Sabtu, 25 Februari 2012

Ini Penting, Cara Menghargai Diri Supaya Dibayar Lebih Layak


Bila bukan saya yang menghargai diri saya sendiri, siapa lagi?
#NasehatDiri

More then passion

Pada tulisan sebelumnya, Bang Rhoma: Jujurlah Kepada Karyamu!. Saya menceritakan kepada Anda. Rahasia karya-karya tetap laris dan terus didengar dari generasi ke generasi. Intinya, selama proses menciptakan sesuatu, lagu, gambar, tulisan, design, apapun yang Anda buat. Maka, lakukan hal tersebut tanpa dilandasi oleh tendensi apapun. Seperti, bakal laku di pasar atau disukai oleh pelanggan. Tetapi, kerjakanlah atas dasar kejujuran apa adanya. Sesuatu yang keluar dari dalam diri Anda dan saya. Bahasa lainnya, lebih mirip seperti melakukan sesuatu dilandasi oleh passion. Sesuatu yang kita kerjakan karena kita sangat mencintai dan menikmati melakukan proses tersebut.

Dan tidak bisa kita pungkiri. Ternyata melakukan atau mengerjakan sesuatu yang sangat kita senangi, tidak boleh hanya sekedar memuaskan emosi kebahagiaan saja. Namun juga harus menghasilkan (uang) kepada kita. Minimal “penghargaan” sebagai pemicu motivasi. Karena, itu merupakan kebutuhan psikologi dan alamiah terjadi pada diri kita. Dan sebaik-baiknya hasil berupa uang. Meskipun, diantara ciri orang-orang yang bekerja dengan passionnya, tetap melakukan, walaupun tanpa dibayar.

Siapa yang menghargai Anda?

Sebagaimana quote di atas. Tidak satu orangpun di dunia ini mampu dan bisa menghargai kita. Kecuali, Anda dan saya menghargainya terlebih dahulu. Karena, ini seperti yang sudah kita ketahui tentang hukum energi. Energi akan mengalir ke mana kita memfokuskannya. Dan kita mengundang sesuatu kepada diri kita, berdasarkan apa yang kita undang (pikirkan).

Kalau begitu, kita harus bijak kepada diri kita sendiri. Yaitu kita harus menghargai diri kita dengan sangat layak. Lebih spesifik urusan harga menghargai yang saya maksud di sini, menyangkut dengan uang. Sebab, adalah membohongi diri sendiri, bila kita mengatakan uang tidak terlalu penting. Maka, kebijaksanaan sangat kita butuhkan.

Kepuasan batin saja tidak cukup

Saya belum tahu. Apakah Anda sudah mencapai ke titik, di mana Anda bekerja dan melakukan aktifitas Anda, tanpa mempertimbangkan lagi entah di bayar atau tidak? Bahkan, Anda sudah sangat larut untuk memuaskan emosi diri Anda. Apakah orang suka, atau tidak, Anda terus melakukannya? Saya sudah pernah mengalami hal seperti itu. Dan itu sungguh mengasyikkan.

Tetapi, selama perjalanan menikmati nya, ada hal yang saya lupakan. Mungkin karena sangking asyiknya, saya hampir melupakan sesuatu yang memang penting bagi kehidupan saya. Anda tentu mengerti yang saya maksud. Saya melakukan aktifitas training, baik in-house atau publik. Tidak peduli dibayar atau tidak. Karena yang penting saya mendapatkan kepuasan batin.

Cara menghargai diri

Cuma bukan berarti, passion saya membuat saya mengalami kendala dalam hal keuangan. Alhamdulillah, itu tidak saya alami. Tapi, kondisi itu mengantarkan hanya pada titik aman. (Cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan saving bulanan). Saya bersyukur, kesadaran itu cepat saya sadari. Sehingga, saya berpikir harus ada pola yang saya ubah. Di mana, saya bisa mendapatkan hasil yang lebih layak, dan program kepuasanpun (passion) dapat terus saya kerjakan.

Nah, strategi yang saya lakukan sangat sederhana. Saya berharap, kalau Anda mau mencoba, maka Anda menyesuaikan dengan bidang Anda. Maksud saya, sesuaikan dengan pelayanan yang Anda lakukan. Sekali lagi ingin saya tekankan. Ini tentang menghargai diri. It all about money.

Produk training khusus

Siasat yang saya lakukan, membuat satu produk training khusus, di mana produk tersebut saya hargai dengan setinggi-tingginya menurut ukuran saya saat ini. Sebagaimana Anda ketahui. Produk-produk training saya termasuk paling terjangkau. Bahkan, Anda sering mendapatkan penawaran training gratis dari saya. Namun, meski fee trainer gratis dan dibayar transport saja. Alhamdulillah, Allah masih mencukupkan keperluan dapur rumah tangga saya.

Dan, produk training yang satu ini, sangat meninjau aspek pasar dan mengikuti berdasarkan keinginan pelanggan. Seolah seperti bertolak belakang dengan prinsip cerita Bang Rhoma ya? Pada dasarnya tidak. Karena, produk tersebut tetap sesuai dengan passion saya. Perlu Anda ketahui, meskipun saya seorang trainer (pembicara). Tidak semua topik, saya suka menyampaikannya. Jadi, tetap, strategi yang saya tempuh ini, sesuai dengan prinsip saya. Istilah teman saya “Jangan menyanyikan lagu orang lain”.

Lantas, apakah itu berarti produk saya yang lain, tidak sesuai dengan kebutuhan pasar? Saya tidak tahu. Pasarlah yang menentukan. Karena saya tidak melakukan riset dan survey untuk hal itu. Akan tetapi, sampai hari ini saya masih mendapat undangan mengajar. Itu mungkin, lantaran, saya sangat-sangat senang dan enjoy menyampaikan topik-topik tersebut. Bahkan tetap menikmati dan berangkat mengajar walau di bayar 2M (Makasih Mas). He… he...
 
Ini poin penting

Inti yang ingin saya sampaikan di sini. Bagi Anda yang sudah sangat passion dengan pekerjaan Anda. Bahkan, sampai tidak dibayarpun Anda tetap mengerjakannya. Maka teruskanlah misi Anda. Namun, bijaklah kepada diri. Dan hargailah diri kita dengan selayaknya.

Ciganjur, Minggu, 25 Desember 2012

Note : Sampai saat ini. Saya belum pernah mendapatkan informasi, baik dari diskusi atau tulisan yang saya baca. Bahwa kehidupan orang-orang yang bekerja berdasarkan passionnya, ada yang sampai jatuh miskin (bermasalah di finansial).
Bagikan