Memaafkan adalah awal dari penyembuhan....
Apakah Anda pernah marah? Kapan
terakhir Anda marah?
Mengapa saya menanyakan ini kepada
Anda? Karena, sebentar lagi, saya mau membagikan pengalaman dari sebuah film
kartun tentang pemaafan kepada Anda. Seperti apa persisnya ibrah yang bisa kita
petik dari film tersebut? Berikut ceritanya.
Belajar dari Film Avatar
Tadi pagi, sambil membuka laptop
untuk mempersiapkan diri menyelesaikan tulisan di ruang private, saya
menyaksikan film Avatar di Global TV. Film kartun yang mungkin menjadi kesukaan
anak-anak Anda. Saya tidak tau chapter berapa Avatar yang saya saksikan itu.
Dan, entah juga sebuah kebetulan. Ketika saya menyaksikan, film tersebut mengisahkan
tentang keinginan Katara (penguasa elemen air terakhir) untuk membalas dendam
atas pembunuh ibunya.
Karena chapter ini menceritakan
dendam. Tiba-tiba saja muncul keinginan untuk terus menoton sampai akhir. Mungkin
karena bab tentang dendam erat kaitan dengan pemaafan. Kalau saya hubungkan
dengan pekerjaan saya sebagai Mind-Therapist,
sangat erat kaitannya. Sehingga, saya memutuskan terus melanjutkan menikmati film itu,
dengan harapan, mendapat khazanah metafora saat melakukan forgiveness therapy.
Terapi memaafkan
Setelah saya menonton hingga akhir
cerita. Memang ada kata-kata penggalan kalimat Avatar patut dijadikan quote
sebagai proses pemaafan. ”Orang yang ingin balas dendam itu, seperti
ular yang berekor tikus. Tatkala ia menerkam mangsanya itu, sekaligus ia
memasukkan racun (melukai) dirinya”.
Mendengar kalimat Avatar itu, saya
jadi teringat dengan pembelajaran yang saya dapatkan dari Bapak Asep Hairul
Gani. Saat mengikuti kelas Ericsonian
Hypnotherapy. Kala itu, beliau membahas tentang tehnik Forgiveness therapy. Sebelum melangkah kelatihan, Pak Asep
menjelaskan hal sepantasnya dalam bertindak dan bersikap, tatkala seseorang itu
ingin balas dendam.
3 Cara memaafkan
Pertama, membalas dengan perbuatan yang setimpal.
Kedua, dengan memaafkan.
Ketiga, membalas dengan perbuatan baik terhadap orang yang
melukai kita.
Dan yang ketiga ini, sebaik-baiknya
cara dalam balas dendam. Setelah itu, baru peserta berlatih cara
menggunakan tehnik terapi untuk pemaafan diri.
Kembali ke cerita Avatar. Walau
Avatar dan Sokka sudah berusaha untuk menasehati, agar Katara menghentikan
niatnya. Tetapi tetap saja, Katara kokoh dengan penderiannya. Dia pun berangkat
bersama pangeran Sukoi.
Akhir dari kisah ini
diceritakan. Walaupun Katara sangat marah dan ingin balas dendam. Tetapi,
amarahnya kalah dengan nurani nya. Dia tidak mampu membunuh untuk membalas
dendam kepada orang yang telah merengut nyawa ibunya.
Oleh karena itu, mari kita putuskan untuk memaafkan
sekarang...
Ciganjur, 11 Juni 2011
Mari bersilaturahim, follow @mind_therapist BB 270fe9b7
Bagikan
