Kamis, 24 Maret 2011

Kepala Ikan Kakap


Assalamu'alaikum wr.wb
Salam bahagia dan sejahtera bagi Anda shahabat yang budiman. Pada hari ini, mari kita tambahkan usaha dan ikhtiar, baik doa dan tindakan, supaya mimpi yang telah kita canangkan, menjadi kepantasan dan sesuai untuk kita raih. Sehingga impian itu wajib hukumnya menjadi hak kita.

”What you need just to believe...”
Shifu Kungfu Panda

Hidup tanpa mimpi, bagaikan jasad tanpa ruh. Itulah ungkapan percakapan 5 orang anak manusia dalam goresan novel Dony Dirgantoro. Sudah sangat sering kita dengar dan kita baca, kehidupan orang-orang besar dan sukses di bidang nya masing-masing, itu semua rangkaian dari mipi-mimpi kecil yang terlaksana. Dan mereka mengakui, mimpilah yang telah mendorong mereka untuk terus berusaha sehingga menjadikan mereka seperti sekarang. Juga Anda tentunya.
Tahun 2006, saya masih tinggal di Bogor bersama orang tua angkat saya. Di rumah saya tinggali, sering menjadi tempat kumpul-kumpul dan diskusi mahasiswa. Baik itu tentang kuliah, bisnis maupun kehidupan di desa masing-masing. Saya pernah menceritakan, bahwa di Aceh makanan sehari-hari sebagai lauk biasanya ikan laut. Dan yang paling saya sukai adalah kepala ikan. Baik kecil, maupun besar.

Keinginan menikmati kepala ikan kakap
Dari cerita ini, Pak Tato (orang tua angkat) menceritakan. Di seputaran Casablanka ada rumah makan masakan khas Aceh. Disana menjual kepala ikan. Diantara jenis ikan yang di sedikan yaitu ikan kakap. Ukurannya sebesar 2 telapak tangan atau sepiring penuh. Dari cerita ini, muncullah keinginan dalam diri saya untuk makan kepala ikan kakap.

Kemarin, setelah menjumpai Pak Eko, seorang HRD perusahaan bergerak bidang telekomunikasi, untuk membicarakan mengenai program pelatihan motivasi untuk anak-anak SMA. Merupakan bagian dari agenda CSR perusahaan beliau bekerja. Saya melanjutkan perjalanan menuju kantor. Setiba di dentist&dentist, sudah jam 11.30, artinya sebentar lagi saat nya makan siang.

Impian tercapai
Memang baru-baru ini, ada keinginan dalam diri saya untuk menikmati ikan laut. Setelah istirahat sejenak, saya menuju Rumah Makan Sederhana, toko sebelah dentist. Niat mau pesan ikan sebagai lauk. Namun, setelah lihat-lihat, di atas rak sayuran, ada piring berisikan kepala ikan. Tadinya saya fikir itu 2 buah kepala ikan dalam satu piring, ternyata hanya satu. Saya putuskan untuk memesannya.

Menunggu di meja makan, sambil menikmati kepala ikan kakap yang cocok untuk di santap oleh 2 atau 3 orang. Tapi saya nikmati itu sendiri. Tatkala mencuil satu persatu daging nya, fikiran saya teringat dengan keinginan 4 tahun yang lalu. Ada syukur di dalam diri, Alhamdulillah, impian telah tercapai.

Kekuatan impian
Biasanya kalau makan siang sendiri, ada perhitungan, ini harganya berapa? Tapi, kemarin suara-suara hitungan itu tidak ada. Mungkin karena keyakinana saya ”Menunaikan impian butuh sesuatu yang di keluarkan, baik usaha, tenaga, waktu dan uang. Syarat ini merupakan bagian dari proses pemenuhan, tercapai dan terwujudnya impian”.

Semoga cerita saya ini memberi secuil harapan dan keyakinan terhadap impian Anda. Yakinlah, saat kita menginginkan sesuatu, Allah sudah mengetahui dan mengabulkannya. Cuma terkadang, proses hadir kepada kita disesuaikan dengan kepantasan usaha dan ikhtiar kita.

Ciganjur, 22 Maret 2011
Bagikan