Berangkat
Menuju Gedung Cyber 2
Sabtu yang lalu, saya
mendapat kesempatan sebagai pembicara untuk mengisi “Ease Your Nervous” cara
mengatasi cemas saat sedang tampil di depan umum. EYN merupakan sub materi dari
kelas reguler Public Spekaing I, di Tanthowi Yahya Public Speaking School.
(TYPSS). Lokasi Training, di gedung Cyber 2 kuningan.
Agenda training mulai jam
08.30 – 12.30. Saya berangkat dari rumah jam 06.30wib. Karena menurut
perhitungan saya. Kalau hari sabtu, perjalanan lumayan renggang saat di pagi
hari. Alhamdulilah tepat seperti saya pikirkan. Jam 06.50 sudah berada di
kampung kandang. Hanya butuh sekita 10 menit lagi, tiba di halte busway
pertanian.
Dakwah
bukan hanya di Mesjid
Sementara itu, di kampung
kandang, naiklah seorang lelaki. Mengenakan peci warna putih. Baju bermodel gamis
pakistan. Di dagu beliau bergantungan beberapa rambut (jenggot) berwarna hitam
sepanjang 4 jari. Celana panjang yang beliau kenakan, hanya sampai di atas mata
yang beliau kenakan, selaras dengan bajunya.
Beliau duduk tepat di
depan saya. Agak belakang angkot. Di samping kanan beliau ada anak muda
seumuran saya. Kemudian, bapak yang baru naik itu menyapa nya. “Berangkat kerja mas?”. Anak muda itu
menjawab “iya”. Bapak tersebut
melanjutkan “Saya baru mengantarkan anak
ke pesantren”.
Setelah itu, beliau terus
berbicara. Dan topik beliau sampaikan, tentang kesadaran akan akhirat. Supaya,
hidup di dunia ini yang hanya sebentar saja menyinggahinya, tidak sia-sia.
Lebih tepat saya mengatakan beliau sedang berdakwah. Sungguh, apa yang beliau
lakukan sangat mengesankan bagi saya. Bahkan, pesan beliau membekas bagi saya,
di antaranya?
Nasehat
hidup
Beliau mengajak untuk adil
dalam membagi waktu selama 24 jam. “Karena hidup kita hanya sebentar, maka kita
harus bijak membagi waktu. Ada waktu bagi keluarga, istirahat, mencari nafkah,
ibadah khusus dengan Allah dan beramal shaleh. (Hablum minAllah dan hablum
minannas). Contoh hablum minnas itu, ya seperti kita sekarang. Sambil
perjalanan di angkot, kita saling menyapa, dan menyeru untuk berbuat amal
shaleh”.
Beliau melanjutkan “Tugas menyeru amal shaleh itu, jangan kita
serahkan hanya kepada para ustaz, atau pendai kita. Jumlah mereka sangat
sedikit. Dan tidak akan tersentuh keseluruh masyarakat. Maka, amanah itu, kita
harus mengembannya juga. Tidak ada rugi dan salah kan? Sambil kita duduk dalam
angkot ini, menanti sampai tujuan yang kita inginkan. Kita saling mengingatkan
untuk selalu mengingat Allah”.
Inspiring
people
Lima menit kemudian.
Angkot saya tumpangi dan penumpang yang lain, tiba di Cilandak. Banyak yang
turun di sana. Termasuk orang yang saya ceritakan tadi. Ketika angkot melaju
kembali. Ada suara di dalam sini, yang membuat saya iri “Sungguh luar biasa beliau, Mad ya”.
Saya iri dengan pilihan hidup yang beliau putuskan. Selama punya kesempatan
untuk menyerukan tentang amal shaleh, maka tidak menunggu waktu dan tempat
khusus. Tapi, di mana saja dan kapan saja, selama memungkinkan.
Kemudian, saya turun
melanjutkan dengan busway menuju kuningan. Alhamdulillah, training selama 2
sesi itu, bermanfaat bagi peserta. Sangat jelas terlihat dan terdengar
perbedaan, cara peserta menyampaikan sesuatu, saat saya minta untuk berdiri di
depan. Dari sebelum dan sesudah mempelajari 2 tehnik terapi mengatasi nervous.
Setelah training berakhir.
Saya duduk mengingat perjalanan dan peristiwa yang saya alami dalam angkot
tadi. Sampai timbul pertanyaan dalam diri saya. “Siapa yang akan melanjutkan misi mulia ini?”
Ciganjur, Senin, 14
november 2011
Mari
bersilaturahim, follow @mind_therapist
Dapatkan
e-book “Explore Your Potentials” Gratis, Klik download
Bagikan
