Senin, 12 Maret 2012

How To Sell Your Self 1?


Sudahkah kita mempermudah orang lain mengenal bakat, keahlian dan pelayanan prima yang kita berikan kepada mereka? Jika belum, apa yang Anda tunggu? 

BBM Quote 

Tahun lalu (2011). Pada seminar Terapi Berpikir Positif bacth 13. Hadir seorang peserta ibu-ibu berprofesi sama seperti saya sebagai therapist juga. Cuma beda dengan layanan yang saya berikan. Kalau saya lebih memfokuskan kepada pemberdayaan pikiran, perasaan dan perilaku. Sementara beliau, membantu menyelesaikan persoalan fisik. Seperti; ambeien, batu ginjal, maag, turun berok, dan persoalan fisik lainnya. Beliau menterapi dengan cara memijit saraf tertentu di tubuh.

Hari itu, beliau menggenakan jilbab berwarna merah. Baju sampai ukuran paha berwarna hitam. Dan pakaian bawahnya (celana) juga berwarna hitam. Penuh kehitaman. Setelah selesai training, seperti biasanya. Saya sering menemani para peserta yang curhat, baik terapi atau diskusi lebih lanjut mengenai materi baru saja selesai saya sampaikan.

Bagaimana cara menjual diri?

Pada kesempatan itu. Sebut saja nama beliau ibu Linda. Pertama-pertama dia menceritakan pengalamannya sehari-hari kepada saya. Terutama, kasus-kasus yang pernah beliau tangani. Rata-rata berhasil sembuh. Seperti yang saya ceritakan di atas sebelumnya. Kemudian, selesai mengucapkan dengan nada semangat, antusias dan wajah penuh meyakinkan metode terapinya. Ibu Linda bertanya kepada saya, “Pak Rahmad, boleh saya tau bagaimana bapak memulai karir sebagai trainer & mind-therapist?

Dari pola bahasa pertanyaan, saya mencoba memahami maksud dan tujuan pertanyaan tersebut. Biasanya, para penanya yang menyakan pertanyaan serupa seperti bu Linda. Ujungnya pasti bertanya “Bagaimana cara saya mengenalkan diri kepada orang-orang, bahwa saya mampu membantu persoalan pikiran, perasaan dan perilaku mereka. Seperti trauma, phobia, stress, dendam, sulit mengambil keputusan, kecanduan dsb? Sehingga ada orang datang berkonsultasi kepada saya.”

Awal menjadi trainer & mind-therapist

Persis seperti dugaan saya. Setelah saya menjelaskan, awal saya menjadi trainer & mind-therapist. Yaitu karena saya ingin menyelesaikan kenangan tsunami yang terus terbayang-bayang dalam tidur saya. Hampir setiap malam setelah tsunami, semenjak saya hijrah ke Jakarta. Saat tidur malam hari. Saya selalu masih bermimpi tentang peristiwa tsunami. Kejadian berlarian, air datang, dan berjumpa almarhum kedua orang tua saya.

Lalu, saya mencari tau, bagaimana cara mengatasi persoalan tersebut? Saya konsultasi sama dokter, katanya paling cepat selesai dan netral kembali butuh waktu 2 tahun. Terkecuali saya lebih mendekatkan diri kepada Allah (jalur spiritual). Anjuran tersebut saya ikuti. Tahun 2006 pelatihan ESQ & Quantum ikhlas lagi maraknya. Bahkan menjadi kosa kata masyarakat sehari-hari. Sayapun berusaha menabung uang supaya bisa membeli buku dan mengikut pelatihannya. 

Awal mula belajar NLP & Hypnotherapy

Setelah itu, tahun 2007 saya membaca informasi mengenai NLP (Neuro-linguistic Programming) dan hypnotherapy. Dari keterangan brosur pelatihan kedua ilmu ini, bahwa peserta setelah mengikuti pelatihan tersebut. Peserta mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Bahkan bisa juga membantu orang lain. Namun, bagi saya harganya sangat mahal saat itu. Meski seperti itu, saya sangat penasaran dan ingin mempelajarinya. Singkat cerita, saya bisa belajar kedua ilmu tersebut.

Selesai training, saya langsung mencoba menyelesaikan persoalan saya. Kemudian berani membantu teman-teman kuliah. Pertama-tama masih gratis. Dan kini saya bisa menjalani aktifitas ini sebagai pintu rezeki untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga saya. Selain mendapat undangan pelatihan.

Ceritakan saja pengalaman Anda

Terus, saya melanjutkan bercerita kepada bu Linda. Bagaimana orang-orang mengetahui bahwa saya bisa membantu persoalan mereka hadapi? Saya tidak melakukan banyak hal. Apalagi sampai membuat iklan di koran, majalah dan media lain. Adapun hal yang sudah saya tempuh hanya lewat social media. Gratis, tanpa keluar biaya. Dan itu lumayan efektif. Karena, berdasarkan informasi orang-orang yang menghubungi saya untuk membantu menyelesaikan masalahnya. Rata-rata karena membaca cerita saya di milist dan facebook.

Oleh karena itu, saya menyarankan ibu Linda, mulai hari itu, supaya menuliskan setiap pengalaman beliau menterapi kemudian membagikan secara gratis. Rutin saja. Asalkan terus menerus. Setelah 6 bulan pasti ada orang yang menelfon. Itulah yang saya alami.

Siapakah Anda?

Nah, para pembaca budiman. Bagaimana dengan bakat dan keahlian Anda? Apakah Anda sudah mempermudah orang lain mengetahui kemampuan dan jasa Anda? Bila belum, apa yang Anda tunggu. Oleh karena itu, sekarang ambil HP Anda dan ketikan sms, lalu kirim ke nomor yang tersimpan di phonebook Anda. Sampaikan kepada mereka, bila mereka ada masalah dalam hal sesuai keahlian Anda, agar segera menghubungi Anda. Karena Anda dapat membantu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.

Atau cara lain mengenalkan diri Anda, bisa Anda mencoba seperti cara yang sudah saya lakukan. Yaitu, menuliskan profesi Anda di akhir nama akun facebook Anda. Di email juga demikian. Pengalaman saya, itu adalah cara tercepat membantu orang mengetahui keahlian kita. Seperti yang sering saya alami tatkala ketemu dengan teman baru. Saat saya memberikan kartu nama saya. Rata-rata mereka langsung bertanya apa itu Mind-Therapist? Tetapi jarang bertanya, “aktifitasnya apa mas?” 

Kalau Anda masih sulit dan belum tau pontesi dan keahlian yang dapat Anda jual. Boleh Anda menghubungi saya di 081511448147 atau BB 270fe9b7. Saya siap dan bisa membantu Anda menemukan serta mengembangkan potensi tertanam dalam diri Anda.

Baca juga lanjutanya, "Bagaimana cara menjual diri lewat tulisan?" di sini.

Ciganjur, Selasa, 28 februari 2012
Mari bersilaturahim, follow @mind_therapist I 270fe9b7
Bagikan