![]() |
| Pemakaman Buhari |
Innalillahi
wainna ilaihi rajiun.
Turut berduka
Tatkala kita mendapat kabar berita duka tentang
keluarga, saudara atau shahabat. Kita sering mendengar doa di atas terucap dari
mulut. Seperti, kita mengetahui kepergian 5 orang yang tidak bersalah, meninggal
di tempat, karena tertabrak dan terlindas oleh mobil. Akibat kelalaian
pengemudinya, pada sabtu lalu di Tugu Tani.
Mendengar kabar tersebut, saya menganggap itu sebagai
kecelakaan biasa pada lazimnya. Dan turut berduka kepada korbannya. Tetapi,
entah kenapa? Emosi saya meledak penuh amarah, setelah saya menyaksikan video
amatir beberapa saat setelah kejadian naas tersebut. Perasaan marah sangat kuat
sekali dalam diri saya.
Apakah Tidak
Ada Cara Lain?
Saya marah bukan kepada penabraknya, tetapi saya marah
kepada “perbuatan” oknum, yang dengan
tega menjadikan peristiwa tersebut, sebagai dasar pentingnya bisnis yang sedang
dijalankannya. Lebih parahnya lagi, hal itu disampaikan lewat media sosial. Bagi
saya, oknum itu, seperti pebisnis yang telah hilang nuraninya saat itu. Saya
menyadari, pada dasarnya, niat dia menyampaikan demi tujuan yang baik. Tapi,
perbuatanya saja tidak sesuai. Tidak selaras dengan ekologi nya. Atau bisa
jadi, justru sayalah yang keliru menyikapi.
Saya bertanya kepada diri, apakah tidak ada cara lain yang lebih pantas meyakinkan pelanggan untuk
berbisnis dengan nya?
Ya Allah, mohon bimbingan dan petunjuk-Mu. Agar hamba
istiqamah dalam kesadaran kelarasan, antara niat baik dengan perbuatan, dan
ekologinya.
Ciganjur, Senin, 23 Januari 2012 - 22.21 wib
Bagikan
