Kamis, 18 Oktober 2012

Push Yourself To Success



Pada awalnya, kita yang memaksakan diri untuk membiasakan diri. Lama-kelamaan kebiasaan itu membimbing kita menjadi karakter.

Apa itu sukses?
Baiklah. Sebelum saya melanjutkan cerita ini kepada Anda. Ada baiknya saya membingkai terlebih dahulu kata “sukses” yang saya maksud pada catatan ini. Seperti lumrah kita ketahui, kata sukses itu bentuknya abstrak. Tidak konkrit. Bisa mengandung multi tafsir. Iyakan?

Khusus untuk kali ini, saya mau menyinonim kata sukses dengan keberhasilan kita dalam hal melakukan apa yang kita rencanankan, dan tercapai apa yang kita targetkan. Dua hal inilah tolak ukurnya. Jelaskan?

Barangkali, Anda bertanya, “Apa yang membuat saya mengkerucutkan sukses dengan dua standar di atas?”. Kalau pun Anda tidak penasaran akan hal itu, saya mohon Anda mau mengizinkan saya menceritakan latar belakang lahirnya pernyataan ini. Bolehkan?

Gara-gara posting
Ceritanya, hari ini, Selasa, 5 Juni 2012. Saya memposting artikel yang saya tulis di blog ke milist yang saya ikuti. Juga ke beberapa group facebook, di mana saya menjadi member di sana. Inti dari catatan itu, menulis bisa mengatasi galau. Itu saja. Kemudian, seorang teman membaca tulisan tersebut. Dia chat dengan saya via obrolan gmail. 

Teman : Berarti ide-ide mas Rahmad selama ini hasil dari kegalauan mas ya?
Saya : Beberapa iya. Kebanyakan karena memang ada ide hadir, kemudian saya langsung menuangkannya ke dalam tulisan.

Teman : Semacam the power of kepepet dong mas?
Saya : Bukan kepepet sih, tapi saya memepetkan diri.

Seperti itulah, kira-kira percakapan kami. Sebenarnya, ada beberapa isi chat lain. Tapi, saya menganggap, itu tidak ada hubungan dengan naskah ini. Sementara empat chat di atas, kebalikan dari chat lain. Ya. Sangat kuat kaitannya. Mengapa? Justru gara-gara chat ini, lahir ide tulisan ini. 

Ada pun kata yang menginspirasi, yakni saat saya membalas, “Bukan kepepet sih, tapi saya memepetkan diri”. Ya. Kepepet yang saya ciptakan, malahan mengandung paksaan. Saya memaksakan diri dalam hal menulis. Tujuannya, supaya aktifitas menulis menjadi kebiasaan bagi saya. Seperti kata pepatah, ala bisa karena biasa. Dan pembiasaan pun, konon katanya, bisa berubah menjadi karakter.

Cara memepetkan diri
Bukankah Anda mau tau, apa langkah yang saya tempuh untuk memempetkan diri? Saya menerapkan salah satu tehnik NLP (neuro-linguistic programming) yang saya pelajari. Terkadang, saya juga mengajarkan aplikasinya. Seperti Breaking Mental Block with NLP. Tehnik ini bertujuan, agar saya bisa mengenali alasan terkuat melakukan sesuatu. 

Alasan terkuat di sini, seperti kisah para pelaut Jepang. Mereka sempat bingung terhadap perilaku pembeli ikan di tempat penjualan ikan. Mengapa hasil tangkapan yang mereka bawa pulang dari laut, kurang diminati? Menurut mereka, hal itu terjadi karena ikannya sudah di-es-kan. 

Alasan terkuat
Lalu terpikir ide oleh nelayan Jepang. Saat mereka menangkap ikan di laut, tidak mefrezerkannya lagi. Akan tetapi, membiarkan ikan itu hidup, dan memasukkan dalam aquarium. Jadi, saat tiba di daratan, ikannya masih segar. Akan tetapi, ikan ini lama di laut dalam aquarium berukuran kecil. Sehingga, membuat ikannya menjadi malas. Tak bertenaga. Rupanya, ikan seperti ini pun, tidak disukai oleh pembeli.

Sang nelayan mikir lagi. Bagaimana caranya supaya hasil tangkapan mereka laris manis? Akhirnya, mereka menemukan solusi. Yaitu, memasukkan hiu kecil ke dalam aquarium tempat mereka menampung hasil tangkapannya. Sehingga, ikan-ikan yang terjaring, selalu bergerak gesit. Lantaran dikejar-kejar oleh hiu.
Nah, alasan terkuat itu, ibarat hiu kecil bagi ikan-ikan hasil tangkapan nelayan Jepang di atas. Jadi, saya harus menemukan sudut pandang, di mana, hal itu membuat saya termotivasi terus untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam hal ini, saya mencari alasan terkuat, supaya terus semangat menulis. 

Push yourself to success
Dari pengalaman ini. Terbesit di pikiran saya. Terkadang, memaksakan diri itu, justru langkah yang tepat menuju ke pintu kesuksesan. 

Ciganjur, Selasa, 5 Juni 2012
Bagikan