Rabu, 16 Februari 2011

Cara Keluar dari Masalah Hidup

Assalamu’alaikum wr.wb

Semoga sapaan saya menjadi penyambung dan penambah keakraban pershahabatan, yang telah kita jalin beberapa waktu yang sudah berlalu. Harapan saya, mudah-mudahan Anda selalu pada kondisi, sebagaimana Anda harapkan yang telah di takdirkan oleh Allah kepada Anda dan saya sekarang.

Sebab kita memasuki minggu ke 2 pada bulan januari ini, saya mau menceritakan kepada Anda, pengalaman saya tentang cara keluar dari masalah hidup. Mungkin, kata-kata tadi dahsyat dan bombastis ya. Tapi memang demikianlah adanya yang telah saya alami. Mohon diingat, cara ini tidak menyelesaikan masalah saya. Tetapi, bisa membuat fikiran saya lebih terbuka, sehingga, saya lebih bijak untuk menyikapi masalah dan menemukan solusinya.


Masalah hanyalah pengalaman baru saja
Kemudian, sebagaimana lazimnya telah saya sampaikan disetiap tulisan saya. Cara yang akan saya sampaikan kepada Anda sebentar lagi, belumlah tentu pas, cocok, tepat dan sesuai dengan pengalaman, bahkan permasalahan yang sedang Anda hadapi sekarang. Namun, setelah Anda melakukannya, Anda baru benar-benar mengetahuinya, iyakan?

Tak ada manusia yang lepas dari masalah hidup
Apakah ada orang yang tidak lagi memliki masalah dalam hidupnya? Tentulah ada, yaitu orang-orang telah mati. Itupun menurut persepsi saya yang masih hidup. Bagaimana dengan Anda?. Namun, bagi saya yang masih bernafas, masalah tentu terus berdatangan setelah yang satu dilewati. Saya tidak membicarakan apa itu masalah. Cuma bagi saya, masalah cukuplah berarti sesuatu hal yang BARU. Ya, peristiwa yang baru dialami. Karena, hal apapun yang sudah berulang 3-5 kali, tidak lagi menjadi masalah bagi saya, mungkin juga Anda, melainkan, proses yang mesti dilewati saja.

Jadilah penonton bukan pederita
Akhir tahun 2010 kemarin. Allah memberi saya pembelajaran hidup. Suatu pengalaman yang membuat saya butuh merenung dan memikirkan bagaimana cara terbaik untuk mengatasinya?. Dari pengalaman ini, ada hal yang menarik untuk saya cermati. Sungguh, tatkala seseorang sedang menghadapi masalah yang menyebabkan dirinya belum mendapatkan solusi dari masalah tersebut, semata-mata karena terfokus pada masalahnya, bukan kepada solusi. Ya, terpusatkan panca indera kepada masalah tersebut. Itulah kira-kira yang saya alami.

Adalah proses cara untuk therapy di NLP, dikenal dengan Associate dan Disassociate. Atau dikenal juga dengan menjadi pelaku, hanyut, masuk, terlibat, pada kondisi itu, associated. Serta hanya mengamati, keluar, dan tidak terlibat, disassociated.

Kembali kepada cerita saya. Saat duduk dalam renungan, saya sadar kalau saya sedang terfokus pada masalah, bukan pada solusinya. Namun, anehnya saya tidak bisa keluar dari fokus masalah. Anehnya karena, saya  sudah belajar, bahkan sering ajarin orang (sungguh tak tau diri) tapi belum bisa menerapkan secara spontan kepada diri sendiri. Kondisi ini kalau di pondok pesantren NLP pasar minggu, guru saya menyebutnya dengan, ada emosi yang bocor / kesadaran yang lepas, dan belum bisa merasakan manisnya ilmu.

Godaan melakukan hal negatif (kurang bermanfaat bagi diri)
Tahukah sahabat? Selama saya berusaha untuk menenangkan diri, supaya bisa keluar dari masalah. Tiba-tiba saja tanpa sanggup saya kuasai, pemikiran-pemikiran negatif (kurang bermanfaat bagi diri) muncul. Beginilah fikiran-fikiran itu berbunyi;
”Ya sudah, gak usah shalat aja lagi, tho kamu tetap dikasih masalah oleh Allah”,”Yang bisa nenangi kamu ini hanya dengan merokok”.”Bahkan teller lebih mengasyikkan lho”.”Ya sudahlah, mending mati saja”.

Saya tidak mengatakan kalau itu godaan setan. Tetapi, saya jadi langsung teringat dengan ilmu yang saya dapatkan dari pengajian akhir tahun 2009 memasuki 2010 bersama Bapak Asep Haerul Gani (pengasuh pondok pesantren hypnotherapy Ciputat), di Pondok pesantren Suryalaya, Tasikmalaya. Yaitu, pembahasan mengenai fenomena trance dan memahami jin serta jin dalam diri manusia.

Beliau menjelaskan; Bila kita telusuri dari makna kata syaithan. Maka dapat diartikan sebagai sesat menyesatkan. Sehingga, saat manusia sudah melakukan perilaku yang bisa menyesatkan diri maupun orang lain, bearti ia telah bersekutu dengan setan dalam dirinya. Demikianpula dengan iblis. Makna dari bahasa, mengeluh kesah. Sehingga wajar, saat seseorang dalam kondisi keluh kesah, maka pemikirannya, pasti menjauh dari Allah, dan memiliki keinginan berbuat mungkar.

Nah, saat pemikiran-pemikiran itu muncul, saya sadar. ini bukanlah godaan setan, (kasihan setankan kalau disalahkan terus...he...he...) melainkan saya yang mengundang pemikiran itu, untuk hadir kepada diri saya. Namun, tetap saja emosi saya penuh dengan rasa sedih, ada keluhan dalam diri, bahkan, rasa nyut-nyutan dikepala.

Shalat, Dzikir dan pasrah, induksi tenang dan relaks
Allahu akbar Allahu akbar...” suara adzan mendengung dari mesjid Matraman. Saya memutuskan melawan pemikiran ”Ya sudah gak usah shalat saja”, dengan bangun dari tidur, dan mengerakkan langkah kaki ke Mesjid. Dalam perjalanan (30m) dari kosan saya (masih ngekost sebelum menikah di Matraman dalam II) menuju mesjid. Pemikiran agar tidak usah shalat, terus saja berdengung.

Alhamdulillah, saya tiba di mesjid. Kemudian, shalat ashar berjamaah. Setelah shalat, saya mulai merasa damai. Namun, tetap saja berkutat dengan masalah. Artinya, saya belum bisa befikir bijak, menyikapi dengan positif terhadap masalah itu. Sambil duduk bersila menghadap kiblat, dengan merasakan hembusan udara di tubuh, melalui kipas angin mesjid. Saya berdzikir dan beristiqfar, dan meniatkan diri untuk memasrahkan masalah itu kepada Allah, serta mengharapkan solusi dari Nya.

Visi hidup, pengobar api semangat dan motivasi
Tiba-tiba saja, dalam kondisi mata terpejam sambil terus dzikir dan istiqfar. Saya seperti melihat film yang sedang berputar, tentang Visi hidup. Apa yang saya lihat membuat saya teringat dengan semua cita-cita dan mimpi-mimpi serta visi hidup saya. Yang tergambarkan, seperti melihat step by step, satu persatu, dari pertama sekali saya memutuskan visi hidup, sampai visi itu seakan-akan sudah menjadi kenyataan.

Setelah melihat sampai akhir. Saya mulai merasakan emosi yang tidak tenang, perlahan-lahan berkurang sampai saya benar-benar menjadi tenang dan relaks. Kemudian, terdengar suara di dalam. Lihatlah, menurutmu, kira-kira di mana pantasnya posisi masalah mu ini?”. Insight itu mengakibatkan saya bisa menyikapi masalah yang sedang saya hadapi. Bahkan, bagi saya masalah itu sangatlah kecil, dibandingkan dengan Visi hidup yang pantas saya jalani. Dan masalah itu hanyalah cara Allah mengajarkan untuk menemukan pembelajaran dan hikmah kehidupan. 

Fokus pada solusi
Alhamdulillah, setelah saya tenang, saya bisa bersyukur dengan pengalaman yang telah saya lalui. Fikiran kreatif saya pun, memberikan ide-ide sebagai solusi dari masalah itu. Dan insyaAllah, saya akan bisa merasakan emosi dari shahabat yang mau terapi, supaya keluar dari masalahnya.

Sahahabat yang baik. Inti yang ingin saya sampaikan. Tatkala Anda sedang menghadapi masalah, maka fokuskanlah fikiran Anda ke solusinya. Dan, bila Anda belum mampu melakukannya, maka lakukanlah satu aktifitas, yang bisa membuat Anda menjadi tenang dan relaks. Sehingga, fikiran kreatif Anda dapat menghasil ide-ide cemerlangnnya. Dalam hal ini saya berbagi, ”Fikirkan kembali Visi dan Misi hidup Anda, kemudian bandingkanlah dengan masalah yang sedang Anda hadapi. Menurut Anda, masalah yang sedang Anda alami, di mana posisinya dalam blueprint hidup Anda. Tentu menjadi sangat kecil sekarang, kan?

Matraman, Star 25 oktober 2010
Ciganjur, End  9 februari 2011
Bagikan