Jumat, 07 September 2012

1000 Kata Vs 1 Tindakan, Siapa Yang Menang?



Makan Mie Aceh
Tiga hari yang lalu, sekitar jam 18.30 selepas Maqrib. Saya mengendarai motor pulang dari Pasar minggu. Karena jalanan lumayan macet, maka saya memutuskan mampir ke Mie Aceh di Kampung Kandang--setelah KKO.

Saya memesan Mie kesukaan saya dan juz timun yang biasanya masyarakat Aceh santap hendak berbuka puasa.
 
Selang beberapa menit kemudian, Abang penjual Mie Aceh selesai meracik dan menghidangkan ke depan saya. Lalu, mulut saya pun menikmati mie itu dengan penuh khidmat.

Setelah itu pengunjung yang lain datang memesan untuk dibuatkan 3 bungkus--bawa pulang. Dan yang berkesan bagi saya pada peristiwa ini. Tatkala seorang lelaki paruh baya. Saya menduga usianya sudah 60 tahun.

Di tangan kanannya, antara jari telunjuk dan jari tengah terhimpit tembakau, cengkeh dan zat lain terbalut warna putih. Ujung kertas yang membalut pecahan kecil tembakau mengambul asap berwarna putih.

Lelaki itu berkulit sawo matang. Agak hitam manis. Rambutnya cepak seperti standar rambut tentara. Wajahnya berperawakan orang Medan. Dahinya agak besar. Alisnya tebal. Matanya tidak terlalu sipit namun juga tidak belok. Ya, seperti orang non Tiong Hua bermata sipit.

Kekuatan tindakan
Bapak itu mengenakan kaos berwarna hitam. Celana jeans dan sepatu kulit menutupi mata kakinya. Yang sangat-sangat berkesan bagi saya, kata-kata tercetak di baju beliau.

"Sehebat apa pun kata-katanya, Tindakan kecil lebih bermakna".

Saat membaca kata-kata itu, sembari memutar-mutar garpu supaya Mie saya santap melingkar di garpu mudah saya santap. Pikiran saya terus terngiang kalimat sederhana itu. Akan tetapi, kekuatannya luar biasa sekali.

Bahkan, hingga saat ini. Kalimat itu masih terngiang-ngiang di dalam sini (memori).

Ciganjur, 7 September 2012
===================================================


Telah Terbit Buku “Be The Worst; 11 Manuscript Terlarang”.
 
Dalam buku ini membahas tentang 11 paradigma berpikir, 7 diantaranya;
  1. Mengapa menceritakan kejelekan orang lain, justru tidak mengubah perilaku orang tersebut?
  2. Mengapa Islam menganjurkan agar jangan terlalu benci, juga tidak terlalu cinta?
  3. Bagaimana cara memutuskan kegalauan, antara tetap menjadi karyawan atau berusaha sendiri?
  4. Bagaimana cara mengoptimalkan potensi dalam diri?
  5. Apakah ada korelasi yang kuat antara membatasi ilmu dengan terbatasnya rezeki?
  6. Apa yang menyebabkan pekerjaan menumpuk sehingga deadline sering mengejar-ngejar kita?
  7. Mengapa saya menganjurkan “Be The Worst” bukan sebaliknya “Be The Best”?
Harga hanya Rp.40.000,- rupiah. Khusus 100 pemesan pertama mendapat diskon 25%. Dan pemesan wilayah Jakarta, GRATIS ongkos kirim. 
Pengiriman menggunakan jasa pengiriman JNE. 
Cara memesan:
Ketik “Nama – Alamat (Jl, No, Rt/Rw, Kec, Kelurahan, Kota, Kode pos)” Kirim ke 0878.7603.7227 atau BB 270fe9b7, Sekarang.
Bagikan