Selasa, 13 Desember 2011

Siapa Yang Melanjutkan Misi Ini?


Berangkat Menuju Gedung Cyber 2

Sabtu yang lalu, saya mendapat kesempatan sebagai pembicara untuk mengisi “Ease Your Nervous” cara mengatasi cemas saat sedang tampil di depan umum. EYN merupakan sub materi dari kelas reguler Public Spekaing I, di Tanthowi Yahya Public Speaking School. (TYPSS). Lokasi Training, di gedung Cyber 2 kuningan.

Agenda training mulai jam 08.30 – 12.30. Saya berangkat dari rumah jam 06.30wib. Karena menurut perhitungan saya. Kalau hari sabtu, perjalanan lumayan renggang saat di pagi hari. Alhamdulilah tepat seperti saya pikirkan. Jam 06.50 sudah berada di kampung kandang. Hanya butuh sekita 10 menit lagi, tiba di halte busway pertanian. 

Dakwah bukan hanya di Mesjid

Sementara itu, di kampung kandang, naiklah seorang lelaki. Mengenakan peci warna putih. Baju bermodel gamis pakistan. Di dagu beliau bergantungan beberapa rambut (jenggot) berwarna hitam sepanjang 4 jari. Celana panjang yang beliau kenakan, hanya sampai di atas mata yang beliau kenakan, selaras dengan bajunya. 

Beliau duduk tepat di depan saya. Agak belakang angkot. Di samping kanan beliau ada anak muda seumuran saya. Kemudian, bapak yang baru naik itu menyapa nya. “Berangkat kerja mas?”. Anak muda itu menjawab “iya”. Bapak tersebut melanjutkan “Saya baru mengantarkan anak ke pesantren”. 

Setelah itu, beliau terus berbicara. Dan topik beliau sampaikan, tentang kesadaran akan akhirat. Supaya, hidup di dunia ini yang hanya sebentar saja menyinggahinya, tidak sia-sia. Lebih tepat saya mengatakan beliau sedang berdakwah. Sungguh, apa yang beliau lakukan sangat mengesankan bagi saya. Bahkan, pesan beliau membekas bagi saya, di antaranya?

Nasehat hidup

Beliau mengajak untuk adil dalam membagi waktu selama 24 jam. “Karena hidup kita hanya sebentar, maka kita harus bijak membagi waktu. Ada waktu bagi keluarga, istirahat, mencari nafkah, ibadah khusus dengan Allah dan beramal shaleh. (Hablum minAllah dan hablum minannas). Contoh hablum minnas itu, ya seperti kita sekarang. Sambil perjalanan di angkot, kita saling menyapa, dan menyeru untuk berbuat amal shaleh”.

Beliau melanjutkan “Tugas menyeru amal shaleh itu, jangan kita serahkan hanya kepada para ustaz, atau pendai kita. Jumlah mereka sangat sedikit. Dan tidak akan tersentuh keseluruh masyarakat. Maka, amanah itu, kita harus mengembannya juga. Tidak ada rugi dan salah kan? Sambil kita duduk dalam angkot ini, menanti sampai tujuan yang kita inginkan. Kita saling mengingatkan untuk selalu mengingat Allah”.

Inspiring people

Lima menit kemudian. Angkot saya tumpangi dan penumpang yang lain, tiba di Cilandak. Banyak yang turun di sana. Termasuk orang yang saya ceritakan tadi. Ketika angkot melaju kembali. Ada suara di dalam sini, yang membuat saya iri “Sungguh luar biasa beliau, Mad ya”. Saya iri dengan pilihan hidup yang beliau putuskan. Selama punya kesempatan untuk menyerukan tentang amal shaleh, maka tidak menunggu waktu dan tempat khusus. Tapi, di mana saja dan kapan saja, selama memungkinkan. 

Kemudian, saya turun melanjutkan dengan busway menuju kuningan. Alhamdulillah, training selama 2 sesi itu, bermanfaat bagi peserta. Sangat jelas terlihat dan terdengar perbedaan, cara peserta menyampaikan sesuatu, saat saya minta untuk berdiri di depan. Dari sebelum dan sesudah mempelajari 2 tehnik terapi mengatasi nervous.

Setelah training berakhir. Saya duduk mengingat perjalanan dan peristiwa yang saya alami dalam angkot tadi. Sampai timbul pertanyaan dalam diri saya. “Siapa yang akan melanjutkan misi mulia ini?

Ciganjur, Senin, 14 november 2011 

Mari bersilaturahim, follow @mind_therapist
Dapatkan e-book “Explore Your Potentials” Gratis, Klik download
Bagikan