Selasa, 14 Februari 2012

Gagal Itu Ya Sukses



There is no failure only feedback.
#Asumsi NLP

Cara pandang

Itulah salah satu pola pikir yang ditanamkan kepada peserta training NLP practitioner. Karena, cara menyikapi sebuah kejadian bukan sebagai kegagalan tetapi hanya sebuah masukan,  akan menciptakan nuansa pembelajaran bagi jiwa, yang akan terus bertumbuh. Seperti para pemain sepak bola yang telah kian lama berlatih di lapangan hijau bersama teman-temannya. Perkembangan ketrampilan permainan pemain, baru akan terasah, setelah mereka bertanding dengan team lain. Bila menang mereka bertumbuh, dan kalahpun mereka belajar bertumbuh dengan strategi yang baru.

Makna sebuah peristiwa

Sepertinya, hampir semua dari kita, pernah mengalami pertumbuhan jiwa. Sebuah pemberitahuan dari pengalaman yang pernah kita lakukan. Sering pengalaman tidak sesuai harapan tersebut, diberi nama gagal. Akan tetapi, seroang teman menglabelkan kejadian serupa, sebagai pembelajaran semata. Ada juga, menyebutnya dengan, sukses yang tertunda. Artinya, bukan tidak sukses, tetapi hanya sedang tertunda saja. Mungkin Anda sendiri, memiliki makna yang lain terhadap pengalaman sejenis.

Akan tetapi, saya bisa menjamin dan sangat-sangat yakin. Di antara semua yang saya maksud di atas, terdapat orang-orang yang tidak pernah mengalami peristiwa gagal. Suatu peristiwa seperti saya ceritakan di atas. Karena, mereka tidak pernah mengambil tindakan nyata terhadap keinginannya. Sehingga, sejarahnya, luput dari pengalaman tidak sesuai dia harapkan. Hidup mengikuti arus saja, seperti air mengalir. 

Bagaikan air mengalir

Padahal, arus air selalu mengikuti hukum, dari tempat tinggi turun ke tempat lebih rendah. Terkecuali dibantu mesin pompa, maka air bisa mengalir ke atas. Dan, mesin pompa itulah, ibarat keinginan dalam kehidupan. Seperti pepatah, there is the wish there is the way. Demikian kata mutiara yang saya baca pada buku tulis (catatan) sinar dunia, saat belajar di sekolah dulu.

Dan, kisah-kisah kehidupan orang yang memaknai pengalaman belum sesuai harapan, dengan sukses tertunda, pembelajaran, dan gagal. Dunia telah menyimpan sejarah hidup mereka. Sebut saja, kisah fenomenal dari pemimpin Amerika, Abraham lincoln. Mungkin kita bisa mengkatagorikan, kalau dia termasuk orang yang menganggap suatu peristiwa sebagai sukses yang tertunda.
Sejarah mencatat sepak terjang karirnya.

1.   Tahun 1831 : Kebangkrutan dalam usahanya
2.    Tahun 1832 : Kalah dalam pemilihan lokal
3.    Tahun 1833 : Kembali menderita kebangkrutan
4.    Tahun 1835 : Istrinya meninggal dunia
5.    Tahun 1836 : Menderita tekanan mental sedemikian rupa sehingga hampir saja masuk rumah sakit
6.    Tahun 1837 : Kalah dalam kontes pidato
7.    Tahun 1840 : Gagal dalam pemilihan anggota senat Amerika Serikat
8.    Tahun 1842 : Menderita kekalahan untuk duduk di dalam kongres Amerika Serikat
9.    Tahun 1848 : Kalah lagi di kongres Amerika Serikat
10. Tahun1855 : Gagal lagi di senat Amerika Serikat
11. Tahun1856 : Kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden Amerika Serikat
12. Tahun 1858 : Kalah lagi di senat
13. Tahun 1860 : Akhirnya berhasil menjadi presiden Amerika Serikat.

Saya mau gagal

Selanjutnya, satu-satu orang yang fenomenal dalam urusan gagal atau sukses  mungkin hanya ada di Indonesia. Sebab, biasanya, alasan seseorang menjalankan bisnisnya untuk meraih keuntungan, malahan orang ini ingin berbisnis supaya rugi. Bahkan dengan terang-terangan dalam setiap wawancara dengan nya, beliau mengatakan, tidak pernah bercita-cita untuk sukses. Malahan kepingin gagal.

Tetapi, yang menariknya, penjelasan beliau dibalik keinginannya. “Berbisnis itu sudah pasti mengalami untung dan rugi. Mau menolak dia, pasti hadir dalam setiap aktifitas bisnis kita. Demikian juga gagal dan sukses”. Karena menurut beliau, kesuksesan itu, batu kerikil di puncak bukit kegagalan. Maka, sebenarnya gagal itu ya sukses. Dan, sosok fenomenal itu pasti Anda mengenalnya, yaitu Om Bob Sadino.

Bukan gagal tapi pembelajaran saja

Sementara yang satu nya lagi, yang mengartikan pengalamannya sebagai pembelajaran adalah, pembaca catatan ini dan penulisnya. Ya, Anda dan saya. Maafkan bila saya terlalu memaksa memaksukkan Anda sebagai orang-orang yang terus belajar dari setiap kejadian yang telah Anda alami. Meski seperti itu, tentu Anda setuju, saya juga sependapat Anda.

Dan berdasarkan pengalaman pribadi, tatkala kejadian hanya sebuah masukan, dan pembelajaran hidup. Rasanya, jiwa-jiwa di dalam, terus bertumbuh, bertumbuh dan bertumbuh.

Ciganjur, Minggu, 29 Januari 2012
Bagikan