Public speaking is not popularity
contest.
#Bayu
Murti
Public
speaking for Pru Power Vision Leader
Bulan April yang lalu. Saya mempresentasikan tentang publik
speaking dan manfaatnya untuk para Leader Asuransi di Agency Pru Power Vision.
Agency ini berlabuh di Wisma Nugra Santana. Jika Anda berangkat dari arah
semanggi. Maka, posisinya tepat setelah Mid-Plaza. Seberangnya itu gedung
Indofood tower.
Setelah saya dan rekan trainer—Pak Bayu Murti menjelaskan
mengenai program kami—kemudian kami pamitan. Selanjutnya tinggal menanti
informasi, berapa leader yang akan memutuskan untuk ikut.
Pelaksanaan dari rencana awal, sempat termundur. Karena, tidak
mencukupi kuota peserta berdasarkan harga yang kami tawarkan. Setelah itu, saya
memperjelas kembali kepada Pak Astrid—inisiator training public speaking for leader Pru Power Vision—bahwa, berapapun peserta
daftar, training tetap kita jalankan.
Akhirnya, tanggal pelaksanaannya kami tentukan. Yaitu, tanggal 24-25 Mei. Kamis dan Jumaat. Peserta yang menyatakan ikut
sebanyak 18 orang. Para leader yang sudah menjadi Agency Manager. Unit Manager.
Juga Agent baru bergabung.
Day
#1; gesture, voice, tone & profiling
Hari pertama, rekan saya pak Bayu Murti yang mengisi kelas tersebut. Beliau membawakan tentang gesture, cara berjalan, berdiri, duduk,
ekspresi wajah dan olah vokal. Materi ini sangat-sangat berkesan bagi peserta.
Karena, menurut mereka. Ternyata, suara mengandung kekuatan saat berbicara itu,
berasal dari diafragma.
Saya dan pak Bayu berkomitmen. Selama dua hari training, untuk
memperbanyak praktek. Sementara materi bisa mereka baca pada modul yang kami
serahkan ke peserta. Sehingga, selama hari full. Pak Bayu membantu peserta,
agar menemukan karakter suaranya masing-masing. Termasuk, tips mengatasi memerism. Memerism itu seperti menggaruk-garuk hidung, tangan, dan pinggang,
tanpa alasan.
Day
#2; Story telling
Sementara hari kedua. Saya membawakan materi lanjutannya. Berupa,
cara mengatasi kecemasan saat berada di depan panggung. Cara menghayati
materi—menghadirkan soul saat
berbicara—dan, teknik story telling.
Juga, mengulangi materi sehari sebelumnya. Agar mereka lebih mengingatnya. Hari kedua ini pun, tanpa membahas teori tampilan slide
presentasi. Kecuali, praktek, praktek, dan
praktek.
Saya bersyukur kepada Allah. Para peserta puas dan merasa
sangat beruntung mengikuti pelatihan ini. Sebagaimana sharing mereka di akhir
sesi workshop. Beberapa peserta tadinya tidak berniat ikut, karena menganggap
harganya mahal. Ada juga merasa tidak perlu, karena
berbicara itu hal mudah.
Peserta
puas
Akan tetapi, setelah mengikuti, yang tadinya mengatakan mahal,
malah menganggap sangat-sangat murah dibandingkan hasil dia dapatkan. Tadi
mengatakan tidak perlu. Malah berkomentar, “Ternyata,
meskipun sering berbicara di depan. Belum tentu orang tersebut mempunyai seni
berbicara. Seperti suara bertenaga, penyampaian yang menghipnosis, dan
mengaduk-aduk emosi pendengar”.
Satu hal lagi. Menurut saya, lebih menariknya adalah, ada
peserta saat menyampaikan pengalamannya. Kalau tidak dihentikan, maka, tidak
berhenti berbicara. Padahal dulunya, berbicara 15 menit saja sudah ngos-ngosan.
“Dulu saya sharing kepada agent 15 menit
saja sudah capek. Tapi sekarang, seharian penuh, ayo”.
Terima kasih kepada pak Astrid telah mengundang. Dan untuk semua peserta
telah mengizinkan saya dan pak Bayu berbagi cerita serta pengalaman tentang public speaking. Jika Anda berminat
mengadakan training sejenis di perusahaan Anda. Silakan hubungi 0815.1144.8147
sekarang.
Ciganjur, Minggu, 27 Mei 2012
Bagikan
