Rabu, 14 Desember 2011

Antara potensi, Lingkungan dan Kesuksesan


Apakah Anda sudah mengetahui potensi dalam diri Anda?

Bukankah Anda setuju, bahwa manusia terlahir ke dunia ini, membawa potensi dalam setiap gen yang terikat dengan bentuk rantainya masing-masing? Potensi tersebut sudah tertanam, semenjak Allah meniupkan ruh ke dalam diri saya dan Anda. Bahkan, ada yang berani memakanai, inilah bukti. Bahwa manusia terlahir dengan kesempurnaannya masing-masing. Apalagi keberherasilan hidup, sudah menjadi hak setiap insan. Seperti kata motivator no 1 di Indonesia, Bapak Andriewongso. “Success is my right”.

Mengapa sedikit yang menyadari

Akan tetapi, mungkin Anda juga mempunyai pertanyaan yang sama dengan saya. Dunia ini, telah terisi hampir melebihi 6 milliar manusia. Tapi mengapa, di antara 6 milliar itu, masih sangat sedikit, yang benar-benar menyadari akan potensi dalam dirinya? 

Tentu akan banyak sekali alasan yang kita peroleh, bila berusaha memahami asbab musababnya. Jika kita bertanya kepada elite politik, maka, jawaban yang mungkin terucap oleh mereka karena “lemahnya kepemimpinan”. Para ekonom ikut ambil bagian beropini, “Ini terjadi akibat ekonomi yang semakin memburuk”. Para dokter pun memberikan data, “Kekurangan gizi menjadi asbab nya”. Para pendidik tidak mau kalah, “Sistem pendidikan yang tidak terselaraskan dengan kehidupan, merupakan dalangnya”. Masing-masing, beralasan dengan kemampuan dan sesuai bidangnya. Dan yang paling saya suka, alasan dari para seniman. “Ini semua adalah sandiwara”. 

The right man at the right place

Sementara bagi saya sendiri, hal itu terjadi karena belum tersadarinya pontensi dalam diri. Lebih detilnya karena; factor belum mengetahui, tidak mau mengetahui, pura-pura tidak mengetahui, dan tidak berada pada lingkungan yang tepat. 

Istilah the right man at the right place, pasti sudah sering Anda mendengarnya. Bahkan, Anda sendiri, menjadikan istilah ini sebagai pertimbangan, setiap mengambil keputusan dalam menggapai keberhasilan Anda. Supaya, posisi Anda sesuai dengan kapasitas dan ketrampilan yang Anda miliki (baca potensi diri).
Tidak sedikit saya menjumpai, teman-teman yang selayaknya menjadi pelukis, tetapi berada di lingkungan penari. Ini mungkin terjadi, karena kekurangan informasi akan jati diri nya. Ada juga yang menyadari potensi diri nya, tetapi tidak berani untuk hidup dalam habitat itu. Sehingga, memutuskan untuk menetap di habitat yang tidak sesuai pontensi diri nya. 

Seorang penyanyi tidak berada di kolam renang

Saya teringat dengan film Idiot, percakapan Ranchu dengan teman-temannya, “Apa yang terjadi bila Mariah Carey bergabung dengan para insinyur, Apa yang terjadi bila Jet Li menetap dengan para pemain bola?” bagi saya, itu merupakan metaphor yang sangat indah untuk menjelaskan, bahwa Mariah Carey bisa melantunkan “When You believe” dengan merdunya, karena dia berada di habitat yang tepat, yaitu pemusik. 

Maksudnya, setelah kita menyadari potensi dalam diri kita, langkah selanjutnya yang memang pantas kita lakukan adalah menyesuaikan habitat kita. Karena sudah kita ketahui bersama, seorang penyanyi tidak berada di kolam renang untuk mengoptimalkan potensinya. Habitat atau lingkungan di sini sangat luas. Bisa tempat kerja, teman, bacaan, atau aktivitas yang selaras dengan pontensi diri. Seperti kisah berikut ini.

Single Mother Yang Hidup Terlunta Lunta

Siapa di antara Anda yang pernah mengira, seorang wanita pernah terlahir di Chipping Sodbury, Gloucestershine, England pada tanggal 31 Juli 1965. Ketika dia beranjak dewasa, orang tua nya bercerai. Dan itupun terjadi dalam kehidupannya. Sehingga, dia harus membesarkan sendiri anak perempuannya. 

Hal itu, membuatnya terpaksa hidup sederhana. Bahkan, pada suatu titik, ia tak bisa lagi disebut hidup sederhana. Dia menetap di sebuah apartemen yang sangat lusuh dan kecil. Ia termasuk warga miskin, sehingga pantas mendapat santunan uang dari pemerintah. Akan tetapi, karena keputusan kecil yang dia ambil, kini telah merubah hidupnya melebihi 100% dari kehidupanya pada masa silam. 

Di tempat kelahirannya, kini dia termasuk dalam jajaran orang kaya, sekaligus termasuk wanita terkaya di dunia. Kekayaan yang dia miliki mencapai 280 juta poundsterling (sekitar 445,5 juta dolar AS). Ini semua berkat keputusan yang dia pilih. 

Sebenarnya, dari semenjak kecil, ketika sudah berusia 7 tahun, dia telah memiliki potensi yang mengantarkannya menjadi jutawan. Tetapi, potensi tersebut tidak terlalu dia tekuni. Setelah dia menyelesaikan studinya di Exeter University, dia pindah ke Portugal, menikah  dan menjadi seorang guru pengajar bahasa Ingris. Gaji sebagai pengajar tidak mampu membiayai kehidupannya. Apalagi untuk membesarkan anak perempuannya. 

Dalam situsnya dia mengisahkan, meskipun mengajar, tetapi dia juga mencuri-curi waktu untuk menulis buku, menyalurkan potensi dalam diri nya. Namun, dia sadar, sebagai guru, hanya sedikit waktu yang dia miliki, supaya tetap bisa menuangkan ide-idenya. Karena, sebelum mengajar dia harus mempersiapkan materi, lesson plan, mentode yang terus bervariasi, mencari info tambahan supaya contextual dan meriew materi. 

Karena kondisi keuangan terus menghimpit kehidupannya, akhirnya dia memutuskan untuk lebih fokus menyelesaikan buku yang sedang dia tulis. Dia bertekad menyelesaikan karyanya. Setelah memutuskan meninggalkan kelas tempat mengajar, dan berkonsentrasi penuh menuntaskan ide hayalannya. Tahun 1997 terbitlah karya perdananya di Ingris, kemudian beredar juga di Amerika. Di dua Negara tersebut, bukunya sangat fenomenal. Kini telah diterjemahkan ke 35 bahasa. 

Janda beranak satu itu, dialah Joane Kathleen Rowling. Dan karya fenomenalnya, novel Harry Potter. Sampai kini, Rowling masih terus bersyukur karena Harry Potter muncul pada saat yang tepat, tatkala sebagai orang tua tunggal ia terpaksa harus menghidupi sendiri bayinya. “Ketiadaan uang membuat harga diri seseorang terbenam sampai dasar,” demikian pengakuannya suatu hari.

Temukan habitat Anda

Jk Rowling adalah satu di antara orang-orang yang melejit, dan menggapai keberhasilan luar biasa, berkat mengenali potensi dan berada di tempat yang tepat. Atau dalam note ini saya mengistilahkan berada di lingkungannya (habitat)nya. Yaitu, keputusan kecil meninggalkan tempat mengajarnya, dan berfokus menuntaskan karyanya. Setelah itu pun, dia menghabiskan hari-harinya, untuk melanjutkan serial Harry potter sampai tamat.

Jadi, mulai sekarang, setelah menyadari potensi dalam diri Anda, langkah selanjutnya yang patut kita pastikan, kita berada di tempat yang tepat. Supaya selaras. Biasanya ada yang mengistilahkan ini agar Anda bisa berjalan di atas karpet merah kesuksesan Anda. Ada juga yang nyaman berkata, supaya selaras dengan blueprint kesuksesan

Seperti yang sering kita dengar, anjing itu alaminya menggonggong, ayam berkokok, kambing embhek. Dan ketika hujan turun, ayam mencari tempat untuk berteduh, sementara bebek bersukaria di bawah air hujan.

Ciganjur, 23 november 2011 

Mari bersilturahim, follow @mind_therapist
Dapatkan e-book “Explore Your Potentials” Gratis, Klik download

Bagikan