Tips for
success, learn from the best…
Belajar kepada ahlinya
Awal tahun
2006, merupakan tahun-tahun pertama saya merintis dan menetapkan tujuan hidup
menjadi trainer. Untuk mencapai ke tujuan, tentu saja saya mengikuti tips-tips
yang saya baca dari artikel pengembangan diri, buku-buku meraih apa yang kita
inginkan, dan audio motivasi. Di antara tips yang terheboh pada tahun tersebut,
learn from the best. Tagline yang
diusung oleh bapak Tung Dasem Waringin.
Saya mencoba
mengikuti apa yang disampaikan, dengan cara mencari di mesin google, para
pembicara motivasi, dan nama-nama pembicara di brosur iklan publik. Namun
terkadang, keinginan tersebut, saya pikir berulang kali, apakah mungkin saya
lakukan? Apa itu bisa terjadi?
Saya
menyadari, hambatan itu sebenarnya bukan dari orang yang akan saya temui
(trainer). Melainkan pemikiran menghambat itu, timbul dari diri saya sendiri.
Seperti, pertanyaan di dalam, “Apakah mau
bertemu dengan saya?, Merekakan sangat sibuk, bisa-bisa mengganggu waktunya?”
dan, perasaan yang membuat saya benar-benar ragu mengirim permohonan untuk
bertemu lewat email, karena saat itu, saya takut tidak mampu membayar waktu
yang mereka luangkan.
Tips mengajak bertemu ala Pak James
Sampai suatu
hari saya membaca pernyataan bapak James qwee di majalah swa. Pada edisi
tersebut, swa mengangkat topik tentang maraknya pasar training dan derasnya
animo karir baru menjadi trainer. Pak James menjelaskan proses beliau menjadi
publik speaker, sampai saran kepada calon-calon trainer. Di antaranya adalah
belajar langsung kepada yang lebih dahulu berkarya di dunia pelatihan.
Sementara
itu, beberapa waktu lalu. Tepatnya pada tahun 2011, ada beberapa email yang
masuk dalam inbox saya, juga berita di BBM. Isinya berupa “Mas Rahmad salam
kenal, kapan bisa bertemu, saya mau belajar menjadi trainer”. Begitulah
kira-kira inti emailnya. Seperti email yang pernah ingin saya kirimkan ke
beberapa trainer yang saya anggap sesuai dengan saya. Membaca isi email
tersebut saya langsung teringat dengan masa-masa awal meniti karir sebagai trainer & mind-therapist seperti
sekarang.
Rata-rata
yang ingin mengajak bertemu dan ngobrol sambil minum kopi, mereka mengenal saya
bukan lewat publikasi pelatihan publik, tapi seringnya lewat tulisan pendek, berisi
cerita kehidupan saya sehari-hari. Biasanya—seminggu sekali saya mengirim
catatan tersebut—lewat milist yang saya ikuti dan group facebook.
Trainer juga manusia
Kembali
dengan wawancara Pak James di majalah swa. Dalam wawancara tersebut Pak James
menjelaskan, pada dasarnya trainer itu juga manusia biasa yang memiliki
kehidupan bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga lainnya. Oleh sebab itu,
sesibuk apapun, pasti memiliki waktu luangnya. Maka, kesempatan bertemu itu
pasti ada. Walau beberapa memang sangat padat jadwalnya. Seperti merayapnya
kendaraan di jalan-jalan Jakarta. Contohnya Pak James sendiri. Beliau
menyebutkan, dari senin-jumaat, selalu ada jadwal untuk mengajar. Sehingga,
biasanya sabtu-minggu mau memfokuskan waktunya untuk keluarga.
Nah, tips
bertemunya, menurut pak James, dengan mengetahui informasi jadwal trainer
bersangkutan, waktu dan tempatnya. Maka, saat mengajak untuk bertemu, bisa
sesudah pelatihan, dan janjian venuenya, dekat dengan tempat pelatihan tersebut.
Kemudian, pak James juga menambahkan. Karena, tidak semua waktu dan kegiatan
dikonversi menjadi uang, maka, saat bertemu, bawa sesuatu yang unik sebagai
hadiah. Supaya membuat orang yang kita ajak janjian, mengenang kita. Seperti,
bolpen terbuat dari bambu. Atau kotak kartu nama gambar unik, atau kata-kata
trainer tersebut kita sablon di baju.
Saya senang bersilaturahim
Oh ya,
menariknya, tatkala saya bertemu dengan beberapa teman yang seprofesi. Ternyata
mereka sering juga mendapat email—ingin bertemu dari para pembaca dan shahabat
yang ingin belajar—serta memutuskan untuk menjadi pembicara publik. Dan teman-teman
saya itu, sama persis dengan saya. Pada dasarnya, sangat-sangat welcome
untuk bertemu dengan siapapun, dan kapanpun. Selama memang sedang tidak mengajar,
meeting, coaching atau melakukan konseling.
So,
shahabat, saya juga sangat senang bila dapat berbagi informasi tentang yang
saya ketahui dengan Anda. Apalagi silaturahim menambah teman baru, merupakan
kesukaan saya. Jadi, mari kita bertatap sapa sambil menikmati secangkir kopi
hangat dengan nuasa penuh keakraban.
Ciganjur,
Senin, 6 februari 2012
Mari bersilaturahim, follow @mind_therapist BB 270fe9b7
Bagikan