Senin, 16 Januari 2012

Cara Menulis Seperti Melaju di Jalan Tol


Pertama kuliah

Tahun 2003, saya lulus sekolah tingkat menengah Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa, Aceh Besar. Alhamdulillah, seluruh teman-teman saya memutuskan melanjutkan pendidikan selanjutnya, ke perguruan tinggi. Ada yang Universitas Syiah kuala, dan Institute Agama Islam Negeri yang di Aceh. Ada juga yang melajutkan ke luar kota. Seperti Bandung, Jogya, dan Jakarta. Dan, ada pula yang mendapat beasiswa studi ke  tanah kelahiran firaun, Mesir. 

Karena tsunami melanda Aceh 2004 akhir, maka perkuliahanpun berhenti. Setelah 2 bulan berada di Barak pengungsian. Saya mendapat kesempatan beasiswa melanjutkan kuliah saya ke Jakarta. Pertama di UIA, dan selanjutnya selama 4 tahun lebih, saya pindah lagi ke STEI Tazkia, Bogor. Di Tazkia, saya melanjutkan dari awal lagi, karena beda jurusan. Dulu, saya mengambil jurusan pengajaran, (Tarbyah atau FKIP). Sementara di Tazkia, tidak ada jurusan lain, kecuali, Ekonomi Islam, Managemen Keuangan & Perbankan Sayariah, Managemen Pemasaran dan Akuntansi Islam. Saya memutuskan, mengikuti saran dari pemberi beasiswa kepada saya.

Skripsi Tahun 2010

Singkat cerita, setelah 4 tahun perkulaihan berlangsung, tiba juga ke masa perkuliahan akhir bagi mahasiswa, yaitu mengerjakan tugas akhir (skripsi). Saya bersama teman-teman mengerjakannya dengan penuh suka cita. Di tengah perjalanan skripsi, saya mengambil keputusan yang sangat tidak lazim. Yaitu, cuti untuk fokus meniti karir sebagai trainer dan Mind-Therapist, hingga sampai sekarang. 

Meski demikian, proses skripsi memberi pelajaran yang amat berarti bagi saya. Ada beberapa hal yang saya dapat. Namun, kesempatan ini saya hanya menceritakan berhubungan dengan dunia penulisan (free writing). 

Pengalaman berharga

Saya tidak tau bagaimana dengan pengalaman Anda menyelesaikan skripsi pada masa kuliah dulu, atau bagi Anda yang sedang menyelesaikannya sekarang. Apakah melaksanakan sendiri atau berkelompok dengan teman-teman Anda, supaya bisa saling mendukung dan memotivasi? Seperti, proses penulisan yang terjadi pada teman-teman saya. 

Walaupun saya memutuskan cuti, tetapi saya tetap bersama-sama dengan mereka. Sehingga, cerita suka duka penulisan skripsi, juga saya dapatkan. Mungkin lebih cocok pembelajaran ya, bukan suka duka. Terserah Anda sajalah, mana kata-kata yang lebih pas, sesuai, dan nyaman Anda membacanya.

Pengalaman berharga itu saya peroleh dari seorang teman dekat saya. Dia menceritakan proses mengumpulkan data, revisi, dan menuntaskan tulisannya, ketika mendapat data-data terbaru. Dari ceritanya itu, yang sangat bermanfaat bagi saya sekarang, tentang cara menyelesaikan, menulis ide yang didapatkan dari bacaan referensi. 

Matikan facebook, disconectkan internet

Tipsnya sederhana, tetapi sangat powerfull baginya. Dan sekarang, setelah saya mengamalkan dan memprkatekkan, hasilnya juga sama. Tips ini benar-benar sangat membantu saya menyelesaikan dan mengeksekusi ide-ide yang saya peroleh, hasil olahan bawah sadar saya. Entah ide itu datang karena membaca status facebook, atau pengalaman sehari-hari yang saya alami. Cara tersebut adalah mematikan facebook, dan mendisconectkan internet. 

Mungkin hal itu tidak terlalu berpengaruh bagi Anda. Internet dan facebook tidak menganggu aktivitas Anda menuangkan mutiara-mutiara hikmah dalam isi kepala Anda ke catatan atau agenda harian. Tetapi, berdasarkan pengalaman yang saya alami hingga detik sekarang. Tatkala internet sedang lemot dan saya mendisconectkan modem saya. Banyak karya-karya yang bisa saya tuangkan, coret, dan saya bagikan. Termasuk tulisan ini. Saya berhasl menempelkan ide keruang ini, karena saya baru saja mendisconectkan modem saya.

Bahkan ada penelitian. Seseorang yang mengerjakan tugasnya satu persatu, lebih produktif dibandingkan yang mengerjakan secara sambilan dan bersamaan. Contohnya, sedang menulis, Anda merespon sms, bbm, apalagi chat facebook. 

Jadi, bila Anda selama ini mempunyai tantangan dengan alasan kok gak jadi-jadi padahal sudah ingin menuangkannya dalam sebuah artikel atau note. Maka, mulai sekarang, singkirkan hal-hal yang bisa menjadi penghambat Anda mendisiplinkan diri melakukan proses mengikat makna. Meminjam istilah dari bapak Hernowo Hasim.

Selamat mempraktekkan, bagi Anda yang membutuhkan sekarang…

Ciganjur, Selasa 22 November 2011 

Mari berislaturahim, follow @mind_therapist
Bagikan