"Ketakutan itu lebih berat di kepala dari pada dipundak".
Ikhwan Sopa
Saya pernah mendengar beberapa orang memberi nasehat kepada temannya yang
takut hal tertentu, sebut saja contohnya takut kecoa;
"Tidak perlu takut, itu kan binatang kecil, tidak mematikan. Kamu lebih besar dari dia lho. Kecoa itu tidak menggigit. Masa itu saja takut. Setelah kamu melawan ketakutan itu, pasti besoknya kamu tidak akan takut lagi". Demikian beberapa penggalan nasehat mereka.
Mungkin Anda pun pernah menasehati seperti kalimat-kalimat di atas. Dan pertanyaannya, apakah teman Anda itu berubah dari takut menjadi berani? Berdasarkan pengamatan saya kepada orang-orang yang mendapat nasehat di atas, malah memberi jawaban, "Iya, aku tau. Tapi aku gak berani".
Dan hasilnya, mereka tetap dalam pendiriannya. Tidak berani memegang, melihat atau mendengar binatang berwarna agak kecokelatan dan mempunyai dua antena bergerak-gerak di wajahya itu.
Mengapa bisa seperti itu?
Jawabanya mudah dan sederhana. Biar semakin mudah Anda fahami, saya mau
mengajak Anda untuk bermain dengan saya sebentar. Anda mau kan?
Bayangkanlah, Anda sedang memakai kacamata ajaib. Bingkainya terbuat dari plastik berwarna hitam. Dan ukuran lensanya bulat besar menutupi seluruh mata Anda. Kemudian, yang menarik dari kacamata ini, lensanya berwarna biru. Sehingga, apa pun yang Anda lihat sekarang menjadi....???
Biar Anda sendiri yang menjawabnya. Sudah pasti biru semuakan? Nah, selanjutnya, Anda tetap sedang mengenakan kacamata ajaib ini. Sekarang, lihatlah kuku jempol kanan Anda? Apa warna kuku Anda?
Saya pasti bisa menebak. Warna BIRU yang Anda lihat. Meski sebenarnya Anda sangat mengetahui, bahwa kuku Anda berwarna putih transparan. Terkecuali Anda mengecatnya. Akan tetapi, selama Anda masih mengenakan kacamata ajaib berlensa biru ini, maka, apa pun yang Anda perhatikan, menjadi bewarna biru.
Demikian pula dengan teman kita yang takut kecoa tadi. Dalam kepalanya,
gambar yang tercitra tidaklah seperti kita yang berani memegang kecoa. Oleh
sebab itulah, nasehat di atas tidak mengubah rasa takut dalam dirinya.
Cara mengubah kondisi takut
Lantas, bagaimana cara mengubah kondisi teman kita yang takut tadi menjadi
berani? Berikut ini merupakan tehnik sederhana yang pernah teruji menyelaraskan
kondisi takut menjadi berani.
- Kenali terlebih dahulu, bagaimana dia membayangkan atau pendapat dia mengenai kecoa? Dan cara mengetahuinya?
- Bertanyalah;
- Menurutmu kecoa adalah...?
- Saat mendengar atau melihat kecoa, apa yang terbayangkan dalam kepalamu?
- Suara seperti apa yang kamu dengar?
- Dan bagaimana perasaan yang kamu alami?
Nah, jika kita kembali dengan kacamata ajaib di atas. Kalau kacamatanya Anda copot, apakah Anda masih melihat warna biru? atau seandainya Anda mengganti lensanya dengan lensa hitam. Warna apa yang Akan Anda lihat di sekitar Anda?
Demikian juga untuk membuat teman kita agar berani. Ubahlah bayangan, suara dan rasa yang dia alami saat mendengar, melihat atau memegang kecoa. Caranya, gunakan imajinasi saja.
Inilah cara yang biasanya saya lakukan untuk menyelaraskan ketakutan dalam diri saya dan klien-klien yang konsultasi kepada saya.
Note: Sebelum Anda mencoba mempraktekkan kepada teman Anda, pastikan teman Anda itu mau mengubah kondisi takutnya menjadi berani.
Ciganjur, Selasa 30 Oktober 2012
Bagikan
