Minggu, 18 Desember 2011

Untold Story, Behind the scene Explore Your Potentials


Tujuan menulis e-book

Persis awal november yang lalu. Saya memutuskan untuk menulis tips atau ide cara-cara saya menemukan potensi dalam diri. Saya menuliskan dalam format elektronic book (e-book). Motivasi saya menuliskan e-book ini, karena animo permintaan shahabat di facebook yang lumayan tinggi, atas penawaran saya.

Pertama-tama, saya menuangkan dalam artikel yang panjangnya 4 halaman, ukuran A4. Kemudian mengirim ke email shahabat facebook yang mau menerima penawaran saya di atas. Saya mempunyai anggapan, yang namanya e-book tidak perlu banyak-banyak dan panjang-panjang. Yang penting, niat membagikan ide, pemikiran, dan strategy yang telah teruji, bisa terbagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Semakin hari semakin bergairah

Proses menulispun, mulai saya lakukan. Dengan menerapkan ilmu NLP, fokus kepada tujuan. Maka, saya tetapkanlah target, tanggal 10 novermber, bertepatan hari pahlawan bisa saya terselesaikan. Penulisan e-book ini, saya meniru gayanya bapak Hernowo, metode mengemil. Yaitu, menulis perlahan-lahan. Sehigga, setiap hari saya memiliki agenda. Setiap pagi, saya meluangkan waktu 2 jam menuangkan ide, dan malamnya meramu kembali ide yang telah tertuang.

Semakin hari semakin mengasyikkan, menjalani proses mencapai goal saya ini. Mungkin itu karena saya menjalankan dengan passion. Sehingga membuat hari berjalan begitu cepatnya. Kian waktu berlalu, gairah dan antusias, kian menggelora dalam diri saya. Apalagi selama proses menulis, bertambah tujuan menyelesaikan proyek ini. Yaitu, tidak hanya untuk membagikan ide, tetapi, saya mau menantang diri.

Menantang diri supaya produktif

Yang saya masksud dengan menantang diri adalah seperti nasehat “Anda tidak pernah mengetahui siapa diri Anda sebenarnya, sebelum Anda menguji sampai titik ekstiem. Oleh karena itu, ujilah diri Anda”. Kalau dalam istilah suatu permainan, untuk mendapat skor selanjutnya “memecahkan telor”. Atau dalam bisnis dikenal “Ciptakan 1 juta pertama untuk mendapatkan jutaan selanjutnya”. Di gramedia saya melihat ada buku berjudul “My first million”. Kisah-kisah pemecah rekor U$1juta dolar dalam hidupnya.

Sementara saya sendiri, pada saat itu ingin menyelesaikan e-book ini, karena ingin mengamati, apa yang akan terjadi kepada diri saya, setelah saya menyelesaikan buku ini? Akankah saya mengalami suatu pengalaman untuk menciptakan karya-karya selanjutnya?

Saya mendapatkan apa yang saya mau

Alhamdulillah, penulisan ebook dan proses mengedit, serta layout susunan halaman, berhasil saya tuntaskan tanggal 28 november. (Apa yang membuat saya menyelesaikan ebook ini jauh dari target, 1 nov? akan saya ceritakan pada paragraf selanjutnya). Setelah proyek ini selesai, ternyata saya mendapatkan apa yang saya mau. Sebuah kondisi seperti yang saya harapkan. Memecahkan telor. Karya pertama untuk menciptakan karya selanjutnya.

Sehari setelah selesai menulis, saya merasakan ada sesuatu yang aneh, sesuatu yang hilang dalam diri saya. Yang tadinya aktifitas pikiran fokus menyadari, apa isi pikiran yang mau saya tuangkan kedalam kata-kata, Kini aktifitas itu tidak lagi terjadi pada diri saya. Sehingga, membuat saya mau mengalami lagi kondisi itu. Caranya tentu saya harus membuat goal, menulis buku selanjutnya.

Ternyata banyak hal yang saya dapat

Seperti yang saya ceritakan pada paragraf di atas. Rencana waktu menyelesaikan e-book ini sangat jauh dari target saya tentukan. Karena selama proses menulis, saya mengalami pengalaman yang belum pernah saya alami sebelumnya.

Saya mengalami sebuah pemahaman, ternyata ada hal kesamaan antara pembicara dengan penulis. Lebih spesifik, dalam hal isi yang dianggap penting. Sebagai pembicara, kepekaan mengolah dan menyesuaikan materi dengan waktu, sangatlah penting. Karena, bisa-bisa, lantaran keasyikan menyampaikan materi (trance), saat menjadi pembicara, saya menganggap, semua materi menjadi penting. Padahal, harus disesuaikan dengan kondisi peserta dan waktu training. Karena bisa jadi, apa yang saya anggap penting, belum tentu bagi peserta.

Demikian pula yang saya alami dalam menulis. Ketika rencana menulis saya realisasikan, banyak sekali ide-ide bermunculan. Saya menangangap, ide yang hadir penting dan cocok untuk saya masukkan dalam ebook ini. Akibatnya, saya harus memenej ide-ide tersebut, dan fokus pada tujuan awal.

Tips mengelola ide ketika menulis

Saat itu, ada kekhawatiran menghampiri saya “Kalau begini terus, bisa-bisa e-book ini tidak akan pernah selesai”. Tapi, syukur alhamdulillah. Saya mendapat bantuan mengatasi persoalan saya ini dari para ahlinya. Berkat perkenalan dengan para penulis senior lewat facebook, bapak Edy Zaques, Agung Webe dan Hernowo Hasyim.

Saya menceritakan pengalaman yang terjadi pada diri saya dan menanyakan bagaimana cara mengatasinya kepada mereka. Saran dan masukkan dari beliau, sangat membantu dan menjadi pengetahuan / ketrampilan baru bagi saya, dalam mengelola ide saat menulis.

Ciganjur, 4 Desember 2011

Mari bersilaturahim, follow @mind_therapist
Dapatkan e-book “Explore Your Potentials” Gratis, klik download.
Bagikan