Rabu, 07 Maret 2012

Bocah Pengamen: Bang Tulis Di Sini !


Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik pada usia anak secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pemenuhan Hak Pendidikan Anak pasal 1UUS sisdiknas No.20/2003

Motivasi Guru SMAN 4 Tanggerang

Sebulan yang lalu, saya membaca pesan di inbox dari seorang bapak Guru sekolah menengah atas kota Tanggerang. Beliau bermaksud mengadakan pelatihan motivasi kepada rekan-rekan guru yang ada di sana. Agenda ini, sudah menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya. Tahun ini, beliau bermaksud mengajak saya untuk menjadi pembicara pada agenda tahunan tersebut. 

Kemudian, kami terus berkomunikasi, sampai menetapkan tanggal untuk pelaksanaannya. Yaitu, Rabu, 8 februari 2012. Sementara tempat pelaksanaan, bertempat di aula STMIK Raharja depan Tanggerang City. Peserta yang menghadiri pelatihan ini, sebanyak 50 orang guru. Sementara yang lainnya, berhalangan karena ada jadwal jam pelajaran. Dan training berlangsung mulai jam 08.45 – 11.50 wib.

Setelah selesai training, untuk sesi pertama dengan saya. Para guru-guru akan mendapatkan sesi selanjutnya, dengan pembicara yang berbeda pada jam 13.00. Sebelum itu berlangsung, sebagaimana lumrahnya, jam 12.00 adalah sesi istirahat untuk memberi jatah perut sekaligus shalat dhuhur.

Pengamen & pengemis

Selepas shalat, saya langsung pamitan. Karena, malam harinya harus ke dokter, untuk pemeriksaan mingguan istri menanti proses melahirkan. Dari depan STMIK, saya menunggu jasa angkutan umum, Tanggerang - Pasar Rebo & Rambutan. Tatlama kemudian, saya menumpangi Mayasaribakti rute ke Rambutan. Sebenarnya saya berharap ada bis yang melewati (singgah) Cilandak. Tapi tidak ada satupun yang keluar Cilandak kemudian melanjutkan kembali ke Pasar Rebo. Jadi, memang itulah pilihan satu-satunya. 

Begitu sampai di Pasar rebo, saya langsung pindah angkutan menuju Koantas bima 509, yang menuju Lebak bulus. Karena, angkutan ini keluar lewat tol mampang cilandak. Bukan kebetulan, saat saya naik, baru 2 penumpang yang ada di dalam. Mungkin, karena siang, jadi tidak begitu banyak penumpang. Sebab, biasanya, kalau sore hari, jarang sekali bisa mendapatkan tempat duduk, seringnya adalah berdiri.

Taklama kemudian, setelah penumpang mulai bertambah. Ada seorang anak kecil menaiki mobil sedang ngetem menunggu penumpang itu. Usianya menurut saya baru 5 atau 6 tahun. Dia menggenakan topi, baju berwarna kuning, sandal jepit dan celana pendek berwarna merah. Di tangannya, ada satu pak amplop kecil berwarna putih. Biasanya diedarkan ke penumpang.

Bang, tulis… tulis…

Tapi, tatkala dia memberikan amplopnya tersebut kepada saya. Sang anak langsung menarik bolpen dari kantong saya. Perilakunya tersebut, membuat saya terkejut. Namun, saya membiarkan saja, mengamati tanpa mengatakan apapun. Lalu, dia membuka tutup bolpen tersebut, matanya melihat ke ujung pena di tangannya. Saya memperhatikan, ada gelagat ingin memegang bolpen tersebut dan menulis sesuatu. Tapi tidak tau caranya. Setelah itu, dia ambil tangan kanan saya, dan meletakkan bolpen yang telah dicabut tutupnya, ke tangan saya. 

Bang, bang, tulis bang, tulis bang” Dia sampaikan kepada saya sambil menujuk ke amplop kecil yang diberikan kepada saya. Lalu, saya tanya kepada dia “Mau abang tulis apa?”. Pertanyaan saya ini ternyata membuat dia bingung. Dia diam sejenak, dan langsung menunjuk ke arah kaca belakang Koanta tertulis angka 509. “Tulis seperti itu”. Lalu saya menulis angka yang dia inginkan. Sambil saya menulisnya, anak kecil tersebut melangkah ke penumpang lain untuk mengedarkan amplop kecilnya.

Setelah selesai menulis, saya pikir selesai sudah. Dan saya ambil selembar uang dalam kantong baju kemeja bergaris yang saya kenakan. Akan tetapi, saat dia kembali lagi ke belakang, mengambil kembali amplop yang dia edarkan kepada saya. Dia meminta saya supaya menuliskan lagi “Bang, bang, tulis lagi bang, tulis lagi bang”. 

Terharu

Saya mau menulis, akan tetapi, saya sadari, suara mesin Koantanya mulai membesar. Itu pertanda, pak sopir mau menjalankan kendaraannya. Lalu, saya sampaikan ke anak kecil itu “Ini buat kamu, coret-coret sendiri saja ya”. Saat saya memberikan kepada dia, sungguh ekspresinya membuat saya surprise. Sebab, anak kecil tadi menerima bolpen seperti sesuatu yang sangat berharga. Dia menaikkan alisnya, dan melihat ke wajah saya, seolah-olah ingin berucap “Benar ini buat saya?” Lalu diapun turun dari koantas.

Sungguh, saya sangat tersentuh. Selama dalam perjalanan, peristiwa dia meminta saya menuliskan sesuatu terus terbayang dalam ingatan saya. Karena, saya merasakan, energi ingin mengetahui cara menulis pada anak tersebut. Mungkin demikian juga dengan teman-temannya yang lain hidup di jalanan. Mereka mau sekolah. Mereka mau juga memakai seragam sekolah. Dan belajar sebagaimana lazimnya seorang anak kecil.

Mereka juga mau belajar

Kemudian, saya teringat dengan teman-teman saya yang memiliki aktifitas sosial, memberikan pengajaran sekolah non formal untuk anak-anak di bawah kolong jembatan, pemulung di bantar gebang bekasi, dan tempat lainnya. Apa yang mendorong mereka melakukan itu? Karena, ingin berbagi, mewujudkan mimpi adik-adik yang memegang gitar kecil, atau gencrengan itu. Supaya mereka bisa belajar.

Adik kecil yang tak saya ketahui namamu. Terima kasih banyak pengalaman yang kau berikan untuk saya.

Ciganjur, Rabu, 7 februari 2012 
Mari bersilaturahim, follow @mind_therapist BB 270fe9b7
Bagikan