Kamis, 26 Januari 2012

Semesta Sedang Mengajar


Sehebat apapun badai datang, akan ada saat baginya untuk pulang.

#NasehatDiri

Apakah Anda masih ingat dengan peristiwa hari kamis, tanggal 5 Januari kemarin? Peristiwa tersebut terjadi sekitar jam 14.00 – 15.00 wib. 

Ketika Jakarta gelap gulita

Saya yakin--bagi Anda yang berada di ibu kota Jakarta pada hari itu--pasti mengingat peristiwanya, iyakan? Dan saya hari itu, sedang berada di ruang President Longue Menara Batavia. Saya tengah mengikuti program pelatihan Personal Coach “Hypnotic Goal Setting” bersama Coach Krishnamurti. Ruangan pelatihan--dinding yang menghadap keluar--terbuat dari kaca. Sehingga, dari dalam kelas, kita bisa melihat jelas suasana di luar.

Setelah selesai break siang. Sekitar jam 13.20 program pelatihan berlangsung kembali. Karena program tersebut banyak latihannya. (full praktek). Maka, saat berpindah-pindah tempat dan mencari posisi yang nyaman untuk latihan sesama peserta. Saya melihat suasana di luar ruangan agak mulai gelap. Langitnya perlahan-lahan diselimuti awan hitam, hingga cahaya mataharinya tertutup olehnya.

Tak lama kemudian, hujan pun turun. Tetesan air dari langit, awalnya seperti biasa saja. Beberapa saat kemudian, hujan tidak sendiri, tetapi ditemani oleh angin kencang yang sangat luar biasa. Sampai membuat--hujan melaju kencang dan derasnya--mengaburkan pandangan keluar. Lalu, saya melihat keluar, akibat hujan yang ditiup angin kencang. Angin mumutarkan dedaunan pohon, dan seperti ada lingkaran tetesan air yang memutar-mutar di sekeliling gedung.

Badai merobohkan pohon

Alhamdulillah, tak lama kemudian, angin itu berhenti, hanya meninggalkan tetesan gerimis sang hujan. Hingga saat usai pelatihan berlangsung, gerimis masih menetes. Sesaat hendak meninggalkan ruangan dan pulang, saya menyalakan BB--banyak masuk broadcast pemberitahuan pohon roboh--di beberapa titik. Akibat hujan disertai angin kencang, telah merobohkan pepohonan dan baliho. Akhir broadcast tersebut, mengandung pesan. Supaya pengguna jalan berhati-hati. Dan yang pasti, macet melanda di sana – sini.

Apalagi saya yang masih menggunakan jasa transportasi umum. Sudah pasti menikmati macet saat pulang. Dan, busway yang biasa saya gunakan, dari dukuh atas ke ragunan. Untuk sementara, halte tersebut tidak bisa dioperasikan. Karena, salah satu pohon roboh, menimpa ujung haltenya. 

Semesta sedang mengajar

Tetapi bagi saya pribadi. Peristiwa badai yang menyelimuti awan hitam daerah Jakarta itu. Mengajarkan saya akan sifat kehidupan. Sehebat apapun badai datang, akan ada saat baginya untuk pulang. Meski membawa dampak tertentu selama kunjungannya. Namun, bila saat nya telah cukup. Maka, dia pasti pulang kembali dan menarik selimut hitamnya. Sehingga, cerahnya sinar sang surya, menyinari kembali bumi pertiwi.

Demikianpula dengan ujian hidup yang manusia alami. Terutama masalah-masalah kehidupan yang menghampiri saya. Ada kalanya mereka datang. Dan ketika saatnya telah tiba, tidak perlu saya usir. Masalah tersebut akan pulang dengan sendiri nya. Secara hakekatnya, yang terlahir pasti mati. Bila masalah menghampiri, pasti akan menjauh dengan sendirinya. Sementara durasinya, cepat atau lamat. Terkadang, andil saya sebagai manusia, ikut mempengaruhinya. Setelah Allah mengizinkan dan meridhai.

Bagi saya, badai yang menghampiri Jakarta 5 januari yang lalu. Sang alam sedang mengajarkan lagi, dan mengingatkan materi sebelumnya yang pernah saya dapatkan. Bahwa hujan akan reda. Badai akan berlalu. Dan masalah saya pun, akan dihapus oleh solusi. Semua ada waktunya. 

Pertanyaannya, Apakah saya sabar dan penuh optimis menjalani proses kehidupan ini?

Ciganjur, Sabtu 14 Januari 2012
Mari bersilaturahim, follow me @mind_therapist
Bagikan