Senin, 11 April 2011

Lepas Dari Kemelekatan


Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabat saya yang berbahagia. Enstein pernah menjelaskan tentang hukum relativitasnya, seperti berjalannya waktu orang yang saling jatuh cinta dan sedang bertemu. Seakan-akan waktu berjalan begitu cepat. Namun, bagi yang sedang menunggu masa tahanannya, seolah-olah matahari sangat lama terbenam. Itulah relativitas. Dan, tanpa terasa pula, hari ini kita sudah memasuki pada usia ke empat (April) tahun 2011. Mudah-mudahan bulan ini semakin menjadikan hidup Anda dan saya, semakin bermakna. Amin..

Sebentar lagi saya akan bercerita kepada Anda, tentang kejujuran, apa adanya, dan kelepasan dari kemelekatan ego. Mungkin saja Anda sudah pernah mengalami atau sudah seperti cerita saya berikut ini.
Mama & Aa
Bagi Anda yang pernah menyempatkan waktu untuk menonton TV di waktu luang Anda, tentu pasti tau program di salah satu stasiun TV swasta. Program ini dimulai dari jam 05.00-06.00 pagi. Tepatnya setelah shalat shubuh. Anda bisa menebaknyakan? Ya, tepat sekali. Program Mama & Aa.

Saya tidak tau persisnya tema tadi pagi (Minggu, 3 April 2011). Akan tetapi saya sempat menyaksikan, bertepatan Adel memberikan kesempatan kepada hadirin yang hadir di studio. Seorang ibu-ibu bertanya;

Mama Curhat dong; ”Bagaimana tatacara melaksanakan shalat Qudsi, yaitu shalat untuk menghadiahkan sesuatu kepada orang lain”. Kemudian Mama menjawab: ”Bila kita mau menghadiahkan, biasanya berupa doa ibu, bukan shalat”. Tapi ibu yang bertanya tadi menjelaskan lagi maksud pertanyaannya, ”Biasanya dilakukan untuk orang yang sudah meninggal”. Tambahnya.

Ketidakmelekatan
Setelah penanya menjelaskan pemahaman yang pernah dia dapatkan mengenai pertanyaannya itu, Mama Dedeh menjawab dengan? Sementara itu, bagi saya jawaban yang di berikan oleh Mama, merupakan pembelajaran akan ketidak melekatan kan ego. Terutama seperti saya sebagai seorang pembicara/Trainer Softskill. Taukah Anda apa jawaban yang Mama dedeh berikan?

Ibu, saya belum tau hal yang ibu tanyakan. Mungkin ada ibu-ibu di studio yang maham, mengerti dan sudah belajar tentang itu, boleh membantu menjawab”. Dengan suara tegas, lepas, tanpa ada beban. Beban berupa ego ”Malu ah gak bisa jawab”.

Pemebelajaran
Dulu di awal-awal saya menjadi Trainer, perasaan takut dianggap bodoh kalau tidak bisa menjawab, sempat menyelimuti diri saya. Tetapi, syukur Alhamdulillah, sekarang saya bahkan merasa sangat senang sekali, apabila ada pertanyaan yang sangat sulit diberikan oleh peserta. Karena, saya dapat pembelajaran baru dari pertanyaan tersebut. Terkadang bila belum bisa saya jawab, maka saya menangguhkan jawabannya, dan terkadang saya jawab dengan ”Saya belum tau”.

Dan, program Mama & Aa yang saya saksikan tadi pagi, seperti yang telah saya ceritakan kepada Anda. Semakin menambah kesadaran saya akan bersikap alamiah dan apa adanya. Tanpa ada rekayasa, kemelekatan, merdeka dan kalau di Pontren NLP terkenal dengan istilah ”Like something in the wall”. Mari ikhlaskan diri untuk Jujur, bertanggung jawab dan mencintai diri sendiri seutuhnya.

Ciganjur, Minggu, 3 April 2011
Bagikan