Sabtu, 02 April 2011

Cara Soto Betawi Mengecewakan Saya

Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabat saya yang budiman. Kehidupan yang terus berlalu yang telah dan sedang kita jalani, selalu mendatangkan pengalaman-pengalaman yang mengantarkan kita kepada pencerahan dan kebermaknaan hidup. Diantaranya seperti cerita pengalaman saya berikut ini.

Pelatihan NLP for Teaching
Perjalanan rekreasi memeriahkan ulang tahun dentist&dentists ke Pulau Ayer, mengingatkan saya pengalaman buka puasa bersama di Batam. Tahun 2010 yang lalu. Tepatnya pada hari kedua Ramadhan. Saya mendapat kesempatan untuk memberikan pelatihan tentang NLP for Teaching kepada Guru-guru di sana. Acara di selenggarakan oleh BPES batam post.
Pelatihan selama dua hari, Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Pada hari pertama juga turut di hadiri oleh pihak pejabat pemerintah dari Dinas Pendidikan. Selama di Batam, banyak pengalaman yang berkesan bagi saya. Pertama, pengalaman mencari/membeli charger Laptop Acer. Dan yang kedua, pengalaman buka puasa bersama dengan teman-teman dari BPES.

BPES, Sekolah pengusaha
BPES merupakan lembaga yang konsern untuk membantu para pengusaha kecil. Dari memberikan arahan berupa pelatihan dan bimbingan. Hingga mengucurkan dana kepada pedagang kecil, untuk mengembangkan usaha nya. Pada hari kedua pelatihan. Saya diundang untuk buka puasa bersama, sekaligus melihat tempat usaha bagi pengusaha didikan BPES.

Stand yang di bangun hampir 10 stand, yang di rancang khusus semacam gerobak. Ada yang jualan, Ayam Bakar, Pecel lele, Roti bakar, Es Campur, Pisang keju, Sate, Soto betawi, dan lain-lain.

Berbuka dengan soto betawi
Diantara beberapa pilihan yang ada, saya memutuskan memesan Soto betawi untuk berbuka. Alasan saya memilih soto betawi, karena saya pernah menikmati soto ini di Mangga Dua, bersama seorang shahabat saya. Soto nya enak. Mungkin karena sotonya kuning ada santannya. Saya lebih suka soto kuning dibandingkan bening.

Setelah memesan saya menunggu beberapa saat. Dan selang 7 menit kemudian, soto yang saya pesan pun tiba, bersama dengan pesanan teman-teman dari BPES lainnya. Namun, setelah saya lihat sotonya berwarna bening, saya jadi ragu mungkin salah kirim. Kemudian saya mengecek ke penjualnya. ”Pak, ini soto betawi ya? Kok bening? Tadikan saya pesan yang ada santannya?” Lalu penjual tersebut menjawab ”Ini soto betawi ada santannya pak, cuma tidak pakai kunyit. Sebab kalau pakai kunyit sulit nyuci mangkoknya”.

Belajar dari penjual soto
Jawaban beliau membuat saya tertawa dalam hati. “Tidak pakai kunyit karena susah di cuci mangkoknya”. Pengalaman ini benar-benar memberi saya pelajaran. Karena saya langsung melakukan perceptual (beginilah yang akan di alami oleh pelanggan / pengguna jasa pelatihan dan therapy saya, bila saya melayani dan memberi jawaban yang tidak masuk akal). Mau dibilang kecewa, saya tidak mengalami perasaan tersebut. Karena toh saya punya prinsip, biarpun saya kecewa dan dongkol. Tetap saja, soto yang ada didepan saya, tidak berubah sesuai harapan saya. Jadi saya nikmati saja. Jadi Anda mengerti sekarang maksud tema ”Cara Soto Betawi Mengecewakan Saya”, bukanlah soto yang mengecewakan tetapi pelayanan yang diberikan oleh penjual soto itu, memberi kesan ketidakpuasan bagi diri saya).

Keesokan harinya, setelah check out dari Hotel, saya langsung di antar ke Bandara oleh Ibu Lisya Manager BPES. Dan jam 14.30 saya mendarat di Polonia Medan. Dari Batam saya langsung memilih balik ke Aceh transit di Medan. Dan saya pulang dengan membawa pengalaman yang sungguh amat berharga dalam hidup saya. Bagaimana dengan Anda?

Ciganjur, 22 Maret 2011
Bagikan