Pertama kuliah
Tahun 2003, saya lulus sekolah tingkat menengah
Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa, Aceh Besar. Alhamdulillah, seluruh
teman-teman saya memutuskan melanjutkan pendidikan selanjutnya, ke perguruan
tinggi. Ada yang Universitas Syiah kuala, dan Institute Agama Islam Negeri yang
di Aceh. Ada juga yang melajutkan ke luar kota. Seperti Bandung, Jogya, dan
Jakarta. Dan, ada pula yang mendapat beasiswa studi ke tanah kelahiran firaun, Mesir.
Karena tsunami melanda Aceh 2004 akhir, maka
perkuliahanpun berhenti. Setelah 2 bulan berada di Barak pengungsian. Saya mendapat
kesempatan beasiswa melanjutkan kuliah saya ke Jakarta. Pertama di UIA, dan
selanjutnya selama 4 tahun lebih, saya pindah lagi ke STEI Tazkia, Bogor. Di
Tazkia, saya melanjutkan dari awal lagi, karena beda jurusan. Dulu, saya
mengambil jurusan pengajaran, (Tarbyah atau FKIP). Sementara di Tazkia, tidak
ada jurusan lain, kecuali, Ekonomi Islam, Managemen Keuangan & Perbankan
Sayariah, Managemen Pemasaran dan Akuntansi Islam. Saya memutuskan, mengikuti
saran dari pemberi beasiswa kepada saya.
Skripsi Tahun
2010
Singkat cerita, setelah 4 tahun perkulaihan berlangsung,
tiba juga ke masa perkuliahan akhir bagi mahasiswa, yaitu mengerjakan tugas
akhir (skripsi). Saya bersama teman-teman mengerjakannya dengan penuh suka
cita. Di tengah perjalanan skripsi, saya mengambil keputusan yang sangat tidak
lazim. Yaitu, cuti untuk fokus meniti karir sebagai trainer dan Mind-Therapist, hingga sampai sekarang.
Meski demikian, proses skripsi memberi pelajaran yang
amat berarti bagi saya. Ada beberapa hal yang saya dapat. Namun, kesempatan ini
saya hanya menceritakan berhubungan dengan dunia penulisan (free writing).
Pengalaman
berharga
Saya tidak tau bagaimana dengan pengalaman Anda
menyelesaikan skripsi pada masa kuliah dulu, atau bagi Anda yang sedang
menyelesaikannya sekarang. Apakah melaksanakan sendiri atau berkelompok dengan
teman-teman Anda, supaya bisa saling mendukung dan memotivasi? Seperti, proses
penulisan yang terjadi pada teman-teman saya.
Walaupun saya memutuskan cuti, tetapi saya tetap
bersama-sama dengan mereka. Sehingga, cerita suka duka penulisan skripsi, juga
saya dapatkan. Mungkin lebih cocok pembelajaran ya, bukan suka duka. Terserah
Anda sajalah, mana kata-kata yang lebih pas, sesuai, dan nyaman Anda
membacanya.
Pengalaman berharga itu saya peroleh dari seorang
teman dekat saya. Dia menceritakan proses mengumpulkan data, revisi, dan
menuntaskan tulisannya, ketika mendapat data-data terbaru. Dari ceritanya itu,
yang sangat bermanfaat bagi saya sekarang, tentang cara menyelesaikan, menulis
ide yang didapatkan dari bacaan referensi.
Matikan
facebook, disconectkan internet
Tipsnya sederhana, tetapi sangat powerfull baginya.
Dan sekarang, setelah saya mengamalkan dan memprkatekkan, hasilnya juga sama.
Tips ini benar-benar sangat membantu saya menyelesaikan dan mengeksekusi
ide-ide yang saya peroleh, hasil olahan bawah sadar saya. Entah ide itu datang
karena membaca status facebook, atau pengalaman sehari-hari yang saya alami.
Cara tersebut adalah mematikan facebook,
dan mendisconectkan internet.
Mungkin hal itu tidak terlalu berpengaruh bagi Anda.
Internet dan facebook tidak menganggu aktivitas Anda menuangkan mutiara-mutiara
hikmah dalam isi kepala Anda ke catatan atau agenda harian. Tetapi, berdasarkan
pengalaman yang saya alami hingga detik sekarang. Tatkala internet sedang lemot
dan saya mendisconectkan modem saya. Banyak karya-karya yang bisa saya
tuangkan, coret, dan saya bagikan. Termasuk tulisan ini. Saya berhasl menempelkan
ide keruang ini, karena saya baru saja mendisconectkan modem saya.
Bahkan ada penelitian. Seseorang yang mengerjakan
tugasnya satu persatu, lebih produktif dibandingkan yang mengerjakan secara
sambilan dan bersamaan. Contohnya, sedang menulis, Anda merespon sms, bbm,
apalagi chat facebook.
Jadi, bila Anda selama ini mempunyai tantangan dengan
alasan kok gak jadi-jadi padahal sudah ingin menuangkannya dalam sebuah artikel
atau note. Maka, mulai sekarang, singkirkan hal-hal yang bisa menjadi
penghambat Anda mendisiplinkan diri melakukan proses mengikat makna. Meminjam
istilah dari bapak Hernowo Hasim.
Selamat mempraktekkan, bagi Anda yang membutuhkan
sekarang…
Ciganjur, Selasa 22 November 2011
Mari
berislaturahim, follow @mind_therapist
Bagikan