“Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahu, sedang
kamu tidak mengetahui.”
(Al Baqarah 2:216)
Tiga tahun yang lalu, 2007. Saya jalan-jalan ke
toko-toko kecil penjualan DVD bajakan, di Stasiun kereta Api Pasar Minggu.
Salah satu kebiasaan saya dalam mengisi waktu luang adalah menyaksikan film
yang mengandung pesan-pesan moral kehidupan.
Terkadang, saya sengaja menonton, kemudian saya jadikan referensi untuk materi training. Seperti 3 Idiot. Film Bollywood mengisahkan tentang dunia pendidikan di India. Selain menyindir tentang pendidikan, film tersebut bagi saya, cocok untuk tema passion. Dan, motivasi; Kuliah bukan karena nilai atau ijazah. Tetapi karena dorongan jiwa dan menikmati (enjoy) prosesnya.
Terkadang, saya sengaja menonton, kemudian saya jadikan referensi untuk materi training. Seperti 3 Idiot. Film Bollywood mengisahkan tentang dunia pendidikan di India. Selain menyindir tentang pendidikan, film tersebut bagi saya, cocok untuk tema passion. Dan, motivasi; Kuliah bukan karena nilai atau ijazah. Tetapi karena dorongan jiwa dan menikmati (enjoy) prosesnya.
Saya tidak
suka film Monalisa smile
Sambil saya lihat-lihat DVD yang terpanjang pada toko
tersebut. Saya melihat cover bertema “Monalisa
Smile”. Lalu, saya membaca sinopsis di belakangnya. Film mengisahkan
tentang seorang guru yang mendobrak dogma, bahwa wanita tugasnya hanyalah untuk
melayani suami dan menetap di rumah.
Setelah memegang dan membaca sinopsisnya. Tidak ada
rasa penasaran dan ketertarikan sedikitpun dalam diri saya. Jadi saya letakkan
kembali pada tempat saya ambil. Dan, saya tidak membelinya.
Sementara itu, tepatnya mei, 2010. Saya membaca
artikel pak Rhenald Kasali,Ph.D pendiri Rumah Perubahan. Beliau menulis artikel
tentang “Bagaimana selayaknya seorang
pengajar di dalam kelas, saat mengajar (strategi) kepada peserta ajar?”
Pada artikel tersebut, beliau menceritakan kisah seorang guru sejarah yang
diperankan oleh Julia Robert dalam film “Monalisa
Smile”. Guru kreatif, dia memiliki cara mengajar berbeda dengan guru
lainnya. Sehingga membuat kejutan-kejutan bagi siswanya.
Setelah membaca catatan pak Rhenald Kasali tersebut,
hadir penasaran yang sangat mendalam dalam diri saya. Lalu, saya ketik di
google “Monalisa Smile” saya pilih
gambar, supaya bisa melihat foto-foto tentang film tersebut dan covernya.
Karena, dari judul tersebut, perasaan saya pernah melihat dvd tersebut. Maka,
untuk meyakinkan diri, saya cari info di mbah google. Ternyata, memang benar,
film tersebut pernah saya pegang DVD nya, tetapi saya tidak membelinya. Karena
saat itu saya tidak memiliki rasa suka. Tapi sekarang, saya sangat menyukainya.
Saya tidak
suka Gede Prama
Pengalaman lainnya, terjadi sekitar tahun 2006. Waktu
itu, saya lagi senang-senangnya membaca artikel motivasi di blog para
motivator, atau tulisan mereka di majalah-majalah. Seperti Andriewongso, James
Qwee, Anthony Dio Martin, Arvan Pradiansyah, Ari Ginanjar, Krishnamurti, Ronny
FR dan Hari Subagya. Mengapa nama-nama beliau yang saya tulis di sini, karena
merekalah yang saya kenal saat itu (2006). Tapi sekarang, saya sangat banyak
mengenal nama-nama para pembicara publik, baik bidang soft skill maupun hardskill.
Suatu hari, saya membaca majalah swa, saya lupa edisi
berapa persisnya. Saya membuka halaman yang biasanya sering saya baca. Di sana
ada artikel dan tercantum nama penulisnya Gede Prama. Bahasanya tidak
memotivasi bagi saya. Spontan saya artikan “Tidak menarik”. Bahkan, di majalah
yang lain. Saya melihat ada event seminar, pembicaranya Andriewongso, Pojianlau
dan Gede Prama. Di situ saya melihat foto pak Gede Prama. Dengan sombongnya saya
mengatakan kepada diri saya “Ah orang
seperti ini motivator, tidak meyakinkan”.
Bintang tamu
Kick Andy
Begitulah diri saya yang dulu, sebelum mengetahui,
siapa sebenarnya Gede Prama. (Wahai diriku, maafkan aku, aku mencintaimu. Dan
teruntuk guruku, maafkan muridmu ini). Tahun 2007, Bang Andy F Noya,
menghadirkan seorang tamu dari Bali, kiprah nya pernah menjabat sampai ke pucuk
tertinggi perusahaan besar di pulau jawa. Dan, beliau mencapai jabatan tersebut
sebelum usianya 40. Selain itu, beliau juga menjadi pembicara publik dan
inhouse, dengan tema memotivasi dan spiritual. Tamu tersebut, bapak Gede Prama.
Setelah saya selesai menyaksikan program Kick Andy.
Tumbuhlah penasaran untuk mengetahui lebih dekat sosok sang pembicara. Saya
googling di internet. Banyak tulisan beliau bertebaran di sana. Karya yang
telah hadir lewat tangan beliau sampai dengan sekarang hampir 24 buku,
diterbitkan oleh penerbit yang berbeda. Salah satunya penerbit ternama Gramedia.
Saya telusuri satu persatu tulisan beliau yang terlist
di google. Bahasanya sangat sederhana. Menyentuh sampai kedalam. Reflektif. Kemudian,
karena tidak puas dengan artikelnya, saya mencari buku-buku karya beliau di
Gramedia. Buku pertama yang saya beli Jejak-Jejak
Makna. Sungguh saya sangat suka. Dan semenjak itu sampai dengan sekarang,
sedikitnya ada 10 buku karya beliau, telah menjadi koleksi pustaka saya.
Bahkan, beberapa pola pikir beliau dalam menjalani hidup, tanpa saya sadari
terinstal dalam value saya.
Seperti,
ujian
dan musibah yang melanda, bukan mengantar hidup ke pelukan penderitaan. Tetapi,
ujian dan musibah, vitamin bagi jiwa-jiwa yang sedang tumbuh.
Apa yang saya
tidak suka, sebenarnya saya suka
Dua pengalaman hidup di atas. Mengajarkan saya satu
hal. Sesuatu yang saya anggap tidak menyenangkan, tidak saya sukai, belumlah
betul ia seperti saya duga. Melainkan itu hanya persepsi sesaat, pada waktu
itu. Entah karena emosi, atau kurangnya informasi yang saya peroleh. Mungkin
juga pencerahan belum mencerahi saya. Dan, tidak ada yang mengetahui, bisa
jadi, justru yang tak kita suka, sebenarnya itulah yang akan sangat-sangat kita
suka nantinya.
Oleh karena itu, “Cintailah sesuatu sekedarnya saja, karena
bisa jadi itu menjadi yang kita benci. Dan bencilah sesuatu sekedarnya saja,
karena bisa jadi itu yang kita cinta”.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda mempunyai
pengalaman yang sama seperti saya?
Ciganjur, Selasa, 10 Januari 2012
Bagikan
