Senin, 23 Januari 2012

Ketika Nurani Pebisnis Mulai Mengering

Pemakaman Buhari
Innalillahi wainna ilaihi rajiun.

Turut berduka

Tatkala kita mendapat kabar berita duka tentang keluarga, saudara atau shahabat. Kita sering mendengar doa di atas terucap dari mulut. Seperti, kita mengetahui kepergian 5 orang yang tidak bersalah, meninggal di tempat, karena tertabrak dan terlindas oleh mobil. Akibat kelalaian pengemudinya, pada sabtu lalu di Tugu Tani. 

Mendengar kabar tersebut, saya menganggap itu sebagai kecelakaan biasa pada lazimnya. Dan turut berduka kepada korbannya. Tetapi, entah kenapa? Emosi saya meledak penuh amarah, setelah saya menyaksikan video amatir beberapa saat setelah kejadian naas tersebut. Perasaan marah sangat kuat sekali dalam diri saya. 

Apakah Tidak Ada Cara Lain?

Saya marah bukan kepada penabraknya, tetapi saya marah kepada “perbuatan” oknum, yang dengan tega menjadikan peristiwa tersebut, sebagai dasar pentingnya bisnis yang sedang dijalankannya. Lebih parahnya lagi, hal itu disampaikan lewat media sosial. Bagi saya, oknum itu, seperti pebisnis yang telah hilang nuraninya saat itu. Saya menyadari, pada dasarnya, niat dia menyampaikan demi tujuan yang baik. Tapi, perbuatanya saja tidak sesuai. Tidak selaras dengan ekologi nya. Atau bisa jadi, justru sayalah yang keliru menyikapi. 

Saya bertanya kepada diri, apakah tidak ada cara lain yang lebih pantas meyakinkan pelanggan untuk berbisnis dengan nya?

Ya Allah, mohon bimbingan dan petunjuk-Mu. Agar hamba istiqamah dalam kesadaran kelarasan, antara niat baik dengan perbuatan, dan ekologinya.
 
Ciganjur, Senin, 23 Januari 2012 - 22.21 wib
Bagikan