saya alami? Dan Anda tentu setuju, bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja, termasuk status facebook, iyakan?
Hari rabu yang lalu, saya memindahkan kursor mouse saya, pada beranda halaman akun facebook Rahmadsyah Mind-Therapist. ”Klik”, bunyi suara mouse begitu saya menekannya. Kemudian, di layar laptop saya, muncul update status teman-teman yang sering saya kunjungi atau saya lihat dinding mereka. Terkadang, saya hanya mengelike saja. Kadang juga, memberikan komentar atau pertanyaan untuk lebih memperjelas, maksud dari kumpulan kata-kata yang tertulis pada dinding akun facebook tersebut.

Status inspiratif

Di antara beberapa status, yang menarik perhatian saya ialah, status sang inspirator Jamil Azzaini. Beliau menasehatkan ”Jangan meludah sumur yg airnya kamu minum. Jangan menjelek-an perusahaan, padahal kamu masih digaji perusahaan”. (Status tersebut telah saya edit huruf singkatannya, seperti ”Jgn” pada sumber aslinya, saya tuntaskan menjadi ”jangan” pada note ini).

Sungguh sebuah pesan yang sangat menendang jiwa, setuju? Mungkin, tanpa saya sadari, saya sudah melakukannya. Karena merasa beratnya tantangan yang saya hadapi. Tugas masih menumpuk. Apalagi target setiap periode naik terus. Sementara balasan (imbalan)nya, tidak selaras. Saya meragukan Anda melakukan seperti itu, kalaupun iya, mari kita taubat bersama. He...he...

Mengutuk = tidak bermanfaat

Namun di sisi lain. Apabila kita menggunakan akal fikiran yang jernih, tanpa diselimuti perasaan marah, kesal, menggurutu, dan galau. Kalimat-kalimat yang kita ucapkan dengan nada tinggi, menjelek-jelekkan, apalagi mengutuk pekerjaan yang kita lakukan, tidak ada manfaat apapun kepada diri kita, iyakan? Bahkan, hasil yang kita peroleh, pekerjaan menjadi tidak bagus. Bisa jadi tidak tepat waktu. Kualitasnyapun, tidak mungkin ternilai. Apalagi sampai kita diputus hubungan kerja.

Saya tidak bisa mengatakan aneh. Bila ada teman kita yang sampai nekad mengatakan, ”Lebih baik aku keluar saja” (apalagi sampai benar-benar memutuskan untuk PHK dini, ya?). Sementara kondisi kehidupannya, sangat membutuhkan pekerjaan di perusahaan tersebut. Mungkin bisa jadi, dia belum membandingkan, efek menganggur dengan memiliki pekerjaan. Saya hanya menerka saja.

Sebab, kondisi fikiran orang yang tidak ada pekerjaan, lamunan akan kesedihan masa silam, lebih sering terbayang lagi olehnya.

Bahaya menganggur

Padahal, semua orang mengetahui, bahwa kehidupan orang yang menganggur itu, tidak mempunyai pekerjaan untuk dia selesaikan, tidak ada kegiatan dan perencanaan yang harus dia tuntaskan. Hal itu, cenderung membuat hidupnya menjadi galau. Kesedihan, kegundahan dan ketakutan akan masa depanpun, menghampirinya. Sebab, kondisi fikiran orang yang tidak ada pekerjaan, lamunan akan kesedihan masa silam, lebih sering terbayang lagi olehnya. Di tambah lagi, ketakutan akan masa depan. Sangat menghancurkan keindahan hari ini baginya.

Kebahagiaan semu

Seandainya pun dia bisa berbahagia, itupun rekayasa pikiran yang bersifat sementara. Karena dia menyabotase pikirannya dengan ”Adai aku, seandainya ini, dsb”. Angan-angan kosong pada tatapan matanya, tanpa dia sadari, memakan kenikmatan hidup secara perlahan-lahan. Seperti penjara Cina.

Penjara Cina memiliki sel khusus, di mana para tahanan tidak bisa tidur kecuali menyender dan duduk. Dari atas kepalanya ada saluran air, yang airnya menetes perlahan-lahan seperti tetesan infus. Satu persatu tetesan itu menetesi ke atas kepalanya, sehingga membuat tahanan menjadi stres dan gila.

Do what you love, love what you do
(Unknown)

Mari syukuri pekerjaan kita

Oleh karena itu, mari kita menikmati dan mensyukuri pekerjaan kita. Karena, hari ini masih ada pekerjaan yang menunggu untuk kita selesaikan. Agenda mingguan dan bulananpun, menanti supaya kita realisasikan menjadi kenyataan. Namun, bagi shahabat yang sudah terlanjur memutuskan tidak bekerja lagi pada orang lain. Maka, sibukkanlah diri Anda. Apakah membaca buku, menulis, merapikan tanaman, memperbaiki genteng, mengecat rumah, menata kembali ruangan rumah Anda, mencari informasi lowongan kerja baru, atau, Anda memutuskan untuk bekerja bagi diri Anda sendiri.

Mari kita memanfaatkan waktu

Saya mengucapkan terima kasih. Sebab, sampai saat ini Anda telah memotong waktu berharga Anda dengan pisau bacaan, mengizinkan mata Anda mengikuti kata demi kata pada note saya ini. Mudah-mudahan ini menjadi kesadaran bagi diri saya, juga Anda. Mohon mengingat, note ini bukan memprovokasi Anda untuk berpikir 10X, bila ingin memutuskan kerja, bukan pula memanasi Anda, lebih baik memiliki usaha sendiri. Tetapi, saya mengajak diri saya sendiri dan Anda, supaya selalu memanfaatkan waktu yang ada dengan penuh kemanfaatan, bukan sia-sia.

Mari bersama-sama kita proklamirkan ”Berhenti mengutuk pekerjaan, tapi I love my jobs”.

Ciganjur, Jumaat, 7 oktober 2011

Mau berkomunikasi dengan saya? Follow @mind_therapist
Bagikan