Kamis, 22 Maret 2012

Antara Teori dan Praktek


Mengetahui tapi tidak melakukan. Sama saja artinya tidak mengetahui.
#Falsafah Zen

Kisah 9 Angsa dan Seekor Rajawali

Adalah 9 ekor bebek angsa sedang mencari makan di sawah pedesaan. Secara bergerombolan, mereka menundukkan kepala ke dalam sawah yang berair. Mulutnya terbuka celah sedikit untuk menyedot air dan makanan, sementara lidah bergerak-gerak menyortir, jika makanan, maka akan diteruskan ke perut dan air dikeluarkan kemabli melalui samping mulutnya.

Ketika sedang asyik-asyiknya mencari sesuatu untuk mengisi perut mereka. Terdengar suara dari langit “Kelik…kelik…kelik…”. Angsa muda, salah satu di antara mereka mencari-cari sumber suara dengan mengangkat kepalanya, melihat ke kiri dan kenan. Sementara suara itu semakin lama semkin mendekat. Kemudian, bebek mengangkat kepalanya lebih tinggi lagi, menengangah ke atas. Dia melihat ada yang mengepakkan sayap dan melayang-layang di atas sana.

Ingin belajar cara terbang

Lalu dia menyeletuk “Oh betapa senangnya”. Teman-temannya yang lain, keheranan dengan celetukannya. Mereka berhenti mencari makan. Kemudian, Angsa besar yang menjadi pemimpin bertanya “Apa yang kamu maksud, betapa senangnya?” “Itu yang sedang terbang”. Jawab angsa muda sambil menunjukkan kepada kelompoknya.

Angsa muda melanjutkan “Ketua, apakah kita bisa terbang seperti dia? Kitakan juga memiliki sayap?”. “Mungkin bisa, bila kita tau caranya”. Jawab angsa besar. “Bagaimana kalau kita minta Rajawali itu mengajarkan kita cara terbang seperti dia?” sahut angsa yang lain. “Setuju” kata angsa muda dan yang lainnya.

Karena sepakat untuk belajar cara terbang meringankan tubuh kepada rajawali. Kemudian 9 angsa tersebut menarik perhatian sang rajawali agar mendekat kepada mereka. Setelah dia mendarat, angsa besar menyampaikan niat belajar cara terbang, dan mengharap rajawali berkenan mengajarkan caranya.

Izinkan kami belajar cara terbang kepadamu”. Kata angsa besar dengan suara pelan penuh harap. “Baik”. Persetujuan sang rajawali. Selanjutnya Rajawali menjelaskan kepada mereka cara memanfaatkan sayap, menahan udara supaya bisa melayang, dan langkah-langkah lain supaya bisa terbang. Setelah menjelaskan teorinya, sang Rajawali memperagakan “Perhatikan, begini caranya”.

Teori dan praktek

Rajawalipun terbang dengan kaidah-kaidah yang telah dia jelaskan kepada 9 angsa tadi. Dan beberapa saat kemudian, dia kembali lagi bersama mereka. “Apakah kalian sudah mengerti?” tanya sang rajawali. Angsa muda menjawab dengan penuh semangat “Ya, mengerti”. “Kalau begitu, sekarang saat nya mempraktekkan”. Lanjut rajawabli.

Horee..hore..hore..” Angsa muda kegirangan. Tetapi berbeda dengan angsa besar dan yang lainnya. “Tidak, terima kasih rajwali. Kami sudah faham dan mengerti yang kamu jelaskan. Prakteknya besok saja, karena hari sudah sore”. Ucap sang angsa besar, sambil melangkah pulang ke rumah mereka.

Angsa muda, kenapa kamu masih berdiri di situ? Ayo kita pulang”. Ajak angsa lain yang sedang melangkah pulang. “Tidak, aku tetap di sini. Aku mempratekkan apa yang telah diajarkan oleh rajawali. Sampai aku benar-benar bisa”. Akhirnya, kedelapan angsa melangkah pulang, dan satu angsa muda, tetap bersama rajawali, asyik berlatih terbang.

Siapa yang menguasai?

Saya penasaran, menurut Anda, angsa yang manakah yang akan menguasai cara terbang dan bisa mengelilingi angkasa? 

Ciganjur, 22 maret 2012
Bagikan