Bila bukan saya yang menghargai diri saya sendiri,
siapa lagi?
#NasehatDiri
More then
passion
Pada tulisan
sebelumnya, Bang
Rhoma: Jujurlah Kepada Karyamu!. Saya menceritakan kepada Anda. Rahasia
karya-karya tetap laris dan terus didengar dari generasi ke generasi. Intinya,
selama proses menciptakan sesuatu, lagu, gambar, tulisan, design, apapun yang
Anda buat. Maka, lakukan hal tersebut tanpa dilandasi oleh tendensi apapun.
Seperti, bakal laku di pasar atau disukai oleh pelanggan. Tetapi, kerjakanlah
atas dasar kejujuran apa adanya. Sesuatu yang keluar dari dalam diri Anda dan
saya. Bahasa lainnya, lebih mirip seperti melakukan sesuatu dilandasi oleh passion. Sesuatu yang kita
kerjakan karena kita sangat mencintai dan menikmati melakukan proses tersebut.
Dan tidak
bisa kita pungkiri. Ternyata melakukan atau mengerjakan sesuatu yang sangat
kita senangi, tidak boleh hanya sekedar memuaskan emosi kebahagiaan saja. Namun
juga harus menghasilkan (uang) kepada kita. Minimal “penghargaan” sebagai pemicu motivasi. Karena, itu merupakan
kebutuhan psikologi dan alamiah terjadi pada diri kita. Dan sebaik-baiknya hasil
berupa uang. Meskipun, diantara ciri orang-orang yang bekerja dengan passionnya, tetap melakukan,
walaupun tanpa dibayar.
Siapa yang menghargai
Anda?
Sebagaimana
quote di atas. Tidak satu orangpun di dunia ini mampu dan bisa menghargai kita.
Kecuali, Anda dan saya menghargainya terlebih dahulu. Karena, ini seperti yang
sudah kita ketahui tentang hukum energi. Energi akan mengalir ke mana kita memfokuskannya.
Dan kita mengundang sesuatu kepada diri kita, berdasarkan apa yang kita undang
(pikirkan).
Kalau
begitu, kita harus bijak kepada diri kita sendiri. Yaitu kita harus menghargai
diri kita dengan sangat layak. Lebih spesifik urusan harga menghargai yang saya
maksud di sini, menyangkut dengan uang. Sebab, adalah membohongi diri sendiri,
bila kita mengatakan uang tidak terlalu penting. Maka, kebijaksanaan sangat kita
butuhkan.
Kepuasan batin
saja tidak cukup
Saya belum
tahu. Apakah Anda sudah mencapai ke titik, di mana Anda bekerja dan melakukan
aktifitas Anda, tanpa mempertimbangkan lagi entah di bayar atau tidak? Bahkan,
Anda sudah sangat larut untuk memuaskan emosi diri Anda. Apakah orang suka,
atau tidak, Anda terus melakukannya? Saya sudah pernah mengalami hal seperti
itu. Dan itu sungguh mengasyikkan.
Tetapi,
selama perjalanan menikmati nya, ada hal yang saya lupakan. Mungkin karena
sangking asyiknya, saya hampir melupakan sesuatu yang memang penting bagi
kehidupan saya. Anda tentu mengerti yang saya maksud. Saya melakukan aktifitas
training, baik in-house atau publik. Tidak peduli dibayar atau tidak. Karena yang
penting saya mendapatkan kepuasan batin.
Cara menghargai
diri
Cuma bukan
berarti, passion saya membuat saya mengalami kendala dalam hal keuangan.
Alhamdulillah, itu tidak saya alami. Tapi, kondisi itu mengantarkan hanya pada
titik aman. (Cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan saving bulanan). Saya
bersyukur, kesadaran itu cepat saya sadari. Sehingga, saya berpikir harus ada
pola yang saya ubah. Di mana, saya bisa mendapatkan hasil yang lebih layak, dan
program kepuasanpun (passion) dapat
terus saya kerjakan.
Nah,
strategi yang saya lakukan sangat sederhana. Saya berharap, kalau Anda mau
mencoba, maka Anda menyesuaikan dengan bidang Anda. Maksud saya, sesuaikan
dengan pelayanan yang Anda lakukan. Sekali lagi ingin saya tekankan. Ini
tentang menghargai diri. It all about
money.
Produk training
khusus
Siasat yang
saya lakukan, membuat satu produk training khusus, di mana produk tersebut saya
hargai dengan setinggi-tingginya menurut ukuran saya saat ini. Sebagaimana Anda
ketahui. Produk-produk training saya termasuk paling terjangkau. Bahkan, Anda
sering mendapatkan penawaran training gratis
dari saya. Namun, meski fee trainer gratis dan dibayar transport saja.
Alhamdulillah, Allah masih mencukupkan keperluan dapur rumah tangga saya.
Dan, produk
training yang satu ini, sangat meninjau aspek pasar dan mengikuti berdasarkan
keinginan pelanggan. Seolah seperti bertolak belakang dengan prinsip cerita
Bang Rhoma ya? Pada dasarnya tidak. Karena, produk tersebut tetap sesuai dengan
passion saya. Perlu Anda
ketahui, meskipun saya seorang trainer (pembicara). Tidak semua topik, saya
suka menyampaikannya. Jadi, tetap, strategi yang saya tempuh ini, sesuai dengan
prinsip saya. Istilah teman saya “Jangan menyanyikan lagu orang lain”.
Lantas,
apakah itu berarti produk saya yang lain, tidak sesuai dengan kebutuhan pasar?
Saya tidak tahu. Pasarlah yang menentukan. Karena saya tidak melakukan riset
dan survey untuk hal itu. Akan tetapi, sampai hari ini saya masih mendapat
undangan mengajar. Itu mungkin, lantaran, saya sangat-sangat senang dan enjoy
menyampaikan topik-topik tersebut. Bahkan tetap menikmati dan berangkat
mengajar walau di bayar 2M (Makasih Mas). He… he...
Ini poin
penting
Inti yang
ingin saya sampaikan di sini. Bagi Anda yang sudah sangat passion dengan
pekerjaan Anda. Bahkan, sampai tidak dibayarpun Anda tetap mengerjakannya. Maka
teruskanlah misi Anda. Namun, bijaklah kepada diri. Dan hargailah diri kita
dengan selayaknya.
Ciganjur,
Minggu, 25 Desember 2012
Note : Sampai saat ini. Saya belum pernah
mendapatkan informasi, baik dari diskusi atau tulisan yang saya baca. Bahwa
kehidupan orang-orang yang bekerja berdasarkan passionnya, ada yang sampai
jatuh miskin (bermasalah di finansial).
Bagikan
