Never…ever…never give up.
Wiston
Churcil
Motivasi terbaik sepanjang masa
Seorang
jendral perang yang menjadi pemimpin negara, menggenakan jaket tebal musim
dingin. Di kepalanya tertutup oleh topi, dia berdiri di depan ribuan tentara
yang siap mati demi negaranya. Di atas pangung, tangan kirinya sambil memegang podium,
dan tangan kanan mengepal sejajar kepalanya. Kemudian, dengan nada tegas dan
penuh antusias dia memberi semangat kepada para pasukannya, “Never ever never give up”. Selesai
mengobarkan limat kata tersebut, dia turun dari tempat nya berbicara.
Dan, hingga
kini, ceramah singkatnya tersebut dinobati sebagai ceramah singkat terbaik,
membakar semangat, dan menggairahkan jiwa. Kalimat singkat tersebut dikobarkan
oleh perdana menteri Inggris. Wiston Churchil.
Tentu, Anda
tau akan isi ceramah fenomenal itu bukan? Namun, terkadang sulit untuk kita
terapkan. Anda setuju?
Orang pinggiran
Sementara
itu, apakah Anda pernah menyaksikan program realitas kehidupan pada salah satu
stasiun tv? Program tersebut dinamai dengan orang pinggiran. Entah mengangkat
kisah sebenarnya, atau sudah dipermak sesuai standar acara tv. Tetapi, bagi
saya, kisah-kisah yang diangkat dari kehidupan orang-orang pinggiran, memberi
inspirasi dan motivasi tersendiri. Terutama dalam hal semangat menjalani, dan
terus melewati setiap aral kehidupan melintang.
Sebut saja,
kisah seorang buta yang bekerja sebagai pemetik buah kelapa. Setiap hari dia
memanjat antara satu pohon ke pohon yang lain. Kemudian, mengupas kulit kelapa
tersebut. Lalu, membawa pulang kepada pemilik pohon kelapa. Terkadang sehari
hanya dia dapatkan sebesar Rp.30.000,- dari pekerjaan nya tersebut.
Ada juga,
kisah seorang ibu yang sudah berusia 50 tahun ke atas. Setiap hari dia mencari
batu kapur putih. Kemudian memecahkan batu tersebut. Lalu, menjual kepada
penadah pecahan batu yang beliau cari. Penghasilannya sehari, tidak lebih dari
setengah harga Burger. Seorang model yang berperan dalam tayangan tersebut
bertanya “Sampai kapan mencari batu?”
sang ibu menjawab “Sampai tubuh mampu
melakukannya, karena beginilah cara bertahan hidup”.
Pesan kehidupan
Pada program
tv lain, saya sempat menyaksikan juga. Kisah seorang bapak yang berpofesi
sebagai pencari biawak. Saya mengatakan profesi, karena inilah usaha dia
sehari-hari menafkahi keluarganya. Berangkat pagi dan pulang di sore hari.
Begitulah rutinitasnya. Tempat kerjanya, bukan di daratan, tetapi di rawa-rawa.
Karena tangkapannya, terkadang berada di daratan, kadang di air, maka
berbasah-bahasan, sudah biasa bagi tubuhnya.
Seorang
reporter bertanya, “Mengapa melakukan ini,
bukan mencari perkerjaan lainnya” Bapak yang memiliki 3 orang anak itu
menjawab “Ya mau bagaimana lagi, ini yang
bisa saya lakukan. Bila tidak, maka tidak bisa bertahan hidup”.
Pesan
kehidupan yang saya suka dari kisah bapak pencari biawak ini, dia mengatakan,
salah satu motivasi terbesar dalam dirinya, terus berusaha memburu biawak,
karena ingin menafkahi anak dan istri di rumah. Suatu bentuk tanggung jawab
seorang lelaki sebagai kepala rumah tangga, terhadap orang-orang yang dia
imami. Dan, kisah-kisah lain pada cerita sebelumnya, mengambarkan dengan jelas
kepada saya, bagaimana sebenarnya yang dimaksud dengan ungkapan “jangan
pernah menyerah”.
Jangan pernah berhenti
Terkadang,
saya merenung, kehidupan yang saya jalani sekarang sungguh amat indah dan
mudah, dibandingkan dengan orang-orang yang saya saksikan pada program acara
realita kehidupan di atas. Dan sepatutnya saya menysukuri apapun yang saya
miliki saat ini. Serta terus berjalan—dan menempuh sejarah hidup ini, sesuai
yang telah tergariskan semenjak azali.
Selanjutnya, adapun bentuk kesyukuran di
antara banyak perbuatan menraihnya, yaitu dengan tidak pernah berhenti—tidak
berhenti setiap halangan melintang. Karena pada dasarnya, setiap ujian yang
terkarunia itu, semua sesuai kadar orang yang memikulnya.
Mari
melangkah dan tidak pernah berhenti, seperti pesan wiston churchil, never ever never give up…
Ciganjur,
Selasa, 14 februari 2012
Bagikan
