Tujuan menulis e-book
Persis awal november yang lalu. Saya memutuskan untuk menulis tips atau
ide cara-cara saya menemukan potensi dalam diri. Saya menuliskan dalam format elektronic book (e-book). Motivasi saya
menuliskan e-book ini, karena animo permintaan shahabat di facebook yang
lumayan tinggi, atas penawaran saya.
Pertama-tama, saya menuangkan dalam artikel yang panjangnya 4 halaman, ukuran
A4. Kemudian mengirim ke email shahabat facebook yang mau menerima penawaran
saya di atas. Saya mempunyai anggapan, yang namanya e-book tidak perlu
banyak-banyak dan panjang-panjang. Yang penting, niat membagikan ide,
pemikiran, dan strategy yang telah teruji, bisa terbagikan kepada masyarakat
yang membutuhkan.
Semakin hari semakin bergairah
Proses menulispun, mulai saya lakukan. Dengan menerapkan ilmu NLP, fokus
kepada tujuan. Maka, saya tetapkanlah target, tanggal 10 novermber, bertepatan
hari pahlawan bisa saya terselesaikan. Penulisan e-book ini, saya meniru
gayanya bapak Hernowo, metode mengemil. Yaitu, menulis perlahan-lahan. Sehigga,
setiap hari saya memiliki agenda. Setiap pagi, saya meluangkan waktu 2 jam
menuangkan ide, dan malamnya meramu kembali ide yang telah tertuang.
Semakin hari semakin mengasyikkan, menjalani proses mencapai goal saya
ini. Mungkin itu karena saya menjalankan dengan passion. Sehingga membuat hari berjalan begitu cepatnya. Kian
waktu berlalu, gairah dan antusias, kian menggelora dalam diri saya. Apalagi
selama proses menulis, bertambah tujuan menyelesaikan proyek ini. Yaitu, tidak
hanya untuk membagikan ide, tetapi, saya mau menantang diri.
Menantang diri supaya produktif
Yang saya masksud dengan menantang diri adalah seperti nasehat “Anda tidak pernah mengetahui siapa diri Anda
sebenarnya, sebelum Anda menguji sampai titik ekstiem. Oleh karena itu, ujilah
diri Anda”. Kalau dalam istilah suatu permainan, untuk mendapat skor selanjutnya
“memecahkan telor”. Atau dalam bisnis
dikenal “Ciptakan 1 juta pertama untuk
mendapatkan jutaan selanjutnya”. Di gramedia saya melihat ada buku berjudul
“My first million”. Kisah-kisah
pemecah rekor U$1juta dolar dalam hidupnya.
Sementara saya sendiri, pada saat itu ingin menyelesaikan e-book ini,
karena ingin mengamati, apa yang akan terjadi kepada diri saya, setelah saya
menyelesaikan buku ini? Akankah saya mengalami suatu pengalaman untuk
menciptakan karya-karya selanjutnya?
Saya mendapatkan apa yang saya
mau
Alhamdulillah, penulisan ebook dan proses mengedit, serta layout susunan halaman, berhasil saya
tuntaskan tanggal 28 november. (Apa yang membuat saya menyelesaikan ebook ini
jauh dari target, 1 nov? akan saya ceritakan pada paragraf selanjutnya).
Setelah proyek ini selesai, ternyata saya mendapatkan apa yang saya mau. Sebuah
kondisi seperti yang saya harapkan. Memecahkan telor. Karya pertama untuk
menciptakan karya selanjutnya.
Sehari setelah selesai menulis, saya merasakan ada sesuatu yang aneh,
sesuatu yang hilang dalam diri saya. Yang tadinya aktifitas pikiran fokus
menyadari, apa isi pikiran yang mau saya tuangkan kedalam kata-kata, Kini
aktifitas itu tidak lagi terjadi pada diri saya. Sehingga, membuat saya mau
mengalami lagi kondisi itu. Caranya tentu saya harus membuat goal, menulis buku
selanjutnya.
Ternyata banyak hal yang saya
dapat
Seperti yang saya ceritakan pada paragraf di atas. Rencana waktu
menyelesaikan e-book ini sangat jauh dari target saya tentukan. Karena selama
proses menulis, saya mengalami pengalaman yang belum pernah saya alami
sebelumnya.
Saya mengalami sebuah pemahaman, ternyata ada hal kesamaan antara
pembicara dengan penulis. Lebih spesifik, dalam hal isi yang dianggap penting.
Sebagai pembicara, kepekaan mengolah dan menyesuaikan materi dengan waktu, sangatlah
penting. Karena, bisa-bisa, lantaran keasyikan menyampaikan materi (trance), saat menjadi pembicara, saya
menganggap, semua materi menjadi penting. Padahal, harus disesuaikan dengan
kondisi peserta dan waktu training. Karena bisa jadi, apa yang saya anggap
penting, belum tentu bagi peserta.
Demikian pula yang saya alami dalam menulis. Ketika rencana menulis saya
realisasikan, banyak sekali ide-ide bermunculan. Saya menangangap, ide yang
hadir penting dan cocok untuk saya masukkan dalam ebook ini. Akibatnya, saya
harus memenej ide-ide tersebut, dan fokus pada tujuan awal.
Tips mengelola ide ketika
menulis
Saat itu, ada kekhawatiran menghampiri saya “Kalau begini terus, bisa-bisa e-book ini tidak akan pernah selesai”.
Tapi, syukur alhamdulillah. Saya mendapat bantuan mengatasi persoalan saya ini
dari para ahlinya. Berkat perkenalan dengan para penulis senior lewat facebook,
bapak Edy Zaques, Agung Webe dan Hernowo Hasyim.
Saya menceritakan pengalaman yang terjadi pada diri saya dan menanyakan bagaimana
cara mengatasinya kepada mereka. Saran dan masukkan dari beliau, sangat
membantu dan menjadi pengetahuan / ketrampilan baru bagi saya, dalam mengelola
ide saat menulis.
Ciganjur, 4 Desember 2011
Mari bersilaturahim, follow
@mind_therapist
Dapatkan e-book “Explore Your
Potentials” Gratis, klik download.
Bagikan
