Senin, 05 Desember 2011

Sudah Bahagiakah Anda hari ini?


  Meskipun sangkar burungmu terbuat dari emas, dihiasi mutiara dan batu zamrud. Kebahagiaan sang burung, tetap ada di alam lepas. Karena itu kodratnya sebagai burung.
#NasehatDiri

Semua ingin bahagia

B a h a g i a. Satu kata yang terdiri dari 7 huruf. Empat huruf vocal dan 3 huruf konsonan. Sepertinya hampir setiap makhluk yang terlahir di alam semesta ini, tidak ada yang mau menjauh dari nya. Dari semenjak Nabi Adam, Allah takdirkan turun ke bumi. Hingga saat kata-kata ini merangkai dalam kalimat, berbentuk catatan. Bahkan waktu-waktu yang akan datang, sampai sangka-kala ditiupkan.

Sungguh, di dalam sini terlintas pertanyaan. “Apakah aku bahagia?”. Kemudian, saya ingin mengajukan pertanyaan serupa kepada Anda. “Apakah Anda bahagia?”. Biasanya pertanyaan apakah, melahirkan jawaban berwujud “iya dan tidak”. Tetapi, bila Anda sedang mengandung sebuah jawaban berupa “Bahagia seperti apa yang dimaksud?”. Maka, biarlah ia tetap dalam rahim jawaban Anda.

Terinspirasi status facebook

Sementara Anda terus melanjutkan membaca catatan ini. Hidung Anda menghirup udara dari alam. Telinga Anda dengan jelas mendengar suara-suara tertentu di sekitar Anda. Maka, Anda memutuskan untuk mengingat kebahagian yang pernah Anda alami, sekarang. Seperti saya teringat status facebook shahabat dekat saya.

Dia menulis, betapa dia sangat bahagia menjalani bisnis yang sedang dijalankan saat ini. Karena, menurutnya, usaha yang dia kerjakan, membawa manfaat kepada banyak orang. Selain itu, jumlah pendapatan bukan ditentukan oleh orang lain, tetapi dia yang menentukan sendiri. Apalagi, kebebasan waktu menjadi miliknya. Karena, dia sendiri yang menetapkannya. Itulah alasan, dia semakin bahagia dengan bisnisnya.

Nasrudin dan burung Perkututnya

Membaca rangkaian kata-kata yang tertulis pada wall facebooknya, saya bisa merasakan emosi yang sedang bergelora dalam dirinya. Sehingga, memori dalam otak saya mengeluarkan kisah tentang Nasruddin dan burung perkututnya.

Memberikan yang terbaik

Di antara tanda cinta seseorang terhadap sesuatu yang dia miliki. Biasanya, orang tersebut akan melakukan hal terbaik untuk yang dia cintai. Para pecinta motor, maka akan merawat motornya dengan baik. Bila perlu masuk salon, maka motornya akan dimanjakan di sana. Begitupula dengan Nasruddin. Dia sangat mencintai burung perkututnya. Maka, dia memberikan makanan terbaik bagi burung kesayangannya tersebut.

Sangkarnya tidak terbuat dari sembarang sangkar. Tetapi, Nasrudin merancangnya dengan sangat sepesial, supaya burungnya leluasa di dalam sangkar tersebut. Bahan dasar untuk sangkarpun, dia pesan khusus, demi kenyamanan sang burung. Apa yang dilakukan oleh Nasrudin sangatlah sempurna. Untuk burung kesayangannya.

Diskusi dengan sang Guru

Sampai suatu hari, Nasrudin dengan bangga memperlihatkan kepada gurunya, burung kesayangan tersebut. ”Guru, lihat, betapa cantiknya perkututku ini. Setiap hari aku merawatnya dengan baik. Saya memberi makan, memandikan dan membersihkan sangkarnya, supaya tidak terserang penyakit”.

Guru Nasrudin mengangguk kepalanya, memberi jawaban isyarat, sebagai tanda setuju dengan perasaan Nasrudin. Kemudian, sang guru bertanya kepada Nasrudin. ”Din, untuk apa kamu melakukan itu semua?”. ”Oh, saya melakukan ini buat kenyamanan perkutut. Saya memanjakannya, karena mau membahagiakan burung ini”. Jawab nasrudin dengan suara tegas. Sang guru melanjutkan ”Menurutmu, apakah perkututmu bahagia?”. ”Tentu guru, tidak diragukan lagi. Karena saya melakukan yang sangat terbaik buat nya”. Nasrudin meyakinkan sang guru.

Bahagia yang sebenarnya

Setelah itu, sang guru bertanya lagi ”Din, mana yang lebih membuat perkututmu bahagia. Berada dalam sangkar yang indah buatanmu itu,atau berada di alam lepas? Di sana dia bisa mengepakkan sayapnya, terbang kemana dia suka, dan mendarat di mana dia mau”. Mendengar pertanyaan itu, Nasrudin terdiam kaku. Tidak bisa berkata apapun. ”Din, meskipun sangkar burungmu terbuat dari emas, dihiasi mutiara dan batu zamrud. Kebahagiaan sang burung, tetap ada di alam lepas. Karena itu kodratnya sebagai burung”.

Kalau saya baca dari tulisan yang tuangkan oleh teman saya, di diding halaman facebooknya. Sepertinya dia telah mendapatkan sangkar, tempat dia mengaktulisasikan dirinya. Seperti hal nya, sang perkutut mendapatkan kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan di alam bebas. Meskipun di alam lepas, sang burung akan menghadapi bahaya. Tetapi, itu merupakan paket yang tak dapat terpisahkan. (linkan dengan Jangan Menjadikan pekerjaan sebagai tujuan).

Nyaman dalam ketidak-nyamanan

Namun, sungguh disayangkan. Tidak semua di antara kita menyadari akan hal itu. Bahkan ada beberapa di antara kita mengetahui, di mana tempat yang cocok baginya untuk terbang melayang ke angkasa. Tempat di mana kedamaian menyelimuti dalam setiap langkah dan tidurnya. Tetapi, belum berani untuk meninggalkan sangkar tempat tinggalnya sekarang. Masih untung, bila sangkarnya membuat dia nyenyak tidur di malam hari. Namun, tidak sedikit, sangkar nya tidak layak untuk di tempati. Akan tetapi, mereka tetap setia menetap di sana, dalam ketidaknyamanannya. Memang, ini semua adalah tentang pilihan.

Sungguh berbahagia bagi orang-orang yang telah menemukan alam kebahagiaannya. Seperti teman saya menemukan sangkar kedamaian, dalam bisnisnya. Semoga, Anda dan saya sudah berada di sana, sekarang. Bila belum, apa yang Anda tunggu?

Mari bersilaturahim, follow @mind_therapist
Dapatkan e-book ”Explore Your Potentials” gratis. Klik download di sini.

Ciganjur, Senin, 31 Oktober 2011
Bagikan