Sudahkah
kita mempermudah orang lain mengenal bakat, keahlian dan pelayanan prima yang
kita berikan kepada mereka? Jika belum, apa yang Anda tunggu?
BBM Quote
Tahun lalu
(2011). Pada seminar Terapi Berpikir
Positif bacth 13. Hadir seorang peserta ibu-ibu berprofesi sama seperti
saya sebagai therapist juga. Cuma
beda dengan layanan yang saya berikan. Kalau saya lebih memfokuskan kepada
pemberdayaan pikiran, perasaan dan perilaku. Sementara beliau, membantu
menyelesaikan persoalan fisik. Seperti; ambeien, batu ginjal, maag, turun
berok, dan persoalan fisik lainnya. Beliau menterapi dengan cara memijit saraf
tertentu di tubuh.
Hari itu,
beliau menggenakan jilbab berwarna merah. Baju sampai ukuran paha berwarna
hitam. Dan pakaian bawahnya (celana) juga berwarna hitam. Penuh kehitaman.
Setelah selesai training, seperti biasanya. Saya sering menemani para peserta
yang curhat, baik terapi atau diskusi lebih lanjut mengenai materi baru saja
selesai saya sampaikan.
Bagaimana cara menjual diri?
Pada
kesempatan itu. Sebut saja nama beliau ibu Linda. Pertama-pertama dia
menceritakan pengalamannya sehari-hari kepada saya. Terutama, kasus-kasus yang
pernah beliau tangani. Rata-rata berhasil sembuh. Seperti yang saya ceritakan
di atas sebelumnya. Kemudian, selesai mengucapkan dengan nada semangat,
antusias dan wajah penuh meyakinkan metode terapinya. Ibu Linda bertanya kepada
saya, “Pak Rahmad, boleh saya tau
bagaimana bapak memulai karir sebagai trainer
& mind-therapist?”
Dari pola
bahasa pertanyaan, saya mencoba memahami maksud dan tujuan pertanyaan tersebut.
Biasanya, para penanya yang menyakan pertanyaan serupa seperti bu Linda.
Ujungnya pasti bertanya “Bagaimana cara
saya mengenalkan diri kepada orang-orang, bahwa saya mampu membantu persoalan
pikiran, perasaan dan perilaku mereka. Seperti trauma, phobia, stress, dendam,
sulit mengambil keputusan, kecanduan dsb? Sehingga ada orang datang
berkonsultasi kepada saya.”
Awal menjadi trainer & mind-therapist
Persis
seperti dugaan saya. Setelah saya menjelaskan, awal saya menjadi trainer
& mind-therapist. Yaitu karena saya ingin menyelesaikan kenangan
tsunami yang terus terbayang-bayang dalam tidur saya. Hampir setiap malam
setelah tsunami, semenjak saya hijrah ke Jakarta. Saat tidur malam hari. Saya selalu
masih bermimpi tentang peristiwa tsunami. Kejadian berlarian, air datang, dan
berjumpa almarhum kedua orang tua saya.
Lalu, saya
mencari tau, bagaimana cara mengatasi persoalan tersebut? Saya konsultasi sama
dokter, katanya paling cepat selesai dan netral kembali butuh waktu 2 tahun.
Terkecuali saya lebih mendekatkan diri kepada Allah (jalur spiritual). Anjuran
tersebut saya ikuti. Tahun 2006 pelatihan ESQ & Quantum ikhlas lagi
maraknya. Bahkan menjadi kosa kata masyarakat sehari-hari. Sayapun berusaha
menabung uang supaya bisa membeli buku dan mengikut pelatihannya.
Awal mula belajar NLP & Hypnotherapy
Setelah itu,
tahun 2007 saya membaca informasi mengenai NLP (Neuro-linguistic Programming) dan hypnotherapy. Dari keterangan
brosur pelatihan kedua ilmu ini, bahwa peserta setelah mengikuti pelatihan
tersebut. Peserta mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Bahkan bisa
juga membantu orang lain. Namun, bagi saya harganya sangat mahal saat itu.
Meski seperti itu, saya sangat penasaran dan ingin mempelajarinya. Singkat
cerita, saya bisa belajar kedua ilmu tersebut.
Selesai
training, saya langsung mencoba menyelesaikan persoalan saya. Kemudian berani
membantu teman-teman kuliah. Pertama-tama masih gratis. Dan kini saya bisa
menjalani aktifitas ini sebagai pintu rezeki untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga saya. Selain mendapat undangan pelatihan.
Ceritakan saja pengalaman Anda
Terus, saya melanjutkan
bercerita kepada bu Linda. Bagaimana orang-orang
mengetahui bahwa saya bisa membantu persoalan mereka hadapi? Saya tidak
melakukan banyak hal. Apalagi sampai membuat iklan di koran, majalah dan media
lain. Adapun hal yang sudah saya tempuh hanya lewat social media. Gratis, tanpa
keluar biaya. Dan itu lumayan efektif. Karena, berdasarkan informasi
orang-orang yang menghubungi saya untuk membantu menyelesaikan masalahnya.
Rata-rata karena membaca cerita saya di milist dan facebook.
Oleh karena
itu, saya menyarankan ibu Linda, mulai hari itu, supaya menuliskan setiap pengalaman
beliau menterapi kemudian membagikan secara gratis. Rutin saja. Asalkan terus
menerus. Setelah 6 bulan pasti ada orang yang menelfon. Itulah yang saya alami.
Siapakah Anda?
Nah, para
pembaca budiman. Bagaimana dengan bakat dan keahlian Anda? Apakah Anda sudah
mempermudah orang lain mengetahui kemampuan dan jasa Anda? Bila belum, apa yang
Anda tunggu. Oleh karena itu, sekarang ambil HP Anda dan ketikan sms, lalu
kirim ke nomor yang tersimpan di phonebook
Anda. Sampaikan kepada mereka, bila mereka ada masalah dalam hal sesuai
keahlian Anda, agar segera menghubungi Anda. Karena Anda dapat membantu
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Atau cara
lain mengenalkan diri Anda, bisa Anda mencoba seperti cara yang sudah saya
lakukan. Yaitu, menuliskan profesi Anda di akhir nama akun facebook Anda. Di email juga demikian. Pengalaman saya, itu adalah
cara tercepat membantu orang mengetahui keahlian kita. Seperti yang sering saya
alami tatkala ketemu dengan teman baru. Saat saya memberikan kartu nama saya.
Rata-rata mereka langsung bertanya apa itu Mind-Therapist?
Tetapi jarang bertanya, “aktifitasnya apa
mas?”
Kalau Anda
masih sulit dan belum tau pontesi dan keahlian yang dapat Anda jual. Boleh Anda
menghubungi saya di 081511448147 atau BB 270fe9b7. Saya siap dan bisa membantu
Anda menemukan serta mengembangkan potensi tertanam dalam diri Anda.
Baca juga lanjutanya, "Bagaimana cara menjual diri lewat tulisan?" di sini.
Baca juga lanjutanya, "Bagaimana cara menjual diri lewat tulisan?" di sini.
Ciganjur,
Selasa, 28 februari 2012
Mari bersilaturahim, follow @mind_therapist I 270fe9b7
Bagikan
