Jumat, 16 Maret 2012

Mengapa Kopi Espresso Pahit?


Sepahit apapun kehidupan, selama kita tahu di mana gula berada. Maka, harapan manisnya hidup ada dalam genggaman. Selama kita mau, sekarang.
#NasehatDiri

Pengajian pernikahan

Hari ini, Minggu 26 februari 2012. Saya mendapat kesempatan berbagi pengalaman dengan teman-teman komunitas kontak jodoh dari facebook dan milist. Pada event pengajian bulanan mereka. Awalnya, tema yang ingin saya sharingkan, pentingnya berpikir positif. Namun, ada saran dari seorang anggota yang pernah mengikuti pengajian pada tahun 2010, menyarankan supaya saya membawa topik seperti tahun sebelumnya. 

Karena, menurutnya, setelah pengajian tersebut, lebih memahami dan menyadari tentang emosi-emosi kurang selaras serta tidak memberdayakan dalam dirinya. Akhirnya saya putuskan untuk membawakan topik sebagaimana request. (menggunakan prinsip penjualan, jangan menjual barangan dagangan Anda, tetapi penuhi kebutuhan pelanggan Anda).

Pengajian berlangsung dari jam 09.00 pagi sampai 12.00. Syukur kepada ilahi, sesi silturahim tersebut berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Kemudian, setelah shalat dhuhur di mesjid dekat dengan tempat pengajian. Ternyata ada sesi makan siang bersama. Menu khas dari padang. Sebab, si empu tempat pengajian berdarah keturunan padang. Menurut pengakuannya, bumbu racikan masakan siang ini, langsung dari padang. Bayangkan betapa lezatnya.

Jenius Writing

Setelah selesai makan, saya pamitan dengan teman-teman semua. Lantaran, ingin menghadiri dan menyaksikan kelas Jenius Writing yang disampaikan oleh shahabat saya, Bagus Sujiwo dan Amarta Imron, di Cava Longe depan Hotel Formula 1 Cikini. Workshop Jenius Writing merupakan kelas menulis dengan mengoptimalkan otak kanan—seperti Anda dan saya berhasrat menuangkan ide menjadi bentuk tulisan—atau seperti Anda membaca uneg-uneg saya saat ini. 

Apakah kelas Jenius Writing bisa membuat Anda langsung menelurkan buku? Saya tidak tau. Tetapi, ada beberapa buku alumni kelas spektakuler ini, telah tertampang dan tersusun di rak toko buku seperti gramedia. Sebut saja buku Hypnodontia yang ditulis oleh dr.Chairunisa, C.Ht,MNLP. Ada juga buku lainnya Laundry hati karya Rinny. Beliau juga alumni dari kelas menulis ala otak kanan ini. 

Kopi pahit (espresso)

Sementara itu, sambil menikmati kelas jenius writing. Saya memesan minum ke petugas Cava longe. Pertama saya menanyakan, apakah mereka menyediakan kopi? Biasa, kalau siang hari di rumah, saya selalu mendapat secangkir kopi buatan istri tercinta, sambil menari-narikan jari jemari di atas notebook mungil kesayangan saya.

Sang petugas menjawab “Ada pak, mau capucino atau espreso?” entah kenapa mulut saya mengucap kata pilihan kedua, yakni espreso. Saya mengira, kopi ini sejenis dengan kopi yang sering saya konsumsi. Seperti indocafe dan white cofee. Taklama kemudian, pesanan sayapun hadir di atas meja tempat saya duduk. Dan alangkah terjekejutnya saya. Ternyata ukuran gelasnya sangat-sangat mungil. Sayapun penasaran untuk merasakan rasa kopi telah saya pesan ini. 

Sluuuuurp”, espreso mengenai lidah saya. Tahukah Anda seperti rasanya? Bagi Anda sering meminumnya tentu tau. Tapi, kalau belum sudah pasti hanya menerka-nerka saja kan? Sungguh, bagi saya, rasanya sangat-sangat pahit. Pahitnya kopi dari ukuran gelas kecil nan mungil. Mengingatkan saya akan pengalaman, salah satu topik materi yang saya pelajari di pontren NLP.

Teliti pada hal kecil

Guru saya pernah berpesan, “Amati hal besar, dan teliti kepada hal kecil”. Ya. Meneliti dengan penuh seksama terhadap hal-hal kecil. Mengapa? Bukankah kita sering jatuh karena batu kerikil yang kecil dibandingkan batu besar? Dan betapa banyak, kasus-kasus rumah tangga bercerai berai karena hal-hal sepele? Selain itu, kopi espresso mengajarkan saya tentang kehidupan. Terkadang, kehidupan sedang kita jalani, tidak selamanya manis. Tetapi juga pahit, sepahit kopi espreso ini.

Cava Longue,Minggu 26 februari 2012
Mari bersilaturahim, follow @mind_therapist I 270fe9b7
Bagikan